Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pembelajaran

Pengertian Tentang Kemampuan Membaca

×

Pengertian Tentang Kemampuan Membaca

Sebarkan artikel ini

Pengertian Tentang Kemampuan Membaca – Kemampuan merupakan sesuatu yang telah tertanam didalam diri seseorang, kemampuan yang dimiliki seseorang dapat berkembang bila orang tersebut belajar dengan baik. Untuk dapat mengetahui kemampuan seseorang perlu dilakukan tes.

Tri (2014: 11) mendefinisikan kemampuan membaca adalah kesanggupan dan kecakapan serta kesiapan seseorang untuk memahami gagasan-gagasan dan lambang atau bunyi bahasa yang ada dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan si pembaca untuk mendapatkan amanat atau informasi yang diinginkan. Membaca memerlukan pemahaman yang baik, karena membaca memerlukan kemampuan yang baik agar dapat memahami teks bacaan dan memknai isi bacaan dengan baik.

Scroll untuk melihat konten

Menurut Yupita (2014: 10)“ability(kemampuan, kecakapan,ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (gaya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”.kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik. Menurut Milasari dkk (2014: 1) Membaca merupakan sebuah komunikasitidak langsung antara pembaca danpenulis melalui bahasa tulisan.Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca  adalah kecakapan atau potensi sesorang untuk menguasai suatu keahlian komunikasi tidak langsung melalui bahasa lisan yang

merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktik dan digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya.

Membaca Pemahaman
Pengertian Membaca

Menurut Tarigan (2015: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.




Tujuan Membaca

Tujuan dalam membaca adalah:

  1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
  2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
  3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk memecahkan suatu masalah, adengan-adengan dan kejadian-kejadian dibuat dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita.
  4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi.
  5. Membaca untuk menemukan dan mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklarifikasi.
  6. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuatseperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi.
Jenis-jenis Membaca

Menurut Suratno (2014: 15) jenis-jenis membaca dapat dibagi menjadi enam, antara lain sebagai berikut:




  1. Membaca permulaan disajikan pada siswa tingkat permulaan sekolah dasar untuk menanamkan kemampuan mengasosiasikan huruf denganbunyi bahasa yang di wakilinya.
  2. Membaca nyaring merupakan lanjutan membaca permulaan meskipun ada yang memandang sebagai bagian tersendiri, misalnya membaca kutipan.
  3. Membaca dalam hati membaca yang membina siswa agar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi penuturan tertulis yang dibacanya.
  4. Membaca pemahaman dalam praktik, membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan membaca dalam hati, karena kedua jenis membaca ini menitik beratkan pada pemahaman ini dalam waktu relatif yang singkat (jenis membaca ini di gunakan sebagai bahan kajian penelitian).
  5. Membaca bahasa merupakan alat yang dimanfaatkan guru untuk membina kemampuan bahasa siswa.
  6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca pemahaman.
  7. Pembelajaran Membaca Di Sekolah Dasar

Yusuf (2014:179) Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal dan menguasai perbendaharaan kata (vocabulary). Pada awal masa ini, anak sudah menguasai sekitar 2.500 kata, dan pada masa akhir (usia 11-12 tahun) telah dapat menguasai sekitar 50.000 kata. Dengan dikuasainya keterampilan membaca dan berkomunikasi dengan orang lain, anak sudah gemar membaca atau mendengarkan cerita yang bersifat kritis (tentang perjalanan/petualangan, riwayat para pahwalan, dsb).

Pada masa ini tingkat berpikir anak sudah lebih maju, dia banyak menanyakan soal waktu dan sebab akibat. Oleh sebab itu, kata tanya yang dipergunakannya pun semula hanya “apa”, sekarang sudah diikuti dengan pertanyaan: “di mana”, “dari mana”, “kemana”, “mengapa”, dan “bagaimana”. Terdapat dua faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu:

  1. Proses jadi matang, dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (organ-organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata.
  2. Proses belajar, yang berarti bahwa anak yang telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengintimitasi atau meniru ucapan/kata-kata yang didengarnya.

Kedua proses ini berlangsung sejak masa bayi dan kanak-kanak, sehingga pada usia anak memasuki sekolah dasar, sudah sampai pada tingkat: (1) dapat membuat kalimat yang lebih sempurna, (2) dapat membuat kalimat majemuk, (3) dapat menyusun dan mengajukan pertanyaan.

Di sekolah, diberikan pelajaran bahasa yang dengan sengaja menambah perbendaharaan katanya, mengajar menyusun struktur kalimat, peribahasa, kesusastraan dan keterampilan mengarang. Dengan dibekali bahasa ini, diharapkan peserta didik dapat menguasai dan mempergunakannya sebagai alat untuk:

  1. Berkomunilasi dengan orang lain
  2. Menyatakan isi hatinya (perasaannya)
  3. Memahami keterampilan mengolah informasi yang diterimanya
  4. Berpikir (menyatakan gagasan atau pendapat)
  5. Mengembangkan kepribadiannya, seperti menyatakan sikap dan keyakinannya.

