Sanjaya (2006: 212) mengatakan “Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah”. Dalam penerapan SPBM, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menetapkan topik masalah, Walaupun sebenarnya guru sudah, mempersiapkan apa yang harus dibahas. Proses pembelajaran diarahkan agar siswa mampu menyelsaikan masalah secara sistematis dan logis. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) sama dengan model Problem Basic Intruction (PBI) atau pembelajaran berbasis masalah dan sama dengan Strategi Problem solving yaitu sama-sama pembelajaran yang berorientasikan pada masalah pada masalah dan penyelsaiannya.
Konsep Dasar dan Karakteristik PBI
Menurut Sanjaya (2006: 212) terdapat tiga ciri utama dari PBI. Yang pertama, PBI merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBI ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBI tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pembelajaran, akan tetapi melalui PBI siswa aktif berfikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan. Kedua, aktivitas pembelajarandiarahkan untuk menyelsaikan masalah. PBI menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran. Ketiga, pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berfikir secara ilmiah. Berfikir dengan metode ilmiah adalah proses berfikir deduktif dan induktif. Proses berfikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berfikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelsaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidkan, maka PBI merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari selama ini kemampuan siswa untuk dapat menyelsaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru (Sanjaya, 2006: 212). Ciri-ciri pembelajaran dengan cara pembelajaran dengan cara penyelsaian masalah adalah siswa yang bekerja secara individu/kelompok kecil, tugas yang diselesaikan adalah persoalan realistis untuk dipecahkan namun lebih disukai soal yang memiliki banyak kemunkinan jawaban. Siswa menggunakan berbagai pendekatan belajar. Hasil pemecahan masalah di kemukakan/didiskusikan antara semua siswa. Diktat metode dan strategi pembelajaran 2007.
Untuk mengimplementasikan PBI, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut biasanya diambil dari buku teks atau dari sumber-sumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan. (Sanjaya, 2006: 213).
Priyono dalam Yesaya (2009: 25) “Guru perlu menciptakan masalah berdasarkan pokok bahasan tertentu dalam mata pelajaran tertentu untuk dipecahkan oleh anak didik”. Prinsip pemecahan masalah ini sangat penting untuk memotivasi siswa lebih bersemangat, lebih sabar, dan lebih tekun dalam menghadapi masalah belajar.
Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:
- Guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.
- Guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berfikir rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
- Guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
- Guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajarnya.
- Guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).
2. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Instruction
Hakikat masalah dalam PBI adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwa-peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dibawah ini kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam PBI.
- Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue) yang bisa bersumber dari berita, rekaman, video, dan yang lainnya.
- Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.
- Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak (universal), sehingga terasa manfaatnya.
- Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
- Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.
3. Langkah-Langkah PBI
John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika dalam Sanjaya (2006: 215), menjelaskan 6 langkah PBI yang kemudian dinamakan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu:
- Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
- Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
- Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
- Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
- Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
- Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
Gagne dalam Dahar (1988: 138), “Kemampuan untuk memecahkan masalah, pada dasarnya, merupakan tujuan utama proses pendidikan”. Secara umum PBI bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beikut:
Menyadari Masalah
Implementasi PBI harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampaun yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat menentukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok kecil bahkan individual.
Merumuskan Masalah
Bahan pembelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk menyelsaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, memerinci, dan menganalisis masalah sehingga pada akhirnya muncul rumusan masalah yang jelas, dan dapat dipecahkan.
c. Merumuskan Hipotesis
Sebagai proses berfikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berfikir deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan.kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselsaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan bebagai kemungkinan penyelsaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
d. Mengumpulkan Data
Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berfikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelsaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses imajinasi akan tetapi prose didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilih data, kemudian memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah dipahami.
e. Menguji Hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Di samping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
f. Menentukan Pilihan Penyelsaian
Menentukan pilihan penyelsaian merupakan akhir dari proses PBI. Kemampuan yang diharapakan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatf penyelsaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
4. Keunggulan dan Kelemahan PBI
a. Keunggulan
Sebagai suatu stretegi pembelajaran, PBI memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:
- Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
- Melalui Pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (PKn dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
- Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
- Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
b. Kelemahan
Di samping keunggulan, PBIjuga memiliki kelemahan, diantaranya:
- Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
- Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
- Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Demikian ulasan singkat tentang Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Instruction semoga ulasan singkat ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi anda, jika ulasan ini dianggap berguna bagi anda, silahkan share artikel ini. Terima Kasih