Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan) – Hilmi, (2015:38) mengatakan bahwa: Sejarah PAKEM pertama kali munculnya dikenal dengan istilah Pakem, semula dikembangkan dari AJEL (Active Joyful and Effective Learning). Untuk pertama kali di Indonesia yaitu pada tahun 1999 yang dikenal dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif dan Menyenangkan), Seiring dengan perkembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), pada tahun 2002 istilah PEAM diganti menjadi PAKEM, yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Kemudian berkembang penamaannya menjadi PAIKEM penambahan kata Inovatif, kemudian kita juga mengenal PAIKEM Gembrot (gembira dan berbobot) dan sekarang juga dikenal dengan PAILKEM dengan penambahan kata Lingkungan. Pada dasarnya landasan teori yang digunakan adalah mengambil teori-teori tentang active learning atau pembelajaran aktif”.
Purwanto (2016:25) mengatakan bahwa: PAKEM atau singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan merupakan suatu model pembelajaran yang dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreatifitas, sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
Rusman (2014:322) mengatakan bahwa: PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered learning) dan pembelajaran harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus belajar sendiri tanpa diperintah dan mereka tidak merasa terbebani atau takut.
Rusman, 2014:321 mengatakan bahwa: PAKEM adalah penerjemah dari empat pilar yang dirancang oleh UNESCO : (1) learning to know, yaitu mempelajari ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam pembelajaran, (2) learning to do, yaitu belajar yang melakukan yang merupakan aspek pengamalan dan pelaksanaan, (3) learning to be, yaitu belajar menjadi diri sendiri berupa aspek kpribadian dan kesesuaian dengan diri anak ini juga sesuai dengan konsep “multiple intelligence” dari Howard Gardner, (4) learning to life together, yaitu belajar hidup dalam kebersamaan yang berupa aspek kesosialan anak, bagaimana bersosialisasi, dan bagaimana hidup toleransi dalam keberagaman yang ada disekeliling siswa.
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks. Artinya pembelajaran tersebut harus menunjukan kenyataan bahwa pembelajaran berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan dan guru pun harus mengerti bahwa siswa-siswa pada umumnya memiliki taraf perkembangan yang berbeda-beda. Cara memahami materi yang diajarakan berbeda-beda, ada yang bisa menguasai materi lebih cepat dengan keterampilan motorik (kinestetik), ada yang memahami materi lebih cepat dengan mendengar (auditif), dan ada juga yang menguasai materi lebih cepat dengan melihat atau membaca (visual).
Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar (multimetode dan multimedia) dan suasana belajar yang kondusif, baik eksternal maupun internal. Dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui pembelajaran, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan yang pada akhirnya membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan dari gurunya.
Rusman (2014: 323) mengatakan bahwa: pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada anak (student centred learning). Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) terdiri dari lima unsur, yaitu sebagai berikut:
Pembelajaran Partisifatif
Rusman (2014:323) mengatakan bahwa: pembelajarn partisifatif yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran (child center/student center) bukan pada dominasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran (teacher center).
Pembelajaran Aktif
Rusman (2014:324) mengatakan bahwa: pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapat berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.
Pembelajaran Kreatif
pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.
Pembelajaran kreatif menuntut guru untuk meransang kreatifitas siswa, baik dalam mengembangkan kecakapan berpikir maupun dalam melakukan suatu tindakan. Berpikir kreatif selalu dimulai dengan berpikir kritis, yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu.
Pada umumnya, berpikir kreatif memiliki empat tahapan sebagai berikut, Mulyasa (Rusman, 2014:325).
- Tahap pertama: persiapan, yaitu proses pengumpulan informasi untuk diuji,
- Tahap kedua: inkubasi, yaitu suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut dapat diperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional,
- Tahap ketiga: iluminasi, yaitu suatu kondisi untuk menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan rasional,
- Tahap keempat: verifikasi, yaitu pengujian kembali hipotesis untuk dijadikan sebuah rekomendasi, konsep, atau teori.
