K3 Berkomputer dan Ancamannya – “Mengabaikan K3 berkomputer saat bekerja sama saja menunggu bom aktif yang siap meledakkan tubuh dengan tingkat explosion yang tinggi” Pada saat ini hampir di setiap aspek pekerjaan selalu menggunakan komputer sebagai fasilitas utama. Fungsi komputer yang tadinya adalah untuk menghitung saat ini lebih diindentikkan dengan kegiatan ketik mengetik. Namun diluar daripada itu, para remaja yang telah mengenal komputer lebih cenderung memanfaatkan internet sebagai sarana pertemanan. Berkomunikasi dan mencari teman di salah satu blog pertemanan sepertifriendster atau facebook misalnya. Kegiatan apapun itu yang berhubungan dengan komputer, sedikit banyak membuat mereka bertahan duduk lebih lama menghadap perangkat komputer tersebut. Bermenit-menit bahkan berjam-jam tanpa sadar waktu terlewat begitu saja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu, isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.
Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 mengenai kesehatan kerja disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan yang besar bagi pekerja agar dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.
Di era globalisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), adalah suatu aspek yang harus pertama kali menjadi perhatian setiap melakukan kegiatan apapun, termasuk ketika berkerja dengan komputer. Penelitian telah mengungkapkan bahwa bekerja dengan komputer dapat mnyebabkan gangguan kesehatan bahkan keselamatan. Oleh karena itu, K3 merupakan aspek yang harus menjadi perhatian apabila bekerja dengan komputer. Penggunaan komputer saat ini semakin luas, tidak hanya digunakan dikantor-kantor, lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah, tetapi juga telah digunakan dirumah-rumah tangga untuk membantu aktivitas sehari-hari. Meskipun demikian, aspek K3 belum menjadi perhatian dari para pengguna komputer. Walaupun banyak manfaat yang diperoleh dari pengunaan komputer, namun belum banyak yang menyadari dampak atau masalah yang ditimbulkan dari penggunaan komputer. Masalah yang dimaksud disini adalah penyakit-penyakit yang lama secara terus menerus.
Teknologi elektronik khususnya teknologi informatika menjadi kunci kemajuan pada era modern ini. Salah satu teknologi yang hampir menjadi nyawa bagi setiap pekerjaan adalah laptop/notebook.Data sensus resmi penduduk tahun 2010 Indonesia oleh BPS (Badan Pusat Statistik) menyebutkan jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.641.326 jiwa dengan total 117,4 juta orang yang memiliki pekerjaan. Dalam situs resmi media kabar Kompas (kompas.com) menyebutkan bahwa jumlah pengguna laptop di Indonesia sekitar 32,46 persen dengan mencapai 2,18 juta unit dan jumlah pengguna Netbook di Indonesia 15% dari populasi dengan mencapai 2,5 juta unit. Jumlah yang sangat luar biasa untuk sebuah piranti keras.
Komputer merupakan perangkat teknologi komunikasi dan informasi yang sering digunakan dewasa ini, karena komputer dapat melakukan hampir semua hal yang berhubungan dengan Teknologi komunikasi dan informasi. Pada saat bekerja dengan komputer ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan bahkan keselamatan kita. Penelitian yang sudah dilakukan menyimpulkan bahwa komputer dapat menyebabkan penggunanya menderita nyeri otot dan tulang terutama bahu, pergelangan tangan, leher, punggung, pinggang bagian bawah, sakit ginjal, mata merah berair, bahkan gangguan penghilatan.
Pengguna komputer kadang-kadang berada di depan komputer berjam-jam bahkan berhari-hari. Hal itu disebabkan karena tuntutan pekerjaan atau hobi. Agar kesehatan tidak terganggu, maka dibutuhkan kenyamanan keadaan pengguna maupun hardware komputer. Untuk nyaman di depan komputer, maka kita harus memiliki posisi yang benar, baik posisi duduk, mata, dan posisi tangan di keyboard. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu aspek yang harus menjadi perhatian setiap melakukan kegiatan apapun, termasuk ketika berkerja dengan komputer. Oleh karena itu, K3 merupakan aspek yang harus menjadi perhatian apabila bekerja dengan komputer.
