Scroll untuk baca artikel
Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP)

×

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP)

Sebarkan artikel ini

Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) – Model pembelajaran kooperatif tipe TSKP (Tim Siswa Kelompok Prestasi) atau yang biasa dikenal dengan sebutan STAD (Student Team Achievement Division) dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya di Johns Hopkins University. Pembelajaran Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) adalah salah satu bentuk pembelajaran kooperatif tempat siswa belajar secara berkelompok, berdiskusi guna menemukan dan memahami konsep-konsep (Abidin, 2014: 248).

Scroll untuk melihat konten

Sedangkan menurut Huda (2013: 201) Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) merupakan salah satu stategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran. Tidak hanya secara akademik, siswa juga dikelompokkan secara beragam berdasarkan gender, ras, dan etnis.

Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama di belakang Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru” Slavin (dalam Artha, 2014: 17). Jadi jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran dan harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan.

Huda (2013: 202) dalam Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP), siswa diminta untuk membentuk kelompok-kelompok heterogen yang masing-masing terdiri dari 4-5 anggota. Tipe ini dikembangkan oleh Slavin dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Sejalan dengan pendapat diatas Abidin (2014: 248) mengatakan sebelum memulai pembelajaran kooperatif tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP), siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil. Pembentukan kelompok tersebut dilakukan oleh guru berdasarkan pertimbangan tertentu, dan mengoptimalkan manfaat pembelajaran kooperatif, keanggotaannya sebaiknya hetorogen.

Keuntungan dari pengelompokan secara heterogen menurut Lie (dalam Abidin, 2014: 248) mengatakan: 1) kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar dan saling mendukung. 2) kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik, dan gender. 3) kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang.



Menurut Abidin (2014: 248) mengatakan jumlah siswa yang bekerja dalam kelompok harus dibatasi, agar kelompok yang terbentuk menjadi efektif, karena ukuran kelompok akan mempengaruhi pada kemampuan kelompoknya. Ukuran kelompok yang ideal untuk pembelajaran kooperatif tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) adalah empat sampai lima orang. Kelebihan kelompok antara lain: 1) mudah dipecahkan menjadi berpasangan; 2) lebih banyak ide muncul; 3) lebih banyak tugas yang bisa dilakukan; 4) guru mudah memonitor.

Slavin (2015: 143) Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Slavin (2015: 143) juga menggungkapkan bahwa Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) memiliki lima komponen utama, yaitu:

Presentasi kelas

Materi dalam Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukkan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP). Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

Tim

Tim terdiri dari 4-5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa menjelaskan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan.

Tim adalah fitur yang sangat paling penting dalam Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP). Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual yang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antarkelompok, rasa harga diri, pemerimaan terhadap siswa-siswa mainstream.




Kuis

Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan prensentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis.  Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya.

Skor kemajuan individu

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberi kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi taka ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. Tiap siswa diberikan skor “awal”, yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka.

Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu

Skor Kuis Poin Kemajuan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5
10-1 poin di bawah skor awal 10
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20
Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

Sumber: (Slavin, 2015: 159)

Rekognisi tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka.

Kriteria Rata-rata Skor Tim

Kriteria (Rata-rata Tim) Penghargaan
15 Tim baik (Good Teams)
20 Tim hebat (Great Teams)
25 Tim super (Super Teams)

Sumber: (Isjoni, 2013: 77)



Kelebihan dan Kekurangan Model Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP)

Kelebihan dalam penggunaan model pembelajaran Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) ini adalah sebagai berikut: a) siswa dapat mengembangkan serta menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kerjasama dalam kelompok; b) Dapat menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif di antara siswa yang berasal dari ras yang berbeda; c) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan siswa; d) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling berkomunikasi; e) Dapat menciptakan lingkungan yang menghargai nilai ilmiah.

Model pembelajaran Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) ini juga memiliki kelemahan sebagai berikut: a) Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan seperti ini; b) Menuntut sifat tertentu dari siswa yaitu sifat suka bekerja sama; c) Pembelajaran menggunakan model ini membutuhkan waktu yang relatif lama dengan memperhatikan langkah-langkah dalam pembelajaran; d) Guru pada permulaan akan membuat kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan kelas, akan tetapi usaha yang terus menerus akan dapat terampil menerapkan metode ini.

  • Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP)

Berikut ini langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) yaitu:

  1. Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal bahasa Indonesia, motivasi belajar, jenis kelamin, ataupun latar belakang etnis yang berbeda.
  2. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data, pemberian contoh. Tujuan presentasi adalah untuk mengenalkan konsep dan mendorong rasa ingin tahu siswa.
  3. Pemahaman konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara serentak atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja untuk menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya. Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami materi pelajaran tersebut.
  4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak boleh menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan konsep yang dimiliki sebelumnya.
  5. Hasil tes kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk membentuk skor kelompok.
  6. Setelah itu memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik presentasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan dapat berupa hadiah, pujian, tambahan nilai dan lain-lain.

Sekian postingan singkat tentang Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tim Siswa Kelompok Prestasi (TSKP) semoga dapat menjadi referensi bagi anda dan jika postingan ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.