Pengertian dan Langkah-langkah Strategi Pembelajaran REACT – Kemp dalam Sanjaya (2009: 126) menjelaskan bahwa ”strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Jadi strategi merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Ada berbagai strategi yang biasanya digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, salah satunya ialah strategi pembelajaran REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Tranfering)
Muslich dalam (Yuniawatika, 2011: 108), “strategi REACT ini dijabarkan oleh COR (Center of Occupational Research) di Amerika yang dari lima strategi yang harus tampak yaitu: Relating (mengaitkan), Experiencing (mengalami), Applying (Menerapkan), Cooperating (Bekerjasama), Transferring (Mentransfer)”. Strategi REACT merupakan salah satu strategi pembelajaran kontekstual yang memberikan ruang gerak kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Artana (2014: 2) menyebutkan “strategi ini terdiri dari lima tahapan yaitu: Relating (mangaitkan), Experiencing (mengalami), Applying (menerapkan), Cooperating (kerja sama), Transferring (menggunakan dalam konteks yang lebih luas)”. Putra (2014: 5) Penerapan strategi REACT dalam pembelajaran memungkinkan siswa untuk tahu manfaat dari materi yang dipelajari bagi kehidupannya, aktif dalam kegiatan pembelajaran, menemukan sendiri konsep-konsep yang telah dipelajari tanpa harus selalu tergantung pada guru, mampu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari, mampu bekerja sama dengan siswa lain, dan beraniuntuk mengemukakan pendapat. Dengan demikian, siswa menjadi lebih tertantang untuk belajar dan berusaha menyelesaikan semua permasalahan matematika yang ditemui. Selanjutnya Strategi pembelajaran REACT terdiri dari lima komponen (Relating Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transferring) yang disusun berdasarkan teori belajar. Kelima komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
- Relating
Menurut Crawford (2001: 3), Relating (mengaitkan /menghubungkan) merupakan strategi pembelajaran kontekstual yang paling kuat sekaligus merupakan inti dari konstruktivistik. Guru dikatakan menggunakan strategi menghubungkan ketika guru mengaitkan konsep baru dengan sesuatu yang tidak asing bagi siswa. Guru membantu menghubungkan apa yang telah diketahui oleh siswa dengan informasi yang baru. Relating merupakan kegiatan awal yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran yaitu mengapresiasi atau mengaitkan kemampuan siswa dengan pengetahuan ayang akan diterimanya
- Experiencing
Experiencing (mengalami) adalah menghubungkan informasi baru dengan berbagai pengalaman atau pengetahuan sebelumnya. Pengalaman yang dimaksud disini adalah yang dialami siswa selama proses belajar. Experiencing ini disebut juga learning by doing, melalui exploration (penggalian), discovery (penemuan), dan invention (penciptaan). Relating dan experiencing merupakan dua strategi untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari berbagai konsep baru. Tetapi guru harus tahu kapan dan bagaimana caranya mengintegrasikan strategi-strategi dalam pembelajaran tidaklah sederhana (Crawford, 2001: 5). Di sini guru memerlukan ketelitian, kolaborasi dan kecermatan dalam menyajikan materi-materi pembelajaran. Guru dapat mengetahui kapan saatnya mengaktifkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya, sehingga dapat membantu menyusun pengetahuan baru bagi siswa.
- Applying
Pada strategi Applying (menerapkan) ini siswa belajar untuk menerapkan konsep-konsep ketika mereka melakukan aktivitas pemecahan masalah. Guru harus mampu memotivasi siswa untuk memahami konsep-konsep yang diberikan dengan latihan-latihan yang lebih realistis dan relevan dengan kehidupan nyata. Agar proses pembelajaran dapat menunjukkan motivasi siswa dalam mempelajari konsep-konsep serta pemahaman siswa menjadi lebih mendalam, (Crawford, 2001: 9) merekomendasikan untuk memfokuskan pada aspek-aspek aktivitas pembelajaran yang bermakna. Setelah itu merancang tugas-tugas untuk sesuatu yang baru, bervariasi, beraneka ragam dan menarik. Terakhir merancang tugas-tugas yang menantang tetapi masuk akal dalam kaitannya dengan kemampuan siswa.
- Cooperating
Siswa yang melakukan aktivitas belajar secara individual kadang-kadang tidak mampu menunjukkan perkembangan yang signifikan dalam menyelesaikan masalah (Crawford, 2001: 11). Belajar dalam kelompok kecil, dapat membuat siswa lebih mampu menghadapi latihan-latihan yang sulit. Mereka lebih mampu menjelaskan apa yang mereka sudah pahami kepada teman-teman satu kelompok. Untuk menghindari adanya siswa yang tidak berpartisipasi dalam aktivitas kelompok, menolak atau menerima tanggung jawab atas pekerjaan kelompok; atau mungkin kelompok yang terlalu tergantung pada bimbingan guru, atau kelompok yang terlibat dalam konflik.
- Transferring
Dalam strategi Transferring (mentransfer) ini siswa diharapkan dapat menggunakan pengetahuan ke dalam konteks yang baru atau situasi yang baru. Pembelajaran diarahkan untuk menganalisis dan memecahkan suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Disini guru dituntut untuk merancang tugas-tugas untuk mencapai sesuatu yang baru dan beranekaragam sehingga tujuan-tujuan, minat, motivasi, keterlibatan dan penguasaan siswa terhadap pelajaran matematika dapat meningkat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan strategi REACT dikelompokan dalam 5 komponen utama yaitu Relating (menghubungkan), Experiencing (mengalami), Applying (menerapkan), Cooperating (bekerjasama), dan Trasferring (mentrasfer). Sehingga pembelajaran dengan strategi REACT dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.