Scroll untuk baca artikel
Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Study Group

×

Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Study Group

Sebarkan artikel ini

Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Study Group – Model Pembelajaran Cooperative Learning adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan (Hamruni, 2011: 119). Dalam pembelajaran kooperatif terdapat empat unsur yang paling penting, yaitu : 1) Peserta, 2) Aturan, 3) Upaya belajar setiap anggota kelompok, 4) Tujuan yang akan dicapai. Sedangkan menurut Suprijono (2009: 54), Pembelajaran Kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru menetapkan bentuk ujian pada akhir tugas.

Pada hakekatnya Cooperative Learning sama dengan kerja kelompok, oleh sebab itu banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam Cooperative Learning, karena mereka menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun Cooperative Learning terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan Cooperative Learning.

Scroll untuk melihat konten

Bannet (1995) dalam (Isjoni, 2007: 41), menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan Cooperative Learning dengan kerja kelompok, yaitu:




  1. Positive Interdepedence.
  2. Interaction Face to face.
  3. Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok.
  4. Membutuhkan keluwesan.
  5. Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan maslah (proses kelompok).

Kelompok dalam konteks pembelajaran dapat diartikan sebagai kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi secara tatap muka, dan setiap individu menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya, sehingga mereka merasa memiliki, dan merasa saling ketergantungan secara positif yang digunakan untuk mencapai tujuan bersama (Hamruni, 2011: 118). Tujuan dalam kelompok dapat bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Tujuan intrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa dalam kelompok perasaan menjadi senang. Tujuan ekstrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa untuk mencapai sesuatu tidak dapat dicapai secara sendiri, melainkan harus dikerjakan secara bersama-sama.

Prosedur Pembelajaran Model Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Hamruni (2011: 127) prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat tahapan, yaitu: penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian, dan pengakuan tim. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut:




Penjelasan Materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.

Belajar dalam Kelompok

Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen. Artinya, kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial-ekonomi, dan etnik, serta perbedaan kemampuan akademik.

Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun kelompok.

Pengakuan Tim

Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.

Keunggulan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu model pembelajaran (Hamruni, 2011: 129) adalah sebagai berikut:

  1. Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
  2. Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata (verbal) dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
  3. Menumbuhkan sikap respect pada orang lain, menyadari segala keterbatasannya, dan bersedia menerima segala perbedaan.
  4. Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
  5. Meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal, keterampilan mengelola waktu, dan sikap positif terhadap sekolah.
  6. Mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahaman siswa sendiri, serta menerima umpan balik.
  7. Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan mengubah belajar abstrak menjadi nyata.
  8. Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.




Kelemahan Model Pembelajaran Cooperative Learning

Adapun kelemahan dari Model Pembelajaran Cooperative Learning adalah:

  1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
  2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
  3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas, sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
  4. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.

Tipe The Study Group

The Study Group adalah suatu tipe pembelajaran yang memberikan peserta didik tanggung jawab untuk mempelajari materi pelajaran dan menjelaskan isinya dalam kelompok. Tugas perlu cukup spesifik untuk menjamin bahwa hasil sesi belajar akan efektif dan kelompok akan mampu mengatur diri (Hamruni, 2011: 186).

Prosedur Tipe The Study Group

  1. Berilah peserta didik satu ringkasan, selebaran pelajaran yang disusun dengan baik, teks singkat, bagan atau diagram yang menarik. Mintalah mereka membacanya dengan tenang. Kelompok belajar melaksanakan tugasnya dengan baik kalau materinya cukup menantang atau terbuka untuk interpretasi luas.
  2. Bentuklah sub kelompok dan beri mereka ruang yang tenang untuk mengadakan sesi belajar mereka.
  3. Berikan petunjuk yang jelas yang dapat memandu peserta didik belajar dan terangkan materi dengan jelas. Petunjuk tersebut mencakup hal berikut:
  4. Jelaskan isi.
  5. Buatlah contoh, ilustrasi atau permintaan informasi atau ide.
  6. Tandai poin-poin yang membingungkan atau yang anda tidak setujui dan belum paham.
  7. Jika ragu dengan teks, kembangkan sudut pandang yang berlawanan.
  8. Taksirlah seberapa jauh anda mendalami materi.

Keunggulan Tipe The Study Group

Adapun keunggulan dari tipe The Study Group adalah sebagai berikut:




  1. Menjadikan siswa bebas untuk melakukan gaya belajar yang mereka inginkan.
  2. Membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran jika ada yang belum mereka pahami.
  3. Adanya penyatuan pendapat atau ide-ide dalam diri siswa ketika berada di dalam kelompok.
  4. Siswa bisa mengembangkan pengetahuannya..
Kelemahan Tipe The Study Group

Adapun kelemahan dari tipe The Study Group adalah sebagai berikut:

  1. Bagi guru bisa melakukan tindakan yang ekstra berkaitan dengan pertanyaan dan tindakan siswa.
  2. Memerlukan ketelitian yang optimal berkaitan dengan suatu materi yang tidak dipahami.
  3. Menuntut siswa untuk bekerja secara optimal.

Sekian ulasan singkat tentang Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Study Group semoga dapat menjadi referensi bagi anda, dan jika artikel ini dianggap bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share artikel ini. Terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.