Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Model Pembelajaran

Pengertian dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Bengkel Sastra

0
×

Pengertian dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Bengkel Sastra

Sebarkan artikel ini

Pengertian dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Bengkel Sastra – Secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yangnyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif (Mayer, W.J., dalam Trianto: 2009: 21). Adapun Soekamtp dkk. (dalam Trianto: 2009: 22), mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Fungsinya, sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Selanjutnya menurut Arrends (1997: 7) menyatakan, ”The term teaching model refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system.” Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya dan sistem pengelolannya.

Berdasarkan uraian pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Setiap model pembelajaran mengarahkan pengajar dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat maka aktivitas pembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.

Scroll untuk melihat konten
Model Bengkel Sastra

Abidin (2012: 234), menyatakan bahwa model bengkel sastra adalah model mengajar yang menekankan pada kegiatan olah aktivitas sastra dengan melakukan kegiatan bongkar pasang dan proses tambal sulam sampai karya sastra yang dihasilkan benar-benar optimal. Melalui model ini, penciptaan dan penampilan karya sastra akan semakin mantap dan estetis.

Model bengkel sastra ini berorientasi pada teori William J.J. Gordon yaitu Synectic Teaching Models yang menurut pengelompokan Joyce dkk. (Abidin, 2012: 234) termasuk ke dalam keluarga atau kelompok The Information Processing Family of Models. Tujuan umum dari model ini adalah membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya terutama dalam hal peningkatan kemampuan menulis karya sastra dengan cara bongkar pasang karya.

Tujuan model bengkel sastra di atas sejalan dengan konsep Gordon bahwa model sinektik menekankan pada proses penggalian ide-ide yang bermakna guna dapat meningkatkan aktivitas kreatif melalui bantuan daya pikir yang lebih kaya. Proses kreatif dapat ditingkatkan melalui latihan sehingga kreativitas siswa akan berkembang dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan nyata. Gordon juga mengungkapkan bahwa proses spesifik dalam sinektik dikembangkan dari sepertangkan anggapan dasar tentang psikologi kreativitas.

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa inti model bengkel sastra adalah upaya untuk mengembangkan daya kreativitas peserta dengan memberikannya kesempatan untuk berkreasi sebanyak mungkin. Setelah menghasilkan sebuah kreasi maka peserta didik dapat bertukar pikiran dan sharing kepada teman sekelompoknya untuk memperbaiki hasil karya tersebut menjadi lebih optimal dari sebelumnya. Dalam hal ini, guru hanya menjadi fasilitator yang senantiasa pula membimbing pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung.




Penerapan Model Bengkel Sastra dalam Pembelajaran Menulis Puisi

Model bengkel sastra ini menekankan pada proses penggalian ide-ide yang bermakna guna dapat meningkatkan aktivitas kreatif melalui bantuan daya pikir yang lebih kaya. Proses kreatif ini dapat pula ditingkatkan melalui latihan sehingga kreativitas peserta didik akan berkembang dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan nyata.

Menurut Abidin, (2012: 235), pelaksanaan model bengkel sastra juga selaras dengan strategi pertama pada model sinektik yang dalam pelaksanaannya dilakukan dalam enam tahap sebagai berikut.

