Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Metode Pembelajaran

Pengertian Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

×

Pengertian Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI)

Sebarkan artikel ini

Pengertian Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) – Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Metode merupakan cara atau prosedur yang keberhasilannya di dalam belajar, atau sebagai alat yang menjadikan mengajar lebih efektif.1 Sedangkan menurut Daryanto, metode mengajar dapat diartikan sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien, dari beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan guru dalam proses pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.

Metode dan teknik dalam proses belajar mengajar bergantung pada tingkah laku yang terkandung di dalam rumusan tujuan tersebut. Dengan kata lain, metode dan teknik yang digunakan untuk tujuan yang menyangkut pengetahuan, akan berbeda dengan metode dan teknik untuk tujuan yang menyangkut keterampilan atau sikap.

Scroll untuk melihat konten

Metode Team Assisted Individualization (TAI) merupakan suatu metode yang dikembangkan oleh Slavin dan Leavey pada tahun 1984, serta oleh Slavin dan Kraweit pada tahun 1985. Sedangkan menurut Casal mengungkapkan bahwa metode ini dikembangkan oleh Slavin, Leavy dan Madden pada tahun 1982.3

Metode Team Assisted Individualization (TAI) merupakan metode yang menkombinasikan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual. Dasar metode ini adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual yang berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Individualisasi telah dipandang penting dalam metode ini khususnya untuk penerapannya dalam pembelajaran matematika, yakni pembelajaran dari tiap kemampuan yang diajarkan sebagian besar tergantung pada penguasaan kemampuan yang dipersyaratkan.

Metode ini bersifat khusus karena dikembangkan untuk pembelajaran matematika tepatnya tentang aritmatika (ilmu hitung) bagi siswa kelas 3 sampai kelas 6 atau siswa pada kelas lebih tinggi yang belum siap menerima materi aljabar lengkap.



Matematika TAI diprakarsai sebagai usaha untuk merancang sebuah bentuk pengajaran individual yang dapat menyelesaikan masalah- masalah yang membuat metode pengajaran individual menjadi tidak efektif. Matematika TAI dapat membuat siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif sehingga siswa dapat mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah dan saling memberi dorongan untuk maju. Dalam penerapan matematika TAI ini, guru dapat mengurangi dampak pengelompokan secara heterogen, melainkan guru dapat memberikan pengajaran lansung pada kelompok kecil siswa yang homogen.

Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran di kelas, metode Team Assisted Individualization (TAI) memang sangat cocok untuk diterapkan sebagai acuan untuk siswa lebih giat dalam berlatih dan memahami proses hitung terutama dalam pembelajaran matematika, sehingga lebih dikenal dengan matematika TAI.

Selain berguna bagi siswa secara individu dalam memahami dan meraih hasil belajar yang maksimal, metode TAI juga mengajarkan dalam menyelesaikan soal atau masalah dalam bentuk diskusi kelompok. Sehingga kerja sama yang memberikan dorongan untuk maju juga dilatih dalam metode ini sebagai penunjang pembelajaran secara individu yang kurang efektif. Disamping dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.

Implementasi Metode Team Assisted Individualization (TAI)

Dalam model pembelajaran TAI memiliki delapan komponen penting, yaitu teams, placement test, student creative, team study, team scores and team recognition, teaching group, facts test, dan whole class units. Untuk penerapan model pembelajaran TAI dalam kelas maka delapan komponen tersebutlah yang merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk penerapannya pada pembelajaran di kelas khususnya matematika adalah sebagai berikut:




Team

Parasiswa dalam TAI  dibagi  kedalam tim-tim yang beranggotakan 4 sampai 5 orang.

Tes Penempatan

Para siswa diberikan tes pra-program dalam bidang operasi matematika pada permulaan pelaksanaan program. Siswa ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka dalam tes ini.

Materi-Materi Kurikulum

Guru menyiapkan paket-paket pembelajaran aritmatika, baik untuk pembelajaran klasikal (individu) maupun pembelajaran kooperatif, serta berbagai alat tes yang terdiri dari tes penempatan (placement test), tes formatif maupun tes akhir (final test).8

Langkah-langkah Pembelajarannya yaitu:

  1. Diawali dengan pengenalan konsep oleh guru dalam mengajar secara kelompok (diskusi singkat) dan memberikan langkah langkah cara menyelesaikan masalah atau soal.
  2. Pemberian tes keterampilan yang terdiri dari 10 soal.
  3. Pemberian tes formatif yang terdiri dari dua paket soal, tes formatif A dan tes formatif B, masing-masing terdiri dari 8 soal.
  4. Pemberian tes keseluruhan yang terdiri dari 10 soal.
  5. Pembahasan untuk tes keterampilan, tes formatif, dan tes keseluruhan.

Konten aritmatika yang harus dipelajari para siswa dalam paket pembelajaran terdiri dari berbagai operasi hitung seperti penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, akar, pangkat, rasio, persen, statistika dasar dan lain-lain.

