Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Model Pembelajaran

Pengertian Dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Gerlach and Ely

×

Pengertian Dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Gerlach and Ely

Sebarkan artikel ini

Pengertian Dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Gerlach and Ely – Model pembelajaran merupakan salah satu cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi seperangkat materi dan strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada beberapa model pembelajaran yang digunakan, salah satunya adalah model pembelajarn Gerlach and Ely. Gerlach and Ely mendesain sebuah model pembelajaran yang cocok digunakan untuk segala kalangan termasuk untuk pendidikan tingkat tinggi, karena di dalamnya terdapat penentuan strategi yang cocok digunakan oleh pendidik dalam menerima materi yang akan disampaikan.

Scroll untuk melihat konten

Model ini merupakan suatu garis pedoman atau suatu peta perjalanan dan hendaknya digunakan sebagai checklist dalam membuat sebuah rencana untuk kegiatan pembelajaran. Dalam model ini diperlihatkan keseluruhan proses belajar-mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan perincian setiap komponen (Rusman, 2014: 156)

  • Komponen Model Pembelajaran Gerlach and Ely

 

  1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Specification Of Objectives)

Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran (Rusman, 2014: 157). Tujuan harus bersifat jelas (tidak abstrak dan tidak terlalu luas) dan operasional agar mudah diukur dan dinilai. Berikut petunjuk praktis merumuskan tujuan pembelajaran.

  1. Formulasikan dalam bentuk yang operasional (mudah diukur).
  2. Rumuskan dalam bentuk produk belajar.
  3. Rumuskan dalam tingkah laku siswa, bukan tingkah laku guru.
  4. Rumuskan sedemikian rupa hingga menunjukan dengan jelas tingkah laku yang dituju.
  5. Usahakan hanya mengandung satu tujuan belajar (satu kemampuan)
  6. Rumuskan tujuan dalam tingkat keluasaan yang sesuai.
  7. Rumuskan kondisi dari tingkah laku yang dikehendaki.
  8. Cantumkan standar tingkah laku yang dapat diterima.
  1. Menentukan Isi Materi (Specification Of Content)

Isi materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, apa yang akan diajarkan pada siswa hendaknya dipilih pokok bahasan yang lebih spesifik. Gunanya, selain untuk membatasi ruang lingkupnya juga apa yang diajarkan dapat lebih jelas dan mudah dibandingkan atau dipisahkan dengan pokok bahasan lain dalam satu pelajaran yang sama.

Materi yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah standar kompetensi menyusun laporan keuangan dan kompetensi dasar membukukan jurnal penyesuaian.




  1. Penilaian Kemampuan Awal Siswa (Assessment Of Entering Behaviors)

Kemampuan awal siswa ditentukan dengan memberikan tes awal. Pengetahuan tentang kemampuan awal siswaini penting bagi guru agar dapat memberikan porsi pelajaran yang tepat : tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Pengetahuan tentang kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Pengumpulan data siswa dilakukan dengan dua cara:

  1. Pretest. Dilakukan untuk mengetahui student achievement, yaitu apa yang sudah diketahiu dan apa yang belum diketahui tentang rencana pokok bahasan yang akan diajarkan.
  2. Mengumpulkan data pribadi siswa (personal data) untuk mengukur potensi siswa dan mengelompokkannya kedalam kategori siapa-siapa yang termasuk fast learners dan siapa-siapa yang termasuk slow learners. Caranya dapat mengadakan intelligency test.

Hasil dari intelligency test ini kemudian akan dipertimbangkan dan dibandingkan dengan indeks prestasi dari nilai yang dicapai pada sebagian besar mata pelajaran yang sudah ditempuh sebelumnya.

Dari hasil seluruh data pribadi siswa ini kemudian bisa ditarik kesimpulan rata-ratanya. Dengan demikian, pengajar akan dapat menyesuaikan kecepatan mengajarkan dengan potensi mereka.

  1. Menentukan Strategi (Determination Of Strategy)

Menurut Gerlach and Ely strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang dipakai pengajar dalam memanipulasi informasi, memilih sumber-sumber dan menentukan tugas/atau peranan siswa dalam kegiatan belajar mengajar (Rusman, 2014: 159).

Dalam tahap ini pengajar harus menentukan cara untuk dapat mencapai tujuan instruksional dengan sebaik-baiknya. Menurut Gerlach and Ely ada dua macam pendekatan dalam (Rusman, 2014: 159), yaitu:

  1. Bentuk ekspose (expository) yang lazim dipergunakan dalam kuliah-kuliah tradisional, biasanya lebih bersifat komunikasi satu arah. Pada exspository, pengajar lebih besar peranannya.
  2. Bentuk inquiry lebih mengutamakan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Pengajar hanya menampilkan demonstrasi. Setiap siswa dianjurkan untuk mengajukan hipotesis sebanyak-banyaknya serta pertanyaan kepada guru.

