Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

×

Pengertian Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

Sebarkan artikel ini

Pengertian Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) – Model pembelejaran menurut Aunurrahman (2011: 141) mengatakan bahwa model pembelajaran adalah seluruh aktivitas pembelajran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru harus bermuara pada terjadinya proses belajar mengajar siswa. Dalam hal ini model-model pembelajaran yang dipilih dan dikembangakan guru hendaknya mendorong siswa untuk belajar dengan mendayagunakan potensi yang merekan miliki secara optimal. Menurut Brady dalam Aunurrahman (2011: 146) mengemukan bahwa model pembelajan dapat diartikan sebagai Blueprint yang dapat dipergunakan untuk membimbing guru di dalam mempersiapkan pelaksanaan pembelajran.

Berdasarkan teori tersebut model pembelajran adalah aktivitas pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru dengan tujuan untuk mengefektifkan proses belajar mengajar dan mengembangkan potensi atau bakat atau kemampuan yang ada dalam diri siswa secara optimal. Dipihak lain, menurut Mangkuprawira (2008: 1) dalam (Aunurrahman, 2011: 142) menyatakan bahwa untuk mengkokohkan pemahahaman tetang model-model pembelajaran, perlu dikaji kembali asumsi tentang belajar:

Scroll untuk melihat konten
  1. Setiap individu pada setiap tingkat usia memiliki potensi untuk belajar, namun dalam prosesnya, keberhasilan antarindividu akan beragam; ada yang cepat dan ada yang lambat tergantung pada motivasi dan cara yang digunakan.
  2. Tiap individu mengalami proses perubahan dimana situasi belajar yang baru sangat mungkin menimbulkan keraguan, kebingungan, bahkan ketidak-senangan tetapi dipihak lain banyak juga yang menyenangkan.

Jadi, dari proses belajar dapat diketahui tingkat potensi yang dimiliki setiap siswa yang sangat tergantung pada motivasi belajar siswa itu sendiri. Oleh karena itu, sebelum gurumemilih dan menentukan model pembelajar- anyangakanditerapkan,terlebihdahuluharusmengetahui sutuasi dan kondisi belajar serta potensi yang dimiliki oleh setiap siswa.

Jika membahas tentang model pembelajaran sangat luas karena menurut Aunurrahman (2011: 146) menyatakan bahwa “ada sejumlah pandangan pendapat berkenaan dengan model pembelajaran yang perlu kita kaji untuk memperluas pemahaman dan wawasan kita sehingga kita dapat semakin fleksibel dalam menentukan salah satu model pembelajaran model pembelajaran yang tepat.” Jadi, berdasakan pandangan tersebut dalam hal ini peneliti hanya berfokus pada model pembelajaran VCT yang dianggap mempunayi korelasi positif dengan pembelajaran “Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)”.

Pengertian Model Pembelajaran Value Clarification Technique

Menurut Sanjaya dalam (Taniredja, dkk, 2011: 87-88) mengatakan bahwa model pembelajaran VCT merupakan teknik pengajaran untuk membantu siswa dalam mencari dan menentukan suatu nilai yang dianggap baik dalam menghadapi persoalan melalui proses menanalisis nilai yang sudah ada dan tertanam dalam diri siswa.Sedangkan, karakteristik model pembelajaran VCT sebagai suatu model atau strategi pembelajaran sikap adalah proses penanaman nilai dilakukan melalui proses analisis nilai yang sudah ada sebelumnya dalam diri siswa kemudian menyelaraskannya dengan nilai- nilai baru yang hendak ditanam.




Berdasarkan teori tersebut model pembelajaran VCT adalahsuatubentuk ataupolabelajaryanginginmenanamkansikap positif dalam diri siswa. Sikap positif tersebut berbentuk nilai-nilai yang terkandung dalam budaya demokrasi Indonesia. Sebenarnya, nilai budaya demokrasi sudah dalam diri siswa, seperti siswa itu mengerti kalau memutuskan sesuatu permasalahan harus melalui keputusan bersama berdasarkan suara terbanyak. Jadi, untuk membangkitkan kembali sikap dan nilai positif siswa harus melalui model pemebalajaran yang sesuai, yaitu model pembelajaran VCT.