Posisi nyaman, sehat, atau merusak?
Pertanyaan ini barangkali terdengar sepele, namun penting karena selain membuat enak di saat bekerja, posisi yang nyaman setidaknya sudah dapat membantu pengguna komputer terhindar dari nyeri punggung. Sebaiknya tempat duduk juga disesuaikan dengan berat badan agar seimbang. Hal-hal yang harus dihindari supaya tidak terjadi nyeri pinggang bawah antara lain jangan duduk pada kursi yang terlalu tinggi atau rendah, duduk dengan membengkokkan pinggang, atau duduk tanpa sandaran di pinggang bawah.
Dr. Henry Chang menjelaskan dalam bukunya, Longevity Through the Organic Lifestyle, apabila kondisi tersebut terus berlanjut, dapat menyebabkan penekanan pada bantalan saraf tulang belakang yang menyebabkan hernia nukleus pulposus, yaitu saraf tulang belakang terjepit di antara kedua ruas tulang belakang. Akibatnya, selain nyeri pinggang, rasa kesemutan akan menjalar dari tungkai sampai ke kaki. Bahkan, bila parah, dapat menyebabkan kelumpuhan.
Selain itu, posisi yang salah dapat menyebabkan risiko terkena gangguan Computer Vision Syndrome (CVS), yaitu gangguan kesehatan akibat berlama-lama menggunakan komputer. Wujud keluhannya antara lain mata lelah dan kering, sakit kepala, mual-mual, hingga muntah. Sindrom penglihatan akibat komputer ini memang belum lama berkembang. Asosiasi Optometri Amerika baru menduga gangguan ini sekitar tahun 1990-an. Di tahun itu penggunaan komputer mulai marak dan keluhan seputar kelelahan mata tambah banyak. Diperkirakan sekitar 60 juta orang Amerika menderita CVS.
Dr. Raynard Klooch dan timnya melakukan penelitian terhadap murid sekolah di Skandinavia. Hasilnya, dari 41,6 persen murid yang menderita nyeri pinggang bawah selama duduk di kelas, 30 persen di antaranya duduk selama satu jam, dan 70 persen lebih dari satu jam. Pertanyaan dari Dr. Raynard dalam bukunya, The Guideline to the Occupational Health and Safety Act, ini membantu para pengguna agar yakin posisi duduk sudah benar atau belum.
Sudahkah benar meletakkan? Sudahkan beristirahat?
Komputer terdiri dari beberapa komponen-komponen vital yang secara langsung bersinggungan dengan fisik penggunanya meskipun tidak secara langsung. Komponen-komponen beradiasi seperti monitor, mouse, CPU, dan lain-lain memiliki tingkat sinkronisasi efek yang tinggi. Mereka bekerja selain menggunakan elektrik, juga menggunakan radiasi efek yang ditimbulkan dari korelasi antar perangkat. Idealnya letak monitor berada dalam jangkauan mata dan sudut pandang yang tepat agar kepala tidak terlalu condong ke atas atau ke bawah. Selain tidak nyaman dilihat, leher cepat menjadi pegal dan mata jadi cepat lelah.
Dr. Raynard dalam penelitiannya menyarankan bahwa sebaiknya posisi monitor tidak condong ke kanan atau kiri dan tepat di depan mata pengguna untuk menghindari nyeri otot pada leher. Posisi yang tidak tepat membuat leher “terpaksa” dalam posisi menengok atau condong ke kiri-kanan. Hal ini penting untuk memberikan rileksasi dan aktivasi otot-otot yang mengalami kontraksi terus-menerus. Selain itu, juga dapat memperbaiki kelenturan dan sirkulasi darah serta mengurangi kelelahan otot.