Pendekatan expository ataupun inquiry memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun yang terpenting adalah bagaimana pengajar dapat menentukan kapan menggunakan pendekatan expository dan kapan menggunakan pendekatan inquiry.

Pendekatan expository digunakan juga apabila siswa belajar mandiri (independent study), sedangkan pendekatan inquiry akan lebih mudah digunakan apabila mengajar dengan jumlah siswa yang sedikit (5-10 siswa).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengintegrasian kedua strategi ini yaitu expository dan inquiry. Penggunaan expository pada saat peneliti menjelaskan dan memaparkan materi dan inquiry digunakan pada saat siswa menggerjakan soal yang diberikan oleh guru.

  1. Pengelompokan Belajar (Organization Of Groups)

Beberapa pengelompokkan siswa antara lain:

  1. Pengelompokan berdasarkan jumlah siswa (grouping by size).
  2. Pengelompokkan campuran (ungraded grouping).
  3. Gabungan beberapa kelas (multiclass grouping).
  4. Sekolah dalam sekolah(schools within schools).
  5. Taman kependidikan (educational park).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti pengelompokan belajar akan dilakukan berdasarkan pada jumlah siswa (grouping by size) dan pengelompokan campuran (ungraded grouping). Hal ini didasarkan kepada karakteristik siswa dan jumlah siswa serta kemampuan siswa yang bersifat heterogen di dalam satu kelas.

  1. Pembagian Waktu (Allocation Of Time)

Rencana penggunaan waktu akan berbeda berdasarkan pokok permasalahan, tujuan-tujuan yang dirumuskan, ruangan yang tersedia, pola-pola administrasi serta abilitas dan minat-minat para siswa.

  1. Menentukan Ruangan (Allocation Of Space)

Ada tiga alternatif ruangan belajar, agar proses belajar mengajar dapat dikondisikan, yaitu:

  1. Ruangan-ruangan kelompok besar.
  2. Ruangan-ruangan kelompok kecil.
  3. Ruangan-ruangan untuk belajar mandiri.
  1. Memilih Media (Allocation Of Resources)

Pemilihan media ditentukan menurut tanggapan siswa yang disepakati, sehingga fungsinya tidak hanya sebagai stimulus rangsangan belajar siswa semata. Gerlach and Ely membagi media sebagai sumber belajar ini kedalam lima kategori, yaitu:




  1. Manusia dan benda nyata.
  2. Media visual proyeksi.
  3. Media audio.
  4. Media cetak.
  5. Media display.

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media visual proyeksi dimana peneliti akan menampilkan gambar, grafik serta bagan dalam materi laporan keuangan dan membukukan jurnal penyesuaian.

  1. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluation Of Permance)

Instrumen evaluasi di kembangkan atas dasar rumusan tujuan dan harus dapat mengukur keberhasilan siswa secara benar dan objektif. Yang di evaluasi dalam proses belajar mengajar sebenar nya bukan hanya siswa, tetapi justru sistem pengajaran nya.

  1. Menganalisis Umpan Balik (Analysis Of Feedback)

Umpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan sistem instruksional ini. Data umpan balik yang di peroleh dari evaluasi, tes, observasi maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha instruksional ini menentukan apakah sistem, metode, maupun media yang di pakai dalam kegiatan instruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan yang ingin di capai atau masih perlu disempurnakan.

  1. Kelebihan Model Belajar Gerlach and Ely

Model pembelajaran belajar Gerlach and Ely memiliki perbedaan tersendiri di banding dengan model pembelajaran yang lainnya. Perbedaan yang paling kentara adalah diadakannya pretest (tes awal) sebelum kegiatan belajar-mengajar dilaksanakan. Sedang kan dalam model Gerlach and Ely, pretest merupakan tahapan yang cukup di pandang penting karena guru belum mengenal karakteristik siswa.

Disamping itu, model pembelajaran Gerlach and Ely sangat teliti sekali dalam melaksanakan atau merencanakan pembelajaran, terbukti dengan diadakan nya tahapan pengelompokan balajar, penghitungan pembagian waktu, serta pengaturan ruangan belajar (Rusman, 2014: 162).

  1. Kekurangan Model Belajar Gerlach and Ely

Model pembelajaran Gerlach and Ely memiliki sedikit kekurangan, di antaranya adalah tidak adanya tahapan pengenalan karakteristik siswa sehingga sedikitnya akan membuat guru kewalahan dalam menganalisis kebutuhan belajar siswa selama proses pembelajaran (Rusman, 2014: 162).

Sekian postingan tentang Pengertian Dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Gerlach and Ely semoga dapat menjadi referensi dan masukan bagi anda, dan jika artikel ini dirasa bermanfaat dan penting bagi anda silahkan bagikan/share postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.