Pengertian, Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Synergetic Teaching – Strategi pembelajaran Synergetic Teaching merupakah salah satu strategi pembelajaran aktif yang tujuan penerapannya adalah untuk mengaktifkan kegiatan belajar siswa. Dalam mempelajari matematika, keaktifan siswa sangatlah dituntut selama proses pembelajaran, karena matematika memberi penekanan pada perkembangan siswa yang menyeluruh termasuk perkembangan kognitif, afektif dan psikomotor. Wina Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran yang berorientasi kepada aktivitas siswa merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengoptimalkan perolehan hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Oleh karena itu, maka strategi pembelajaran Synergetic Teaching juga dapat meningkatkan perkembangan ketiga aspek tersebut.
Ahmad Sabri menyatakan bahwa strategi pembelajaran Synergetic Teaching memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara yang berbeda dengan membandingkan catatan mereka. Dalam hal ini berarti siswa dilatih untuk berfikir sendiri secara maksimal dalam memahami konsep-konsep, mengungkapkan ide-idenya dalam menyelelesaikan soal, kemudian hasil pemikiran individu akan saling ditukarkan atau dibagikan kepada teman pasangannya tentang apa yang didapatkan nya melalui pengajaran yang berbeda. Siswa akan saling membandingkan pengalaman-pengalaman (yang telah mereka peroleh dengan teknik berbeda) yang akan membuat mereka berperan dari awal sampai akhir pelajaran.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan strategi pembelajaran Synergetic Teaching adalah siswa dibagi menjadi dua kelompok belajar, kemudian kedua kelompok tersebut dipisah pada kelas yang berbeda dan diberikan materi pelajaran dengan cara yang berbeda. Misalnya satu kelompok dengan metode ceramah, dan kelompok yang satunya dengan
menggunakan metode inkuiri. Siswa yang dipindahkan ke kelas lain di awasi oleh guru piket agar tidak berkeliaran selama guru menyampaikan materi pada kelompok yang satunya. Kelompok yang dipisah diusahakan agar tidak mendengar pada saat melaksanakan pembelajaran pada kelompok lain. Pada saat melaksanakan pembelajaran pada satu kelompok, maka kelompok yang berada di kelas lain diberi tugas dan diawasi oleh guru piket. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang berada pada kelas lain tersebut tidak membuat keributan atau berkeliaran di luar kelas pada saat jam pelajaran.
Selanjutnya, setiap anggota kelompok pertama dipasangkan dengan anggota kelompok yang kedua, dan mereka saling menggabungkan materi yang didapat dengan cara yang berbeda untuk menyelesaikan permasalahan matematika yang diberikan. Kemudian beberapa siswa diminta untuk menyajikan hasil yang mereka peroleh, dan menjawab pertanyaan yang diajukan. Guru melengkapi kekurangan yang ada dari penjelasan siswa, dan memberikan penjelasan agar dapat dipahami oleh seluruh siswa.
Strategi pembelajaran synergetic teaching memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu;
Kelebihan
- Guru lebih mudah mengontrol siswa selama pembelajaran.
- Guru lebih mudah memberikan arahan dalam menyampaikan materi karena siswanya tidak banyak sekali belajar.
- Pengetahuan siswa menjadi bertambah karena adanya saling tukar
- pengetahuan yang didapat dengan cara berbeda.
Kelemahan
- Memerlukan bantuan guru lain untuk mengawasi siswa yang dipindahkan.
- Tidak semua siswa mampu menyampaikan pengetahuan.
- Membutuhkan waktu yang lama untuk menyampaikan materi yang sedikit.
Adapun modifikasi pelaksanaan dalam menyampaikan materi matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran synergetic teaching adalah:
- Guru membagi siswa menjadi dua kelompok belajar.
- Kelompok I tetap berada di kelas awal, dan kelompok II dipindahkan ke kelas lain yang memungkinkan tidak bisa mendengarkan pembelajaran yang diberikan guru kepada kelompok satu. Kelompok II diminta untuk membaca dan memahami sendiri materi pada buku pegangan.
- Guru masuk di kelas kelompok I, kegiatannya:
- Siswa menyediakan dua lembar kertas untuk dilipat, jumlah lipatan merupakan penyebut pada pecahan. Beberapa bagian lipatan merupakan pembilang pecahan.
- Siswa menggunting bagian arsiran pada kertas pertama, kemudian menempelkannya pada kertas kedua. Hal ini bertujuan untuk memperlihatkan penjumlahan pecahan.
- Dengan kertas yang lain, siswa diminta menggunakannya untuk memperlihatkan pengurangan pecahan.
- Guru memberikan contoh lain dengan nilai pecahan yang lebih besar, kemudian bersama siswa menyelesaikannya.