Tujuan Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Setiap proses belajar sudah tentu mempunyai tujuan pembelajaran agar lebih terarah dan dapat diukur tingkat ketercapaian. Seperti tujuan menggunakan model pembelajaran VCT dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Mengenai hal tersebut menurut Taniredja, dkk (2011: 88) tujuan menggunakan VCT dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sebagai berikut:

  1. Mengetahui dan mengukur tingkat kesadaran siswa tentang suatu nilai, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pijak untuk menentukan target nilai yang akan dicapai.
  2. Mananam kesadaran siswa tentang nilai-nilai yang dimiliki baik tingkat maupun sifat yang positif maupun yang untuk selanjut ditanam- kan actual peningkatan dan pencapaian target nilai.
  3. Menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa melalui cara yang rasional (logis) dan diterima siswa,  sehingga  pada  akhirnya  nilai tersebut akan-menjadi milik siswa sebagai proses kesadaran moral bukan kewajiban moral.
  4. Melatih siswa dalam menerima nilai-nilai dirinya dan  posisi  nilai  orang lain, menerima serta mengambil keputusan terhadap suatu persoalan yang berhubungan dengan pergaulannya dan kehidupan sehari-hari.




Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan menggunakan model pembelajaran VCT dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk mengetahui dan mengukur kesadaran siswa tentang nilai-nilai, menanamkan kesadaran siswa tentang nilai-nilai positif, menanamkan nilai-nilai tertentu kepada siswa secara rasional agar mudah dipahami, dan melatih siswa menerima nilai-nilai dirinya dan posisi orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Terutama nilai-nilai yang terdapat dalam budaya demokrasi, seperti menhargai pendapat orang lain, memecahkan suatu permasalahan untuk keputusan bersama berdasarkan suara terbanyak, dan sebagainya.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Value Clarification Technique

Setiap penerapan model pembelajaran harus mengikuti langkah-langkah atau tahap-tahap agar proses belajar mengajar lebih sistematis atau tersusun. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran VCT yang bagi tujuh bagian dan tiga tingkatan. Menurut Joralimek (1977) dalam Taniredja, dkk (2011: 89-90) mengenai masalah tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

Tingkat 1. Kebebasan Memilih
  1. Memilih secara bebas, artinya kesemapatan untuk menentukan pilihan yang menurutnya tidak akan menjadi miliknya secara penuh.
  2. Memilih dari beberapa sikap, artinya menentukan pilihannya dari beberapa sikap pilihan secara bebas.
  3. Memilih setelah melakukan analisis pertimbangan konsekuensi yang akan timbul sebagai akibat atas pilihannya itu.

Setiap model pembelajaran mepunyai keunggulan atau kebaikan dan kelemahan. Akan tetapi, pada bagian ini akan diuraiankan kebaikan-kebaikan atau keunggulan model pembelajaran VCT. Menurut Djahiri dalam Taniredja (2011: 91) model pembelajaran VCT, sebagai berikut:

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kebaikan-kebaikan model pembelajaran VCT adalah mampu membina dan menanamkan nilai moral, mampu mengklifikasi atau menggali pesan materi dan kemudian menyampaikan pesan moral tersebut tersebut, mampu menilai kualitas nilai moral siswa, mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa, mampu memberikan sejumlah penagalaman belajar dalam berbagai kehidupan, mampu menangkal tekanan nilai moral dalam diri seseorang, dan mampu memberikan gambaran nilai moral yang patut diterima.

Jadi, kebaikan-kebaikan model pembelajaran VCT adalah mampumenanamkan, mengklarifikasi, menilai, mengembangkan potensi, memberikan, menangkal tekanan moral, dan menggambarkannilai moral yang terdapat budaya demokrasi

Pada uraian sebelumnya telah dibahas kebaikan-kebaikan model pembelajaran VCT dan bagian selanjutnya akan diuaraikan kelemahan-kelemahan model pembelajaran VCT. Menurut Taniredja, dkk (2011: 92) kelemahan-kelemahan model pembelajaran VCT, sebagai berikut:




Berdasakan pendapat tersebut selain kebaikan-kebaikan kelemahan model pembelajaran VCT juga mempunyai kelemahan-kelemahan ,seperti guru harus memmiliki keterampilan dan sikap terbuka, jika tidak memiliki sikap tersebut siswa akan bersikap semu, nilai yang tertanam dalam guru,, siswa, dan masyarakat akan mengganggu pencapaian target nilai, sangat dipengaruhi kemampuan guru  untuk menggali nilai yang terdapat dalam diri siswa, dan guru atau dosen harus kratif dan inovatif dengan menggunakan media lingkungan terutama  dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Setelah mengtahui kebaikan dan kelemahanmodelpembelajaran VCT. Terutama pada bagian kelemahan ada beberapa cara untuk mengatasinya. Menurut Taniredja, dkk (2011: 92) cara mengatasi kelemahan model pembelajaran VCT, sebagai berikut.

