Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Model Pembelajaran

Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Circuit Learning

×

Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Circuit Learning

Sebarkan artikel ini

Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Circuit Learning – Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat berdampak pula pada kemajuan model pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan kualitas guru dan peserta didik. Salah satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah model pembelajaran kooperatif atau disebut juga dengan cooperative learning. Menurut Fathurrohman (2015:44) “pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran”.

Sedangkan menurut Artzt dan Newman dalam Al-Tabany (2014:108) menyatakan: Bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama dalam suatu tim untuk mencapai tujuan pembelajaran dan setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk mencapai keberhasilan kelompoknya.

Scroll untuk melihat konten

Menurut Fathurrohman (2015:48-49) tujuan cooperative learning, yaitu:

  • Hasil belajar akademik

Menurut Huda dalam Fathurrohman (2015:48) Beberapa penelitian dari tokoh cooperative learning seperti Jhonson dan Jhonson, Slavin, Kagan dan sebagainya membuktikan bahwa model ini lebih unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit dan dapat meningkatkan nilai peserta didik pada belajar akademik.

  • Penerimaan terhadap perbedaan individu

Menurut Ibrahim dkk dalam Fathurrohman (2015:48) tujuan lain model pembelajaran kooperatif (cooperatif learning) adalah cooperative learning memberikan peluang bagi peserta didik dari berbagai latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas akademik dan melalui penghargaan kooperatif siswa akan belajar menghargai satu sama lain.

  • Pengembangan keterampilan sosial

Menurut Spencer Kagan dan Miguel Kagan dalam Fathurrohman (2015:49) tujuan ketiga adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-keterampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebagai bekal untuk hidup dalam lingkungan sosialnya.

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Menurut Roger dan Johnson dalam Suprijono (2014:58) yaitu: Tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah:

  • Positive Interpendence (saling ketergantungan positif).
  • Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan).
  • Face to face promotive interaction (interaksi promotif).
  • Interpersonal skill (komunikasi antaranggota).
  • Group processing (pemrosesan kelompok).

Salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang ada saat ini adalah circuit learning. Menurut DePorter dkk (2010:230) pengertian circuit learning adalah “belajar memutar, disebut belajar memutar karena siswa benar-benar menempuh informasi dalam pola yang sama setiap hari”. Sedangkan menurut Huda (2013:311) circuit learning merupakan “salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan (adding) dan pengulangan (repetition)”.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa circuit learning adalah pembelajaran yang memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola penambahan (adding) dan pengulangan (repetition) yang diterapkan dengan pola yang sama setiap hari kepada siswa. Pola penambahan (adding) dalam circuit learning adalah guru membuat peta konsep dalam menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa, kemudian ketika ingin melanjutkan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya guru menambahkan bagian cabang peta konsep yang baru dari cabang peta konsep yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Begitu juga dengan lembar kerja siswa yang disediakan oleh guru. Guru membuat lembar kerja siswa dalam bentuk peta konsep yang pada bagian tertentu akan diisi oleh siswa sesuai dengan bahasa mereka sendiri, begitu juga pada proses pembelajaran pada pertemuan selanjutnya guru menambahkan bagian cabang peta konsep yang baru dari cabang peta konsep yang sudah dipelajari sebelumnya untuk diisi siswa sesuai dengan materi pembelajaran yang dipelajari. Begitu juga pada hari berikutnya sampai pokok bahasan tersebut selesai. Sedangkan pengulangan (repetition) adalah guru mengulang kembali sekilas tentang pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya pada waktu akan melanjutkan materi pembelajaran berikutnya dan begitu juga pada pertemuan berikutnya sampai pokok bahasan tersebut selesai diajarkan.

