Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran Explicit Instruction

×

Pengertian Model Pembelajaran Explicit Instruction

Sebarkan artikel ini

Model Pembelajaran Explicit Instruction – Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah. Agar tujuan pendidikan dan pembelajaran berjalan dengan benar, maka perlu pengadministrasian kegiatan-kegiatan belajar mengajar, yang lazim disebut administrasi kurikulum. Bidang pengadministrasian ini sebenarnya merupakan pusat dari semua kegiatan di sekolah. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal, maka ada berbagai model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam praktiknya, pengajaran harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Menurut Trianto (2011: 22) menyatakan bahwa “setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai”. Merujuk pada hal ini perkembangan model pembelajaran terus mengalami perubahan dari model tradisional menuju model yang lebih modern. Model pembelajaran berfungsi untuk memberikan situasi pembelajaran yang tersusun rapi untuk memberikan suatu aktivitas kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.

Scroll untuk melihat konten

Arends (dalam Trianto, 2011: 25), menyeleksi enam model yang sering dan praktis digunakan dalam mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas. Tidak ada satu model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu. Oleh karena itu, dari beberapa model pembelajaran yang ada perlu kiranya diseleksi model pembelajaran yang mana yang paling baik untuk mengajar akan suatu materi tertentu.

Model Explicit Instruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung. Menurut Arends (dalam Trianto, 201: 41) Model Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Explicit Instruction menurut Kardi (dalam Uno dan Nurdin, 2011: 118) dapat berbentuk “ceramah, demonstrasi, pelatihan atau praktik, dan kerja kelompok”. Explicit Instruction digunakan untuk menyampaikan pelajaran yang ditransformasikan langsung oleh guru kepada siswa.

Dari berbagai kutipan diatas mengenai explicit instruction dapat disimpulkan bahwa model pengajaran langsung dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pada model explicit instruction terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali pelajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru. Sintaks Model explicit instruction tersebut disajikan dalam 5 (lima) tahap, seperti ditujukan tabel berikut ini:




Sintaks Model Explicit Instruction Fase Peran Guru

Fase 1

Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang.

Menyampaikan tujuan dan pelajaran, pentingnya pelajaran,mempersiapkan mempersiapkan siswa untuk belajar.

Fase 2

Medemonstrasikan

Guru mendemontrasikan keterampilan dengan pengetahuan dan benar atau menyajikan informasi tahap demi keterampilan tahap.

Fase 3

Guru merencanakan dan memberi bimbingan.

Membimbing pelatihan pelatihan awal

Fase 4

Mengecek pemahaman dan Mencekapakah siswa telah berhasil melakukan memberikan umpan balik tugas dengan baik, memberi umpan balik.

Fase 5

Guru mempersiapkan  kesempatan melakukan

Memberikan kesempatan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada untuk pelatihan lanjutan dan penerapan kepada situasi lebih kompleks dan penerapan kehidupan sehari-hari.

Kardi & Nur (dalam Trianto, 2011:43) mengemukakan tahapan atau sintaks model explicit instruction menurut Bruce dan Weil (dalam Sudrajat, 2011: 3), sebagai berikut: “1) Orientasi, 2) Prestasi, 3) Latihanterstruktur, 4) Latihan terbimbing, 5) Latihan mandiri”. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, akan sangat menolong siswa jika guru memberikan kerangka pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan. Bentuk-bentuk orientasi dapat berupa: (1) kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa; (2) mendiskusikan atau menginformasikan  tujuan pelajaran;  (3)  memberikan  penjelasan/arahan  mengenai kegiatan yang akan dilakukan; (4) menginformasikan materi/konsep yang akan  digunakan  dan kegiatan  yang  akan  dilakukan selama pembelajaran; dan (5) menginformasikan kerangka pelajaran.

Pada fase ini  guru  dapat  menyajikan  materi  pelajaran  baikberupa konsep-konsep maupun keterampilan. Penyajian materi dapatberupa: (1) penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasaisiswa dalam waktu  relatif  pendek;  (2)  pemberian contoh-contoh konsep; (3) pemodelan atau peragaan keterampilan dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja  terhadap tugas;  dan  (4)  menjelaskan  ulang  hal-hal  yang sulit.




Latihan terstruktur. Pada fase ini guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan. Peran guru yang penting dalam fase ini adalah memberikan umpan balik terhadap respon siswa dan memberikan penguatan terhadap respon siswa yang benar dan mengoreksi respon siswa yang salah. Latihan  terbimbing.  Pada fase  ini  guru  memberikan kesempatan  kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan.