Jadi, guru atau dosen harus terus berlatih menggunakan model pembelajaran VCT merupakan acuan untuk perbaikan model tersebut. Kemudian dalam proses pembelajaran sebaikanya guru atau dosen menggunakan pendekatan dengan cara memberikan contoh- contoh berbagai hal atau peristiwa terjadi di lingkungan peserta didik.

  1. Adanya perasaan senang dan bangga dengan nilai yang menjadi pilihannya, sehingga nilai tersebut akan menjadi integral pada dirinya.
  2. Menegaskan nilai yang sudah menjadi bagian integral dalam dirinya di depan umum, yaitu menganggap bahwa nilai itu sebagai pilihannya sehingga harus berani dengan penuh sesadaran unutk  menunjukannya di depan orang lain.
  3. Tingkat 3. Berbuat
    • Adanya kemauan dan kemampuan untuk mencoba melaksanakannya.
    • mau mengulangi perilaku sesuai dengan nilai pilihannya, yaitu nilai yang menjadi pilihannya harus tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan pendapat tersebut penerapan model pembelajaran VCT dibagi tiga tingkatan yaitu kebebasan memilih, menghargai, dan berbuat. Pada setiap tingakatan-tingkatan mempunyai tahap yang harus perhatikan pada penerapan seperti pada tingkatan kebebasan memilih, siswa bebas memilih nilai-nilai yang dianggapnya baik dengan beberapa actual ive pilihan setelah melakukan analisis pertimbangan dan siap menerima akibat dari pilihannya. Pada tingkat menghargai, ada perasaan senang dan bangga siswa dengan nilai dan menegaskan bahwa nilai yang dipilihnya merupakan bagian integral dalam dirinya. Pada tingkat berbuat, siswa dituntut untuk melaksanakan nilai-nilai pilihannya dan mau mengulangi kembali nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kebaikan-kebaikan Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
    1. Mampu membina dan menanamkan nilai dan moral pada ranah internal side;
    2. Mampu mengklarifikasi atau menggali dan menangungkapkan isi pesan materi yang disampaikan selanjutnya akan mempermudah bagi guru untuk menyampaikan makna atau pesan nilai atau moral;
    3. Mampu mengklarifikasi dan menilai kualitas nilai moral dari siswa, melihat  nilai  yang  ada  pada orang lain memahami nilai moral yang ada dalam kehiduapan nyata;
    4. Mampu mengundang, melibatkan, membina dan mengebangkan potensi diri siswa terutama mengembangkan potensi sikap;
    5. Mampu memberikan sejumlah pengalaman belajar dari berbagai kehidupan;
    6. Mampu menangkal, meniadakan mengitervensi dan memadukan berbagai nilai moral dan sistem nilai dan moral yang ada dalam diri seseorang.
    7. Memberikan gambaran nilai moral yang patut diterima dan menuntun serta memotivasi untuk hidup layak dan bermoral tinggi.




Kelemahan-kelemahan Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
    1. Guru memiliki keterampilan melibatkan peserta didik dengan keterbukaan, saling pengertian dan penuh kehangatan maka siswa akan memunculkan sikap semu atau imitasi. Siswa akan bersikap menjadi siswa yang sangat baik, ideal, patuh, dan penurut namun hanya bertujuan untuk menyenangkan guru atau memperoleh nilai yang baik.
    2. Sistem nilai yang dimiliki dan tertanam dalam guru, peserta didik dan masyarakat yang kurang atau tidak baku dapat mengganggu tercapainya target nilai baku yang ingin dicapai atau nilai etik.
    3. Sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengajar teruma memerlukan kemampuan atau keterampilan bertanya tingkat tinggi yang mampu mengungkapkan dan menggali nilai yang ada dalam diri peserta didik.
    4. Memerlukan  kreativitas  guru  menggunakan   media   yang tersedia dilingkungan terutama yang aktual dan faktual sehingga dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.
    5. Cara Mengatasi Kelemahan Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)
    6. Guru berlatih dan memiliki keterampilan mengajar sesuai standar komptensi. Pengalaman guru yang berulang-ulang kali menggunakan model pembelajaran VCT akan memberikan pengalaman sangat berharga karena memunculkan model-model pembelajaran model VCT yang  merupakan    modifikasi    sesuai   kemampuan   dan kreativitas guru.
    7. Dalam setiap pembelajaran menggunakan tematik atau pendekatan kontekstual, antara lain dengan mengambil topik yang sedang terjadi dan ada di sekitar peserta didik, menyesuaikan dengan hari besar nasional, atau mengaitkan dengan program yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah.

Sekian dulu postingan Pengertian Model Pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) semoga dapat menjadi referensi bagi anda. Jika postingan ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan share/bagikan postingan ini. Terima kasih Telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.