Pengertian Model Pembelajaran Open Ended Learning – Pembelajaran terbuka atau yang sering dikenal dengan istilah Open Ended Learning (OEL) merupakan proses pembelajaran yang di dalamnya tujuan dan keinginan individu atau siswa dibangun dan dicapai secara terbuka. Tidak hanya tujuan, OEL juga bisa merujuk pada cara- cara untuk mencapai maksud pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka, artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi.
Pada penerapan model OEL, siswa dihadapkan dengan problem open ended tujuan utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban. Karena, dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk menjelaskan cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban siswa yang beragam. Selain itu, siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tersebut.20 Dengan demikian, model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentuk pola pikir, keterpaduan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sifat “keterbukaan” dari problem itu dikatakan hilang apabila guru hanya mengajukan satu alternatif cara dalam menjawab permasalahan. Dasar keterbukaan masalah diklasifikasikan dalam tiga tipe, yaitu: (1) prosesnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak cara penyelesaian yang benar, (2) hasil akhirnya terbuka, maksudnya masalah itu memiliki banyak jawaban yang benar, dan (3) cara pengembangan lanjutannya terbuka, maksudnya ketika siswa telah menyelesaikan masalahnya, mereka dapat mengembangkan masalah baru yaitu dengan cara merubah kondisi masalah sebelumnya (asli).
Ciri penting dari masalah open ended adalah terjadinya keleluasaan siswa untuk memakai sejumlah metode dan segala kemungkinan yang dianggap paling sesuai untuk menyelesaikan masalah. Artinya, pertanyaan open ended diarahkan untuk menggiring tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan guru. Sajian masalah yang diberikan haruslah kontekstual, kaya makna (gunakan gambar, diagram, tabel), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimbingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup dalam menyajikan problem, memecahkannya, mendiskusikan pendekatan dan penyelesaian dan merangkum apa yang telah dipelajari siswa. Maka, guru dapat membagi dua periode waktu untuk satu problem open ended. Periode pertama, siswa bekerja secara individual atau kelompok dalam memecahkan problem dan membuat rangkuman dari proses penemuan yang mereka lakukan. Kemudian periode ke dua, digunakan untuk diskusi kelas mengenai strategi dan pemecahan serta penyimpulan dari guru. Dari pengalaman pembelajaran seperti ini terbukti efektif.
Pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang layak didiskusikan ialah yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Menarik minat siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.
- Mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan kebenarannya.
- Pada umumnya tidak mempermasalahkan “manakah yang benar”, melainkan lebih mengutamakan hal yang mempertimbangkan dan membandingkan.
Ada beberapa asumsi yang mendasari Open Ended Learning ini, antara lain :
- Konteks dan pengalaman merupakan hal penting untuk dipahami: pembelajaran akan sangat efektif jika ia melibatkan pengalaman yang kaya dan konkret yang dengannya siswa bisa menjumpai, membentuk dan mengubah teori-teorinya secara praktis di lapangan.
- Pemahaman harus dimediasi secara individual: siswa menilai apa, kapan, dan bagaimana pembelajaran terjadi.
- Meningkatkan proses kognitif sering kali lebih penting daripada menciptakan produk-produk pembelajaran.
- Pemahaman lebih berharga daripada hanya sekedar mengetahui : lingkungan pembelajaran yang open ended harus menenggelamkan siswa dalam pengalaman-pengalaman yang dapat melejitkan pemahaman mereka melalui eksplorasi, manipulasi dan kesempatan untuk memahami suatu gagasan daripada sekedar melalui pengajaran langsung.
Komponen-komponen OEL ini dapat dibagi dalam beberapa hal berikut ini :
- Konteks – dibangun secara eksternal, diperkenalkan secara eksternal, atau diciptakan secara individual
- Sumber – statis dan dinamis
- Strategi – pemrosesan, pencarian, pengumpulan, pengorganisasian, dan penciptaan
- Scaffolding – konseptual, metakognitif dan strategis.
Langkah-langkah Model Open Ended Learning
Adapun langkah-langkah dalam proses pembelajaran Open Ended Learning yaitu :
Persiapan
Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru harus membuat program suatu pelajaran rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat pertanyaan open ended problem.
Pelaksanaan, terdiri :
- Pendahuluan, yaitu siswa menyimak motivasi yang diberikan oleh guru bahwa yang akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari sehingga mereka semangat dalam belajar. Kemudian siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru agar diketahui pengetahuan awal mereka terhadap konsep-konsep yang akan dipelajari.
- Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah- langkah berikut :
- Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang
- Siswa mendapatkan pertanyaan open ended problems
- Siswa berdiskusi bersama kelompok mereka masing-masing mengenai penyelesaian dari pertanyaan open ended problems yang telah diberikan oleh guru
- Setiap kelompok siswa melalui perwakilannya, mengemukakan pendapat atau solusi yang ditawarkan kelompoknya secara bergantian
- Siswa atau kelompok kemudian menganalisis jawaban-jawaban yang telah dikemukakan, mana yang benar dan mana yang lebih efekti
- Kegiatan akhir, yaitu siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru.
Evaluasi
Setelah berakhirnya KBM, siswa mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan open ended problems yang merupakan evaluasi yang diberikan oleh guru.
Sementara itu, langkah-langkah yang perlu diambil oleh guru dalam Open Ended Learning adalah :
- Menghadapkan siswa pada problem terbuka dengan menekankan pada bagaimana siswa sampai pada sebuah solusi
- Membimbing siswa untuk menemukan pola dalam mengkonstruksi permasalahannya sendiri
- Membiarkan siswa memecahkan masalah dengan berbagai penyelesaian dan jawaban yang beragam
- Meminta siswa untuk menyajikan hasil temuannya.
Kelebihan dan Kekurangan Open Ended Learning
Adapun kelebihan dari Open Ended Learning antara lain :
- Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya
- Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif
- Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri
- Siswa secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan
- Siswa memiliki banyak pengalaman untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan
Sedangkan kekurangan dari Open Ended Learning, antara lain :
- Membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi siswa bukanlah pekerjaan yang mudah
- Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan
- Siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka
- Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang dihadapi.
Sekian penjelasan singkat tentang Pengertian Model Pembelajaran Open Ended Learning semoga dapat menjadi referensi bagi anda, jika postingan ini dirasa menarik bagi anda silahkan share/bagikan postingan anda. Terima kasih telah berkunjung.