  1. Mendeskripsikan kondisi saat ini, misalnya siswa menerima informasi tentang prosedur bengkel sastra dalam menulis sastra, setelah itu siswa dihadapkan pada masalah-masalah dalam karya sastra yang dipilih dan dibacakan guru/pemodelan.
  2. Siswa mengemukakan analogi langsung, satu diantaranya diseleksi selanjutnya dikembangkan. Pada tahap ini, siswa diharuskan beranalogi misalnya menganggap dirinya menjadi kucing, bunga atau analogi lain yang paling menarik baginya.
  3. Siswa ”menjadi” analogi yang diseleksinya pada fase kedua. Pada tahap ini siswa mulai menulis dengan berandai-andai sesuai analogi yang dipilihnya, misalnya jika ia beranalogi jadi guru apa saja yang akan ia lakukan.
  4. Siswa mengemukakan beberapa konflik dan dipilih satu diantaranya. Pada tahap ini siswa mulai menyeleksi karya yang dibuatnya, mengenali imajinasi yang diterapkan, dan berbagi dengan teman untuk mendapatkan kritik dan masukan.
  5. Siswa mengembangkan dan menyeleksi analogi langsung lainnya berdasarkan konflik tadi. Pada tahap ini, selain terjadi kontak argumentasi antarsiswa, siswa yang karya dibahas mulai memilih berbagai argumen dan alternatif perbaikan karya seperti yang dibahas pada tahap sebelumnya.
  6. Guru menyuruh siswa untuk meninjau kembali karya yang ditulisnya berdasarkan masukan pada pengalaman sinektik (pengalaman pemecahan masalah berdasarkan pemikiran kreatif dengan menerapkan analogi dan majas dalam pertemuan atau diskusi). Lebih jelasnya, berikut ini adalah sintaks dalam pembelajaran dengan model bengkel sastra.

Sejalan dengan bagan di atas, model mengajar bengkel sastra menempuh strategi sebagai berikut.



  1. Fase kesatu, siswa menerima informasi tentang prosedur bengkel sastra, setelah itu siswa, dihadapkan pada karya problematik untuk menemukan masalah-masalah dalam karya sastra yang telah dibacakan oleh guru/pemodelan.
  2. Fase kedua, siswa memberikan respons dan tanggapan terhadap karya sastra yang telah dibacakan tersebut.
  3. Fase ketiga, pada tahap ini siswa melakukan kegiatan bertukar pikiran dan sharing pengalaman langkah merumuskan berbagai alternatif perbaikan karya siswa lain.
  4. Fase keempat, pada tahap ini siswa berkontak argumen berkenaan dengan alternatif yang ditawarkan pada tahap sebelumnya. Prinsip reaksi dalam hal ini terutama dari guru dibutuhkan pada fase kedua sampai fase keempat. Tugas guru pada kedua fase ini adalah mengusahakan membangkitkan kemampuan respons kreatif siswa agar mereka merasa diterima untuk lebih mengembangkan ekspresi kreatifnya. Lebih khusus lagi reaksi guru yang diperlukan dalam model bengkel sastra meliputi:
  5. guru tidak boleh menentukan responsnya kepada siswa,
  6. guru harus menciptakan suasana kooperatif bukan kompetitif,
  7. guru harus meningkatkan kesadaran siswa untuk membuat rumusan hasil kajian yang terbuka untuk sebuah perbaikan,
  8. guru harus dengan bijaksana dapat menganjurkan kepada siswa untuk mengubah hasil tulisannya.
  9. Fase kelima, pada tahap ini siswa mulai bereksperimen untuk memperbaiki karya dengan jalan memilih berbagai argument dan alternatif perbaikan karya seperti yang dibahas pada tahap sebelumnya.
  10. Fase keenam, siswa meninjau kembali karya yang ditulisnya berdasarkan masukan/pengalaman di bengkel. Pada tahap ini, siswa yang karyanya dibahas mempertimbangkan kembali perlu atau tidaknya melakukan perbaikan terhadap karyanya.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model bengkel sastra dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan siswa menulis berbagai jenis karya sastra, baik puisi, prosa fiksi, maupun drama. Selain itu, model bengkel sastra juga memberikan dampak instruksional dalam hal pengemabangan strategi merespons yang kreatif dan memecahkan masalah berkenaan dengan penulisan karya sastra. Selanjutnya, dampak penyertaannya adalah pembentukan rasa percaya diri, penciptaan keterbukaan menerima pendapat lain dan pembinaan kerja sama.

Proses Model Pembelajaran Bengkel Sastra

Langkah- langkah dalam penerapan model pembelajaran bengkel sastra diurutkan menjadi sebagai berikut.

Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:

  1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa sebelum menjelaskan prosedur pelaksanaan model bengkel sastra.
  2. Persiapkan garis besar langkah-langkah model bengkel sastra yang akan dilakukan.



Tahap Pelaksanaan
  1. Langkah pembukaan. Sebelum pelaksanaan dengan model bengkel sastra dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
  2. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas penjelasan prosedur pembelajaran menulis puisi tentang keindahan alam dengan model bengkel sastra.
  3. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
  4. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan model bengkel sastra tentang menulis kreatif puisi dengan tema keindahan alam.
Langkah pelaksanaan model bengkel sastra, sebagai berikut.
  1. Mulailah pelaksanaan pembelajaran dengan model bengkel sastra dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pemodelan pembacaan dua puisi berbeda. Puisi pertama yang memiliki kualitas yang baik dan puisi kedua memiliki kualitas yang kurang baik. Hal ini diperlukan agar siswa dapat menemukan permasalahan dari kedua puisi tersebut.
  2. Siswa memberikan respons dan tanggapan terhadap karya sastra yang dibacakan. Misalnya, dengan respon tepukan tangan pada karya puisi yang baik dan misalnya dengan memberikan saran atau mengkritik puisi yang bahasanya kurang menarik.
  3. Siswa juga dapat menjadikan hal tersebut sebagai pengalaman pembelajaran menulis puisi dalam menentukan analogi yang tepat dan yang seharusnya menjadi syair dalam puisi yang kurang baik tersebut. Penyesuaian analogi yang tepat, juga akan memengaruhi diksi yang digunakan, tema, gaya bahasa/majas, imaji, rima dan tipografi.
  4. Siswa mulai melakukan kegiatan menulis kreatif puisi dengan tema keindahan alam. Selama proses penulisan siswa mendapatkan motivasi penuh dari guru bahwa tiap siswa berhak mengembangkan daya kretivistasnya secara bebas terarah sesuai dengan tema puisi.
  5. Selanjutnya, siswa bertukar pikiran dan sharing pengalaman sebagai langkah merumuskan berbagai alternatif perbaikan karya. Pada tahap ini, siswa mengenali imajinasi yang diterapkan dan berbagi dengan teman untuk mendapatkan kritik dan masukan.
  6. Siwa mengembangkan dan menyeleksi hal-hal yang harus diperbaiki dari karyanya. Pada tahap ini, siswa melakukan eksperimen karya dengan meninjau kembali karya yang ditulis dengan mengurang atau menambah, mengganti atau tetap menggunakan syair pada puisi tersebut.
  7. Setelah semua dirasa tepat, maka siswa kembali menulis karya sehingga menjadi suatu karya yang lebih optimal dibandingkan sebelumnya.
  8. Langkah mengakhiri pembelajaran dengan model bengkel sastra. Apabila berbagai langkah perencanaan dan pelaksanaan selesai dilakukan, maka proses pembelajaran perlu diakhiri dengan sebagai berikut.
  1. Memberikan tugas-tugastertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami pembelajaran menulis puisi tersebut itu atau tidak.
  2. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses pembelajaran menulis puisi itu untuk perbaikan selanjutnya.
Tahap Akhir (Refleksi)

Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan mitra, dapat digunakan sebagai dasar interpretasi dan deskripsi tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam kegiatan belajar megajar pada berlangsungnya siklus pertama. Apabila siklus pertama belum menunjukkan kecenderungan meningkat, akan dibuat perencanaan untuk perbaikan-perbaikan pada siklus kedua dan seterusnya, sehingga proses belajar mengajar akan dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Sekian pembahasan tentang Pengertian dan Langkah-Langkah Model Pembelajaran Bengkel Sastra semoga dapat menjadi referensi dan masukan bagi anda, jika pembahasan ini dirasa bermanfaat bagi anda, silahkan share/bagikan pembahasan ini. terima kasih telah berkunjung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.