Circuit learning dimulai dengan kegiatan afirmasi pada awal pembelajaran dan kegiatan visualisasi dalam menjelaskan materi pembelajaran. Menurut DePorter dkk (2010:60) afirmasi adalah “penguatan atau penegasan”. Kegiatan afirmasi digunakan untuk mengkondisikan siswa dengan keadaan pikiran yang sukses dan percaya diri. Siswa cenderung mempunyai asosiasi negatif dengan ujian, ulangan, atau saat mengikuti materi pembelajaran yang dianggap sulit. Karena mengalami keadaan yang demikian siswa merasa takut, dan rasa takut membuat siswa tertutup. Bahkan setelah berjam-jam belajar banyak siswa memiliki pikiran kosong atau tidak dapat menerima meteri pembelajaran dengan baik.

Jadi, langkah pertama dalam circuit learning adalah menerobos keadaan negatif tersebut dan menggantinya dengan pikiran dan perasaan yang memberdayakan. Sedangkan kegiatan visualisasi (dikutip http://kbbi.web.id/visualisasi. Online. Diakses pada hari senin, 21 November 2016 pukul 19.30 WIB) adalah pengungkapan gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik. Kegiatan visualisasi ini sudah masuk pada tahapan kegiatan inti circuit learning, yaitu pada saat penjelasan materi pembelajaran melalui gambar dan peta konsep.

Menurut DePorter dkk (2010:230) tujuan circuit learning yaitu, “mengajarkan keadaan prima untuk belajar” sehingga mencegah rasa takut, jenuh, pikiran negatif, bosan dan tidak percaya diri dalam belajar.

  • Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circuit Learning

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe circuit learning menurut Huda (2013:311-312) adalah sebagai berikut:

Tahap 1 Persiapan

  1. Melakukan apersepsi.
  2. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran hari ini.
  3. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.

Tahap 2 Kegiatan Inti

  1. Melakukan tanya jawab tentang topik yang dibahas.
  2. Menempelkan gambar tentang topik tersebut di papan tulis.
  3. Mengajukan pertanyaan tentang gambar yang ditempel.
  4. Menempelkan peta konsep yang telah dibuat.
  5. Menjelaskan gambar dan peta konsep yang telah ditempel. (kegiatan visualisasi)
  6. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari lima sampai enam orang tiap kelompoknya.
  7. Memberikan lembar kerja kepada setiap kelompok siswa.
  8. Menjelaskan bahwa setiap kelompok harus mengisi lembar kerja siswa dan mengisi bagian dari peta konsep sesuai dengan bahasa mereka sendiri.
  9. Menjelaskan bahwa peta konsep yang telah dikerjakan akan dipresentasikan.
  10. Melaksanakan presentasi bagian peta konsep yang telah dikerjakan.
  11. Memberikan penguatan berupa pujian atau hadiah atas hasil presentasi yang bagus serta memberikan semangat kepada mereka yang belum dapat pujian atau hadiah untuk berusaha lebih giat lagi.
  12. Menjelaskan kembali hasil diskusi siswa tersebut agar wawasan siswa menjadi lebih luas.

Tahap 3 Penutup

  1. Memancing siswa untuk membuat rangkuman.
  2. Melakukan penilaian terhadap hasil kerja siswa.

Sedangkan DePorter dkk (2010:231) menambahkan bahwa di dalam model pembelajaran kooperatif tipe circuit learning “di awali dengan kegiatan afirmasi setelah siswa terlatih dengan sikap ini”, barulah dilanjutkan dengan tahapan inti model pembelajaran kooperatif tipe circuit learning.

  • Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Circuit Learning

Huda (2013:313) menarik kesimpulan sebagai berikut: Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe circuit learning yaitu meningkatkan kreativitas siswa dalam merangkai kata dengan bahasa sendiri dan melatih konsentrasi siswa untuk fokus pada peta konsep yang disajikan guru. Sementara, kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe circuit learning yaitu penerapan strategi tersebut memerlukan waktu lama dan tidak semua pokok bahasan bisa disajikan melalui strategi ini.

Demikian artikel singkat tentang Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Circuit Learning semoga dapat dijadikan referensi bagi anda. Jika artikel ini dirasa berguna bagi anda silahkan share artikel ini. Terima kasih

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.