- Melalui tanya jawab, guru memberikan penjelasan tentang bagian materii yang belum dipahami siswa.
- Siswa diberikan soal latihan, dan guru pindah ke kelompok II.
- Guru masuk di kelas kelompok II, kegiatannya:
- Guru menyajikan permasalahan sehari-hari ayng berhubungan dengan pecahan.
- Siswa diminta untuk mengerjakannya berdasarkan kepahaman setelah membaca buku pegangan.
- Siswa diberikan LKS yang berisikan penjumlahan dan pengurangan bentuk pecahan.
- Siswa diminta untuk melengkapinya dengan bimbingan guru.
- Dua orang siswa diminta menyebutkan cara menjumlahkan dan mengurangkan pecahan
- Guru memperbaiki kesalahan dan memberikan penjelasan kepada seluruh siswa dengan melakukan tanya jawab.
- Kedua kelompok digabungkan kembali, dan setiap siswa diminta untuk duduk secara berpasangan dari kelompok yang berbeda.
- Guru membagikan lembaran soal latihan, setiap pasangan mengerjakannya secara bersama dan saling bertukar pengetahuan.
- Masing-masing perwakilan dari kelompok I dan kelompok II diminta untuk menyampaikan hasil belajar mereka.
- Guru memberikan penjelasan untuk setiap kekurangan, dan bersama siswa membuat kesimpulan.
- Siswa diberikan soal essay untuk dikerjakan secara mandiri.
Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dengan Strategi Pembelajaran Synergetic Teaching
Kemampuan pemecahan masalah merupakan aspek penting dalam mempelajari matematika. Noraini Idris menyatakan bahwa pada matematika proses pemahaman dan penyelesaian masalah dapat melalui diskusi dan komunikasi. Dengan kebiasaan berdiskusi dan berkomunikasi dalam menyelesaikan masalah, kemampuan siswa akan terbentuk. Sehingga, setelah meninggalkan bangku sekolah kemampuan yang mereka miliki tersebut akan terus digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuai dengan penerapan strategi pembelajaran Synergetic Teaching bahwa siswa saling membandingkan catatan materi yang mereka peroleh dengan cara yang berbeda. Maka dari itu, sesama siswa secara tidak langsung akan terjadi diskusi dan proses komunikasi untuk menyatukan materi pelajaran yang mereka peroleh dengan cara yang berbeda tersebut. Ini berarti bahwa strategi pembelajaran Synergetic Teaching melatih siswa untuk mampu menyelesaikan permasalahan matematika yang dihadapi.
Sehubungan dengan itu, Ahmad Sabri menyatakan bahwa strategi pembelajaran Synergetic Teaching dapat diterapkan pada pembelajaran yang mengkaji suatu permasalahan secara utuh dari berbagai sudut pandang.11 Dalam hal ini berarti siswa dilatih untuk berpikir sendiri secara maksimal dalam memahami konsep-konsep, mengungkapkan ide-idenya dalam menyelelesaikan soal, kemudian hasil pemikiran individu akan saling ditukarkan atau dibagikan kepada teman pasangannya (saling mengajarkan) tentang apa yang didapatkannya melalui pengajaran yang berbeda. Berdasarkan pernyataan tersebut diharapkan siswa akan mampu memecahkan masalah matematika dan akhirnya dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung, 2005.
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas untuk: Guru, Yrama Widya, Bandung, 2008. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), Model Penilaian Kelas, Depdiknas, Jakarta, 2006.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembeajaran, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 2010.
Hariwijaya dan Djaelani, Teknik menulis Skripsi & Tesis, Haggar Kreator, Yogyakarta, 2008.
Hartono, Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2006.
Hartono, Startegi Pembelajaran, LSFK2P., Pekanbaru, 2004.
Idris, Noraini, Pedagogi dalam Pendidikan Matematik, Kuala Lumpur, Utusan
Publications & Distributors SDN BHD, 2005. Marno dan Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2008.
Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan Islam, LSFK2P, Pekanbaru, 2005. Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal, Delia Press, Jakarta, 2004.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1994.
Risnawati, Strategi Pembelajaran Matematika, Suska Press, Pekanbaru, 2008.
Rutmini, Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.
Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, Quantum Teaching, Jakarta, 2007.
Sanjaya. Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana, Jakarta, 2009.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 2003.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2007.
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2007.
Wardhani, Ighak dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka, Jakarta, 2007.
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Bumi Aksara, Jakarta, 2009.
Demikian penjelasan singkat tentang Pengertian, Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Synergetic Teaching semoga postingan ini dapat menjadi referensi bagi anda, jika postingan ini dirasa bermanfaat bagi anda, silahkan bagikan/share postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.