Latihan terbimbing ini baik juga digunakan oleh guru untuk mengakses/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya. Pada fase ini peran guru adalah memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan. Latihan mandiri. Pada fase ini siswa melakukan kegiatan latihan secara mandiri, fase ini dapat dilalui siswa jika telah menguasai tahap-tahap pengerjaan tugas 85-90% dalam fase bimbingan latihan.

Slavin (dalam Trianto: 2011) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks explicit instruction, yaitu sebagai berikut:

  1. Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa. Dalam tahap ini guru menginformasikan hal-hal yang harus dipelajari dan kinerja siswa yang diharapkan.
  2. Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat. Dalam tahap ini guru mengajukan pertanyaan untuk mengungkap pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai siswa.
  3. Menyampaikan materi pelajaran. Dalam fase ini, guru menyampaikan materi, menyajikan informasi, memberikan contoh-contoh, mendemontrasikan konsep dan sebagainya.
  4. Melaksanakan bimbingan. Bimbingan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menilai tingkat pemahaman siswa dan mengoreksi kesalahan konsep.
  5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilannya atau menggunakan informasi baru secara individu atau kelompok.
  6. Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik. Guru memberikan reviu terhadap hal-hal yang telah dilakukan siswa, memberikan umpan balik terhadap respon siswa yang benar dan mengulang keterampilan jika diperlukan.
  7. Memberikan latihan mandiri. Dalam tahap ini, guru dapat memberikan tugas-tugas mandiri kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang telah mereka pelajari.

Dari kutipan diatas model explicit instruction khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedur dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

Dimana dimulai dari menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, dan memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan. Menurut Sudrajat, (2011: 6) model explicit  instruction  memiliki kelebihan dan kelemahan.




Kelebihan Model Explicit Instruction

  1. Model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga dapat mempertahankan focus mengenai apa yang harus dicapai oleh siswa.
  2. Dapat diterapkan secara efektif dalam kelas yang besar maupun kecil.
  3. Dapat digunakan untuk menekankan poin-poin penting atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi siswa sehingga hal-hal tersebut dapat diungkapkan.
  4. Dapat menjadi cara yang efektif untuk mengajarkan informasi dan pengetahuan faktual yang sangat terstruktur.
  5. Merupakan cara yang paling efektif untuk mengajarkan konsep dan keterampilan-keterampilan yang eksplisit kepada siswa yang berprestasi rendah.
  6. Dapat menjadi cara untuk menyampaikan informasi yang banyak dalam waktu yang relatif singkat yang dapat diakses secara setara oleh seluruh siswa.
  7. Memungkinkan guru untuk menyampaikan ketertarikan pribadi mengenai mata pelajaran (melalui presentasi yang antusias) yang dapat merangsang ketertarikan dan dan antusiasme siswa.

Kelemahan Model Explicit Instruction.

  1. Model pembelajaran langsung bersandar pada kemampuan siswa untuk mengasimilasikan informasi melalui kegiatan mendengarkan, mengamati, dan mencatat. Karena tidak semua siswa memiliki keterampilan dalam hal-hal tersebut, guru masih harus mengajarkannya kepada siswa.
  2. Dalam model pembelajaran langsung, sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau ketertarikan siswa.
  3. Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
  4. Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini bergantung pada image guru. Jika guru tidak tampak siap, berpengetahuan, percaya diri, antusias, dan terstruktur, siswa dapat menjadi bosan, teralihkan perhatiannya, dan pembelajaran mereka akan terhambat.
  5. Terdapat beberapa bukti penelitian bahwa tingkat struktur dan kendali guru yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran, yang menjadi karakteristik model pembelajaran langsung, dapat berdampak negatif terhadap kemampuan penyelesaian masalah, kemandirian, dan keingintahuan siswa.




Berdasarkan kutipan diatas, maka penggunaan model explicit instruction dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan tersktruktur dimana isi materi penuh disampaikan kepada anak didik dalam waktu yang relatif singkat dan guru yang memiliki persiapan yang matang dalam penyampaian pelajaran dapat menarik perhatian siswa.

Namun tidak dipungkiri bahwa model explicit instruction memiliki kelemahan yaitu ruang untuk siswa aktif memang terlalu sempit yang berdampak tidak mengembangkan keterampilan sosial siswa. Walaupun explicit instruction memiliki kelemahan tidak mengembangkan keterampilan sosial siswa tetapi itu tidak menjadi penghalang karena guru akan berperan aktif dalam proses pengembangan diri setiap siswa untuk memperoleh hasil yang baik dengan menggunakan pembelajaran ini.

Demikian postingan singkat tentang Model Pembelajaran Explicit Instruction semoga dapat dijadikan referensi bagi anda. Jika artikel ini dianggap bermanfaat silahkan share artikel ini. Terima Kasih telah berkunjung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.