Siswa dikatakan kreatif apabila mampu melakukan sesuatu yang menghasilkan sebuah kegiatan baru yang diperoleh dari hasil berpikir kreatif dengan mewujudkan dalam bentuk sebuah hasil karya baru.
Pembelajaran Efektif
Rusman (2014:325) mengatakan bahwa: pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara optimal. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan serta mendidik mereka dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam pembelajaran. Seluruh siswa harus dilibatkan secara penuh agar bergairah dalam pembelajaran, sehingga suasanan pembelajaran betul-betul kondusif dan terarah pada tujuan dan pembentukan kompetensi siswa.
Pembelajaran efektif perlu didukung oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai/kondusif. Oleh karena itu, guru harus mampu mengelola siswa, mengelola kegiatan pembelajaran, mengelola isi/materi pembelajaran, dan mengelola sumber-sumber belajar.
Menurut More (Rusman,2014:325) mengatakan bahwa: ada tujuh langkah dalam mengimplementasikan pembelajaran efektif, yaitu : (1) perencanaan, (2) perumusan tujuan/kompetensi, (3) pemaparan perencanaan pembelajaran kepada siswa, (4) proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi (multistrategi), (5) evaluasi, (6) menutup proses pembelajaran, dan (7) follow up/ tindak lanjut.
Proses pelaksanaan pembelajaran efektif dilakukan melalui prosedur sebagai berikut:
- Melakukan appersepsi, (2) melakukan eksplorasi, yaitu memperkenalkan materi pokok dan kompetensi dasar yang akan dicapai, serta menggunakan variasi metode, (3) melakukan konsolidasi pembelajaran, yaitu mengaktifkan siswa dalam membentuk kompetensi dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa, (4) melakukan penilaian, yaitu mengumpulkan fakta-fakta dan data/dokumen belajar siswa yang falid untuk melakukan perbaikan program pembelajaran. Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: (1) pengeloaan tempat belajar, (2) pengelolaan siswa, (3) pengelolaan kegiatan pembelajaran, (4) pengelolaan konten/materi pembelajaran, dan (5) pengelolaan media dan sumber belajar.
Pembelajaran Menyenangkan
Mulyasa (Rusman,2014:326-327) mengatakan bahwa: pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction) merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.
Untuk mewujudkan proses pembelajran yang menyenangkan, guru harus mampu merancang pembelajaran dengan baik, memilih materi yang tepat, serta memilih dan mengembangkan strategi yang dapat melibatkan siswa secara optimal.
Terdapat empat aspek yang memengaruhi model PAKEM, yaitu pengalaman, komunikasi, interaksi, dan refleksi. Apabila dalam sebuah pembelajaran terdapat keempat aspek tersebut, maka kriteria PAKEM terpenuhi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1:
Rusman (2014:327) ada beberapa aspek dalam model PAKEM adalah sebagai berikut :
Pengalaman
Di aspek pengalaman ini siswa diajarkan untuk dapat belajar mandiri. Di dalamnya terdapat banyak cara untuk penerapannya, antara lain seperti eksperimen, pengamatan, percobaan, penyelidikan dan wawancara.,
Komunikasi
Aspek komunikasi ini dapat dilakukan dengan beberapa bentuk, antara lain mengemukakan pendapat, presentasi laporan, dan memajangkan hasil kerja.
Interaksi
Aspek interaksi ini dapat dilakukan dengan cara interaksi, Tanya jawab, dan saling melempar pertanyaan.
Refleksi
Dalam aspek ini yang dilakukan adalah memikirkan kembali apa yang telah diperbuar/dipikirkan oleh anak selama mereka belajar.
Model PAKEM ini diharapkan dapat menghasilkan pembelajaran, yang berkualitas/bermutu dan menghasilkan perubahan yang signifikan, seperti peran guru dikelas, perlakuan terhadap siswa, pertanyaan, latihan, interaksi, dan pengelolaan kelas.