Belajar Kelompok

Para siswa diberikan tempat untuk memulai dalam unit matematika individual. Unit tersebut tertera pada buku-buku siswa. Para siswa mengerjakan unit-unit mereka, mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Para siswa membentuk yang terdiri dari 2 atau 3 orang dalam tim mereka untuk melakukan pengecekan.
  2. Para siswa membaca halaman panduan mereka dan meminta teman satu tim atau guru untuk membantu bila diperlukan. Selanjutnya mereka akan memulai latihan kemampuan yang pertama dalam unit mereka.
  3. Tiap siswa mengerjakan empat soal pertama dalam latihan kemampuannya sendiri dan selanjutnya jawabannya dicek oleh teman satu timnya dengan halaman jawaban yang sudah tersedia, yang dicetak dengan urutan terbalik di dalam buku. Apabila keempat soal tersebut benar, siswa tersebut boleh melanjutkan ke latihan kemampuan berikutnya. Jika ada yang salah, mereka harus mencoba mengerjakan kembali keempat soal tersebut dengan benar. Para siswa yang menghadapi masalah pada tahap ini didorong untuk meminta bantuan dari timnya sebelum meminta bantuan dari guru.
  4. Apabila siswa sudah dapat menyelesaikan keempat soal dengan benar dalam latihan kemampuan terakhir, dia akan mengerjakan tes formatif A, yaitu kuis yang terdiri dari sepuluh soal yang mirip dengan latihan kemampuan terakhir. Pada saat mengerjakan tes formatif. Siswa harus bekerja sendiri sampai selesai. Seorang teman satu timnya akan menghitung skor tesnya. Apabila siswa tersebut dapat mengerjakan delapan atau lebih soal dengan benar, teman satu tim tersebut akan menandatangani hasil tes itu untuk menunjukkan bahwa siswa tersebut telah dinyatakan sah oleh teman satu timnya untuk mengikuti tes unit. Bila siswa tersebut tidak dapat mengerjakan delapan atau lebih soal dengan benar, guru akan dipanggil untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi siswa tersebut. Guru mungkin akan meminta si siswa untuk kembali mengerjakan soal-soal latihan kemampuan lalu mengerjakan tes formatif B, sepuluh soal kedua yang konten dan tingkat kesulitannya sejajar dengan tes formatif A. Atau jika tidak, siswa tersebut boleh terus melanjutkan ke tes unit. Tidak ada siswa yang boleh mengerjakan tes unit sampai dia mengerjakan tes formatif dan pekerjaannya diperiksa oleh temannya.
  5. Tes formatif para siswa ditandatangani oleh siswa pemeriksa yang berasal dari tim lain supaya dapat mendapatkan tes unit yang sesuai. Siswa tersebut selanjutnya menyelesaikan tes unitnya, dan siswa pemeriksa akan menghitung skornya. Tiap hari dua murid secara bergantian menjadi pemeriksa.



Skor Tim dan Rekognisi Tim

Guru menghitung skor tim yaitu guru memberi skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang dapat dicakupi oleh tiap anggota tim dan jumlah tes-tes unit yang berhasil diselesaikan dengan akurat. Kriterianya dibangun dari kinerja tim. Kriteria yang tinggi ditetapkan bagi sebuah tim untuk menjadi Tim Super, kriteria sedang untuk menjadi Tim Sangat Baik, dan kriteria minimum untuk menjadi Tim Baik. Tim-tim yang memegang kriteria sebagai Tim Super dan Tim Sangat Baik menerima sertifikat yang menarik.

Kelompok Pengajaran

yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.

Tes Fakta

Para siswa diminta mengerjakan tes-tes fakta selama tiga menit (biasanya fakta-fakta perkalian atau pembagian). Para siswa tersebut diberikan lembar-lembar fakta untuk dipelajari di rumah untuk persiapan menghadapi tes-tes ini.

Unit Seluruh Kelas

yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Ciri-Ciri Metode Team Assisted Individualization (TAI).

Ciri-ciri pembelajaran Matematiaka TAI yaitu memiliki delapan komponen dalam tahapan-tahapan konkret pelaksanaannnya di ruang kelas. Kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4 sampai 6 siswa.
  2. Placement test, yaitu pemberian pretest kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.
  3. Student creative, yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
  4. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya.
  5. Team scores and team recognition, yaitu pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
  6. Teaching group, yaitu pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.
  7. Facts test, yaitu pelaksanaan tes-tes kecil bardasarkan fakta yang diperoleh siswa.
  8. Whole class units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.



Kelebihan dan Kelemahan Metode Team Assisted Individualization (TAI)

Metode TAI dapat menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan praktis dari sistem pengajaran individual, yakni untuk memuaskan kriteria berikut:

  1. Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
  2. Guru dapat memiliki waktu untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.
  3. Mudah dilakukan oleh siswa kelas tiga ke atas.
  4. Siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, dan tidak akan dapat berbuat curang atau menemuakan jalan pintas.
  5. Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru. Pada tiap pos pengecekan penguasaan, dapat tersedia kegiatan-kegiatan pengajaran alternatif dan tes-tes yang paralel.Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain, sekalipun bila siswa yang mengecek kemampuannya ada di bawah siswa yang dicek dalam rangkaian pengajaran, dan prosedur pengecekan akan cukup sederhana dan tidak mengganggu si pengecek.
  6. Programnya mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan atau tim guru.
  7. Dengan membuat siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif, dengan status yang sejajar, program ini akan membangunkondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa-siswa mainstream yang cacat secara akademik dan di antara para siswa dari latar belakang ras atau etnik berbeda.

Selain memiliki kelebihan, metode Team Assisted Individualization

(TAI) juga memiliki kelemahan dalam penerapannya yaitu:

  1. Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan metode Team Assisted Individualization (TAI).
  2. Apabila metode pembelajaran ini merupakan metode pembelajan yang baru diketahui, kemungkinan sejumlah peserta didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan sebagian mengganggu antar peserta didik lain

Demikian postingan singkat tentang Pengertian Metode Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) semoga dapat menjadi referensi serta bermanfaat bagi anda dan jika artikel ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan bagikan postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.