Ada beberapa tahapan perkembangan membaca pada siswa sekolah dasar. Suratno (2014: 20) mengemukakan tahap pertama, umur 6-7 tahun (kira-kira kelas I dan II sekolah dasar) anak memusatkan pada katakata lepas dalam kalimat sederhana atau cerita sederhana. Tahap kedua, sekitar anak duduk di kelas II dan IV, mereka dapat menganalisa kata-kata yang diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang didasarkan konteks.

Tahap ketiga, sekitar anak kelas V sampai kelas II SMP tampak adanya perkembangan pesat dalam membaca yaitu tekanan membaca tidak lagi pada pengenalan tulisan tetapi pada pemahaman dan makna bacaan. Pembelajaran membaca di Sekolah Dasar harus menarik dan bermanfaat. Beberapa prinsip membaca yang perlu diperhatikan adalah:




  1. Membaca bukanlah hanya mengenal huruf dan membunyikannya,tetapi harus melampaui pengenalan bunyi dan huruf.\
  2. Pembaca dan penguasaan bahasa yang terjadi secara serempak.
  3. Membaca dan berpikir secara serempak.
  4. Membaca menghubungkan lambang tulis dengan ide dan rujukan yang ada di belakang lambang huruf.
  5. Membaca yang bermuara pada pemahaman (membaca berarti memahami).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran membaca di sekolah harus disesuaikan dengan tingkatan perkembangan anak sehingga siswa dapat menguasai kemampuan membaca dengan sebagaimana mestinya.

Membaca sebagai Suatu Keterampilan

Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Dengan perkataan lain, keterampilan membaca mencakup tiga komponen, yaitu:

  1. Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca
  2. Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal.
  3. Hubungan lebih lanjur dari A dan B dengan makna atau meaning.
Aspek-aspek membaca

Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:




Keterampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup:
  1. Pengenalan bentuk huruf.
  2. Pengelan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain).
  3. Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi.
  4. Kecepatan membaca ke taraf lambat.
Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup:
  1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal)
  2. Memahami signifikansi atau makna.
  3. Evaluasi atau penilaian.
  4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis tersebut, aktivitas yang sesuai adalah membaca nyaring, membaca bersuara, untuk keterampilan pemahaman, yang paling tepat adalah dengan membaca dalam hati. yang dapat pula dibagi atas:

  1. Membaca ekstensif
  2. Membaca intensif

Selanjutnya, membaca ekstensif ini mencakup pula:

  1. Membaca survei
  2. Membaca sekilas
  3. Membaca dangkal

Sedangkan membaca intensif dapat pula dibagi atas:

Membaca telaah isi, yang mencakup:
  1. Membaca teliti
  2. Membaca pemahaman
  3. Membaca kritis
  4.  Membaca ide
Membaca telaah bahasa, yang mencakup:
  1.  Membaca bahasa asing
  2.  Membaca sastra
Mengembangkan Keterampilan Membaca

Usaha yang dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan membaca, yaitu:

Guru dapat menolong para pelajar memperkaya kosa kata mereka dengan jalan:

  1. Memperkenalkan sinonim kata, antonim kata, parafrase, kata-kata yang berdasar sama.
  2. Memperkenalkan imbuhan, yang mencakup awalan, sisipan, dan akhiran.
  3. Mengira-ngira atau menerka makna kata dari konteks atau hubungan kalimat.
  4. Menjelaskan arti sesuatu kata abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah atau bahasa ibu pelajar.

Guru dapat membantu para pelajar untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat, dan sebagainya dengan cara-cara yang telah dikemukakan di atas, disertai latihan seperlunya.

Guru dapat memberikan serta menjelaskan kawasan atau pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah, peribahasa, dan lain-lain dalam bahasa daerah atau bahasa ibu para pelajar.




Guru dapat menjamin dan memastikan pemahaman para pelajar  dengan berbagai cara, misalnya:

  1. Mengemukakan berbagi jenis pertanyaan terhadap kalimat yang sama.
  2. Mengemukakan pertanyaan, yang jawabannya dapat ditemukan oleh  para pelajar secara verbatein (kata demi kata) dalam bahan bacaan.
  3. Menyuruh para pelajar membuat rangkuman atau ikhtisar dari  sesuatu paragraf. Rangkuman tersebut haruslah mencakup ide-ide penting dalam urutan yang wajar.
  4. Menanyakan apa ide pokok sesuatu paragraf
  5. Menyuruh para pelajar untuk menemukan kata-kata yang melukiskan seseorang atau suatu proses yang menyatakan bahwa orang itu sesedang bergegas, marah, dan sebagainya.
  6. Menunjukkan kalimat-kalimat yang kurang baik letak/susunannya, dan menyuruh para pelajar untuk menempatkanya pada tempat/susunan yang tepat.

Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca para pelajar dengan cara sebagi berikut:

  1. Kalau para pelajar dusuruh membaca dalam hati, ukurlah waktu  membaca tersebut.
  2. Haruslah diusahakan agar waktu tersebut bertambah singkat  serta efisien secara teratur sepanjang tahun.
  3. Haruslah dihindarkan gerakan-gerakan bibir pada saat membaca dalam hati, hal itu tidak baik dan tidak perlu dilakukan oleh para pelajar.
  4. Haruslah dijelaskan tujuan khusus, tujuan tertentu membaca itu kepada para pelajar.