Tujuan Pembelajaran PAKEM
Rusman (2014:322) “tujuan PAKEM ini adalah terdapatnya perubahan paradigma di bidang pendidikan”. Depdiknas, bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah beranjak dari :
- Schooling menjadi learning
- Instructive menjadi facilitative
- Government role menjadi community role
- Centralistic menjadi decentralistic
Pada saat sekarang ini, pendidikan tidak hanya tanggung jawab lembaga formal seperti sekolah, tapi sudah menjadi tanggung jawab semua pihak. Ini juga berdasarkan konsep tripusat pendidikan yang diciptakan oleh Ki Hajar Dewantara, (Rusman, 2014: 322) mengatakan bahwa “pendidikan di lembaga pendidikan, pendidikan di masyarakat, dan pendidikan di keluarga”.
Depdiknas menjelaskan bahwa:
Tujuan PAKEM adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dengan menyiapkan siswa memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap untuk persiapan kehidupan masa depannya. Kegiatan PAKEM mengeksplorasi pengelolaan kelas belajar aktif, strategi dan teknik pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir.
Model- Model Pembelajaran yang Mendukung Pembelajaran PAKEM
Dalam perkembangan model-model pembelajaran, ternyata terdapat beberapa model-model pembelajaran yang sebenarnya yang telah memuat konsep PAKEM. Udin S. Saud, (Rusman: 2014, 329) mengatakan bahwa terdapat tiga model pembelajaran yang pada dasarnya mendukung PAKEM, yaitu: (a) pembelajaran kuantum, (b) pembelajaran berbasis kompetensi, dan (c) pembelajaran kontekstual.
PAKEM merupakan pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar, namun pembelajaran PAKEM juga dapat dikolaborasikan dengan model pembelajaran lain yang mana dapat menambah semangat dan menarik proses pembelajaran.
Alasan Penerapan PAKEM
PAKEM diterapkan dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran ceramah yang guru laksanakan pada umumnya dinilai menjemukan, kurang menarik bagi para peserta didik sehingga berakibat kurang optimalnya penguasaan materi bagi peserta didik.
PAKEM memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
sekurang-kurangnya ada dua alasan mengapa pembelajaran model PAKEM diterapkan di Indonesia, yakni:
- PAKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama-sama aktif terlibat dalam pembelajaran. Selama ini kita mengenal pembelajaran model ceramah yang dinilai hanya guru yang aktif (monologis), sementara peserta didiknya pasif, sehingga pembelajarannya dinilai menjemukan, kurang menarik, dan tidak menyenangkan.
- PAKEM lebih memungkinkan, baik peserta didik maupun guru sama-sama kreatif. Guru berupaya kreatif, mencoba berbagai cara melibatkan semua peserta didiknya dalam pembelajaran. Sementara peserta didik juga dituntut kreatif pula dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, maupun bahan ajar dengan segala alat bantunya sehingga pada akhirnya hasil pembelajaran dapat meningkat.
Ciri-ciri/Karakteristik PAKEM
Sebagai model pembelajaran yang berbasis kepada siswa, PAKEM mempunyai beberapa ciri yang berbeda dengan model pembelajaran lainnya. Secara umum, ciri dari PAKEM adalah: siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang menyenangkan. Wahidin (Salema, 2015:10-11) menjelaskan ciri-ciri PAKEM adalah:
- Pembelajarannya mengaktifkan siswa,
- Mendorong kreativitas siswa dan guru,
- Pembelajarannya efektif dan
- Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi siswa.
Muhammad (Salema, 2015:11) ciri PAKEM yaitu:
- Adanya prakarsa siswa dalam kegiatan belajar, yang ditunjukan melalui keberanian memberikan pendapat tanpa diminta dan kesediaan mencari alat dan sumber belajar,
- Keterlibatan mental siswa dalam proses belajar mengajar yang berlangsung sehingga emosi siswa bisa tergugah secara sadar,
- Peranan guru sebagai fasilitator, pemantau, dan pemberi balikan lebih bersifat ulur tangan dari pada urun tangan,
- Siswa belajar dengan pengalaman langsung baik yang terkait dengan ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.