Hakikat Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman sering disebut dengan istilahmembaca intensif atau membaca cermat. Menurut Tarigan (2015: 58) “membaca pemahaman reading for understanding yang dimaksudkandi sini adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:

  1. Standar-standar/norma-norma (literary standards)
  2. Resensi Kritis (critical review)
  3. Drama Tulis (printed drama)
  4. Pola-pola fiksi (patterns of fiction)

Membaca pemahaman merupakan kegiatan membaca yang dilakukan dengan hati-hati dan teliti. Biasanya cara membacanya lambat dengan tujuan untuk memahami keseluruhan bahan bacaan sampai ke bagian-bagian yang paling kecil. Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah aktivitas membaca yang dilakukan dalam hati untuk memahami isi pokok wacana secara tepat dan mendalam.

Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Mencakup hal-hal sebagai berikut:

  1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal)
  2. Memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang relevansi atau keadaan kebudayaan, reaksi pembaca)
  3. Evaluasi atau Penilaian
  4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Tujuan Membaca Pemahaman

Menurut Tarigan (2015: 9) Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna. Arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.

tujuan pengajaran  membaca pemahaman dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai isi bacaan yang dibacanya.
  2. Siswa dapat menemukan pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam teks.
  3. Siswa dapat menyusun ringkasan.
  4. Siswa dapat mengungkapkan kembali isi wacana dengan kata-katanya sendiri secara tepat dan sistematis.

Cakupan Konsep Membaca Pemahaman

Dalam penelitian ini digunakan istilah membaca pemahaman yang  merujuk kepada jenis kegiatan membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh pengertian tentang sesuatu atau untuk tujuan belajar sehingga memperoleh wawasan yang lebih luas tentang sesuatu yang dibaca. Membaca pemahaman dibutuhkan kecepatan membaca yang bervariasi, tergantung pada bahan bacaan yang yang kita baca.

Prabaca (Prevewing)

Guna mendapatkan gambaran umum mengenai bahan bacaan yang akan kita baca, kita hendaknya melakukan kegiatan prabaca (Previewing) kegiatan prabaca akan memberikan pemahaman awal kepada kita mengenai bahan bacaan yang dihadapi. Beberapa manfaat dalam melakukan prabaca (Previewing), Menurut Rusni (2014: 19) antara lain sebagai berikut :




  1. Prabaca (Previewing) memungkinkan pembaca mengetahui (genre) bahan bacaan yang akan dihadapi, konteks pembahasan atau penceritaan, topik atau tema bahan bacaan, tingkat kesulitan, dan organisasi bahan bacaan.
  2. Hal yang paling penting adalah dengan menyadari topik atau tema bahan bacaan yang dihadapi, pembaca dengan segera akan mengaktifkan latar belakang pengetahuan yang telah dimilikinya.
  3. Kegiatan prabaca dapat menumbuhkan kesadaran bagi pembaca untuk dapat menangkap makna dari suatu bacaan. Pembaca tidak harus membaca kata demi kata dari bahan bacaan itu, melainkan berupaya menangkap makna dari keseluruhan kalimat, paragraf, dan dari keseluruhan wacana.
Pendugaan (Predicting)

Selama melakukan prabaca (previewing), sebaiknya kita menduga-duga isi bacaan yang akan kita baca. Ketika melakukan dugaan, kita berupaya mendapatkan informasi:

  1. Jenis bahan bacaan yang akan kita baca, apakah berupa laporan penelitian, buku pelajaran, artikel, cerita, iklan atau lainnya.
  2. Apa yang sudah kita ketahui dan apa yang belum mengenai isi bacaan.
  3. Seberapa teliti kita harus membaca suatu bahan bacaan.
Penilaian Membaca Pemahaman

Berkaitan dengan membaca pemahaman, Rusni (2014: 20) mengemukakan bahwa “pemahaman terhadap bacaan diukur dengan presentase dari jawaban benar tentang isi bacaan.” Maksud dari presentase pemahaman ini adalah presentase jawaban yang benar dengan pertanyaan yang tersedia. Misalnya, jika ada sepuluh pertanyaan dan jawaban yang benar enam, maka presentase pemahaman adalah 6/10 X 100% = 65%

Persentase penilaian membaca pemahaman

Interval Persentase Tingkat Penguasaan

Keterangan

83% – 100%

Baik sekali

75% – 82%

Baik

60% – 74%

Cukup

42% – 59%

Kurang

0% – 39%

Gagal

Demikian ulasan singkat tentang Pengertian Tentang Kemampuan Membaca semoga dapat dijadikan referensi dan bermanfaat bagi anda dan jika artikel ini bermanfaat bagi anda silahkan share/bagikan artikel ini. Terima kasih

Respon (5)

  1. terima kasih atas informasi referensinya. boleh gak saya minta daftar pustaka nya yang legkap mas?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.