- Kekayaan variasi metode dan media dalam proes pembelajaran akan memberikan peluang variasi bentuk dan alat dalam proses belajar mengajar
Di dalam pembelajaran seorang guru berfungsi sebagai fasilitator dan mediator yang menyingkirkan hambatan dalam pembelajaran dan mempermudah anak untuk menerima materi pembelajaran, sehingga dalam pengelolaan kelas harus menarik dan menyenangkan yang ditunjang dengan alat peraga, media belajar serta menggabungkan beberapa metode yang berkaitan. Dengan demikian anak dapat termotivasi, berani berkreasi, sehingga terjadi kehangatan diantara anak dalam pembelajaran.
Prinsip PAKEM
Pembelajaran pakem merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya.
- Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multimedia, referensi, lingkungan dsb).
- Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play).
- Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan).
- Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan atau wawancara)
Fase-fase PAKEM
PAKEM adalah Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan.
Fase-fase PAKEM menurut Salema (2015:12) sebagai berikut :
- Review
Guru dan siswa meninjau ulang pelajaran yang lampau. - Pengembangan
Guru memberikan stimulus dan perluasan konsep. - Latihan terkontrol
Guru memeriksa kemungkinan terjadinya miskonsepsi. Dianjurkan dengan kerja kelompok.
- Seat work
Guru meminta siswa bekerja mandiri atau dalam kelompok dengan perluasan konsep.
- Laporan siswa perorangan atau kelompok
Guru meminta hasil kerja individu atau kelompok dilaporkan.
- Pendalaman melalui permainan
Guru mengajak anak bermain dengan tujuan untuk memperdalam materi.
- Pajangan hasil karya
Guru memberikan hasil karya dipajang yang berfungsi sebagai apresiasi karya dan perpustakaan kelas/sudut baca.
- Pemberian PR untuk tindak lanjut
Guru memberikan PR harus dikoreksi dan dinilai
PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang beragam untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bermain, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, efektif dan menyenangkan.
Kelebihan dan Kekurangan PAKEM
Suatu proses perbaikan tentunya tidak selamanya mudah untuk dilaksanakan, pastinya ada faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat. Begitu juga dengan pelaksanaan Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) di Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang, ada kelebihan dan juga kekurangannya.Akan tetapi itu semua haruslah dijadikan sebagai bahan evaluasi dan berfikir untuk pemecahan masalah agar pelaksanaan selanjutnya dapat berjalan dengan optimal.
Hilmi, (2015:44), kelebihan PAKEM adalah sebagai berikut :
- Pakem merupakan pembelajaran yang mengembangkan kecakapan hidup
- Dalam pakem siswa belajar bekerja sama
- Pakem mendorong siswa menghasilkan karya kreatif
- Pakem mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses
- Pakem menghargai potensi semua siswa
- Program untuk meningkatkat pakem disekolah harus ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya
- Peserta didik akan lebih termotovasi untuk belajar karena adanya variasi dalam proses pembelajaran
- Peserta didik dapat lebih mengembangkan dirinya
- Peserta didik tidakjenuh dengan pembelajarn di kelas
- Peserta didik dapat memecahkan permasalahan dengan memanfaatkan lingkungan sekitarnya
- Mental dan fisik peserta didik akan terasah secara optimal
Kelebihan model PAKEM diatas diharapkan dapat membuat siswa mejadi termotivasi untuk melaksanakan proses pembelajaran sehingga siswa menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan.
Kekurangan PAKEM
Dalam pembelajaran Model PAKEM, seorang guru mau tidak mau harus berperan aktif, proaktif dan kreatif untuk mencari dan merancang media/bahan ajar alternatif yang mudah dan sederhana. Tetapi tetap memiliki relevansi dengan tema materi pelajaran yang sedang dipelajari siswa. Hal ini jelas sekali dapat menjadi sebuah boomerang bagi guru, ketika seorang guru tidak memiliki kemampuan untuk memanajemen dan menguasai hal-hal yang harus ada untuk melakukan model pembelajaran PAKEM.
Hilmi, (2015:44), kekurangan PAKEM adalah sebagai berikut:
- Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-laki/perempuan, pintar/kurang pintar, social ekonomi tinggi/rendah
- Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup
- Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat duduk, kegiatan yang dilakukan siswa sering kali belum mencerminkan belajar kooperatif yang benar
- Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan pembelajaran pakem yang baik
- Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang cenderung seragam
- Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja siswa (LKS) yang sebagian besar pertanyaanya bersifat tertutup
- Guru harus meyiapkan pembelajaran yang lebih dari sekedar ceramah, maka dibutuhkan alat dan bahan yang lebih pula untuk melaksanakan pembelajaran tersebut
- Guru harus bisa mengcover semua kebutuhan siswa baik dari segi mental maupun fisik
- Sarana dan prasarana harus memadai, sehingga sekolah-sekolah yang berada di daerah sulit untuk mengembangkan PAKEM.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam pelaksanaan model PAKEM pada mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang adalah sebagai berikut: (a) Guru berusaha untuk menjalin komunikasi yang lebih akrab dengan seluruh siswa, memotivasi siswa agar selalu bersemangat, tidak takut dan malu dalam mengemukakan pendapat, tidak takut untuk menjawab pertanyaan dari guru serta tidak takut disalahkan jika jawabannya salah. (b) guru membentuk kelompok belajar yang sesuai dengan model pakem, sehingga pembelajaran yang dilakukannya lebih efektif, dan terus berupaya untuk memotivasi siswa dengan memberikan penghargaan berupa poinatau ucapan selamat bagi siswa yang aktif memberikan pendapat, aktif menjawabpertanyaan dan aktif menanggapi pendapat temannya, sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. (c) Guru harus memikirkan pembelajaran yang lebih efektif, lebih mengaktifkan siswa dan yang terpenting adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan serta membuat siswa nyaman bukan pembelajaran ceramah saja.
Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pelaksanaan PAKEM
Dalam PAKEM kita harus mendorong kesuksesan anak, mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melakukannya. Setiap kegiatan belajar mengajar merupakan kesempatan besar untuk merubah kognitif anak mengenai diri mereka sebagai pelajar dan merangsang keinginan bawaan mereka untuk belajar.
Hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAKEM adalah sebagai berikut :
- Memahami Sifat yang Dimiliki Anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi.
- Mengenal Anak Secara Perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran.
- Memanfaatkan Perilaku Anak dalam Pengorganisasian Belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar.
- Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Kemampuan Memecahkan Masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah.
- Mengembangkan Ruang Kelas Sebagai Lingkungan Belajar yang Menarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu.
- Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak.
- Memberikan Umpan Balik yang Baik untuk Meningkatkan Kegiatan Belajar
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan dari pada kelemahan siswa.
- Membedakan Antara Aktif Fisik dan Aktif Mental
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak.
Penulis dalam penelitian ini pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Nusantara Indah Sintang dikarenakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak hanya ceramah namun bisa saja dalam proses pelaksanaan pembelajaran guru melakukan kombinasi dari berbagai model pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam menerima materi pembelajaran, maka dari itu penulis lebih memilih menggunakan pembelajaran yang guru gunakan pada mata pelajaran Ekonomi pada kelas kontrol yang akan diteliti oleh penulis.
Sekian pembahasan tentang Pengertian dan Langkah-langkah Model Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran, Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan) semoga dapat menjadi referensi dan masukan bagi anda, jika pembahasan ini dirasa penting bagi anda, silahkan bagikan/share postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.
Bisakah buku tentang pembelajan