Bagian bawah meja sebaiknya dikosongkan agar kaki punya tempat yang lebih nyaman. Bagian bawah yang penuh selain tidak nyaman dapat semakin membuat lelah kaki pengguna walau sudah dalam posisi duduk. Posisi mouse yang benar sebaiknya dekat dengan keyboard agar pengguna tidak terlalu jauh menjangkaunya. Istirahatkan mata tiap satu jam sekali selama 10-20 menit, supaya mata tidak terus terfokus pada layar monitor. Alihkan mata ke tempat lain dengan jarak lebih jauh. Waktu istirahat bisa digunakan untuk rileksasi mata maupun bagian tubuh lainnya. Hal ini penting untuk memberikan rileksasi dan aktivasi otot-otot yang mengalami kontraksi terus-menerus. Mengedipkan mata merupakan refresh mata agar kembali segar. Menurut Dr. Bambang Triwiyono, Sp.M, dalam satu menit, mata setidaknya berkedip sebanyak 15 kali. Sebab, dalam tiap kedipan terkandung air mata yang berguna untuk membasahi mata supaya tak lekas kering.
Posisi yang benar sebaiknya tidak menghadap jendela maupun cahaya yang terlalu terang (menyilaukan). Apabila duduk dengan kursi beroda dan berputar, jangan memutarkan pinggang selama duduk. Sebaiknya putar seluruh tubuh. Sikap duduk yang benar adalah pertama duduk dengan sikap membungkuk. Kemudian setelah beberapa detik, secara perlahan tegakkan punggung dan lengkungkan. Jangan mempertahankan terlalu lama posisi ini karena dapat menyebabkan ketegangan otot punggung. Bekerjalah dengan sikap seperti ini selama duduk. Istirahat setiap 20-30 menit sangat penting untuk mencegah ketegangan otot. Berdiri dan meluruskan pinggang bawah beberapa kali juga sangat menolong, di samping berjalan-jalan tiap satu jam sekali.
KEYBOARD QWERTY: Menabung penyakit
Tanpa di sadari, nyeri otot yang terjadi pada penggunaan komputer merupakan gabungan dari penggunaan kesuluruhan perangkat komputer, termasuk keyboard. Keyboard yang tetap diusulkan sebagai keyboard resmi diputuskan di Amerika Serikat untuk tetap digunakan dalam Standard Institute tahun 1968 dan melalui ISO tahun 1971 adalah keyboard yang sering kita gunakan yaitu keyboard QWERTY. Keputusan ini sebenarnya lebih memperhatikan masalah ekonomi dibandingkan masalah ergonomi. Keyboard QWERTY belum memberikan beban yang sama pada jari pada saat pengetikan. Teknik pengetikan 10 jari dengan keyboard QWERTY tetap saja lebih memberatkan tangan kiri. Tugas tangan kiri lebih banyak melakukan pengetikan dibanding tangan kanan (lebih kurang 60% dari pengetikan). Namun sebenarnya hal ini akan lebih menguntungkan buat mereka yang biasa menggunakan tangan kiri.
Namun tidak demikian halnya dengan yang biasa menggunakan tangan kanan. Tombol-tombol pada baris tengah yang paling mudah dicapai oleh jari tangan kanan maupun tangan kiri ternyata hanya ditekan 30% dari waktu pengetikan. jari-jari lebih sering melompat ke baris atas maupun baris bawah. Ini akan berpengaruh besar pada pergelangan tangan. Inilah yang sering dikeluhkan, pegal pada pergelangan tangan pada saat mengetik.
Jangan bermain dengan bom penyakit akibat berkomputer!
Dalam menggunakan komputer sangat perlu diterapkan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3), apabila tidak bisa menimbulkan beberapa masalah pada beberapa anggota tubuh. Tanpa kita disadari, perangkat komputer sebenarnya dapat menimbulkan penyakit karena pemakaiannya. Mulai dari tata letak meja dan kursi, layar monitor, keyboard dan printer. Oleh karena itu harus berhati-hati dalam setiap pemakaian kesemua perangkat tersebut.
Terlihat sepele, terlihat tidak berbahaya, dan terliht ringan. Namun efek yang ditimbulkan akibat mengabaikan K3 berkomputer dapat lebih vatal dari ledakan bom aktif sekalipun. Karena penyakit akibat berkomputer tidak hanya menyerang fisik, namun juga menyerang psikologis dan organ-organ dalam. Terutama untuk para pekerja kantoran yang setiap jam bekerja dan berinteraksi dengan komputer dalam pekerjaannya. Harus lebih ekstra memperhatikan hokum-humuk dan prinsip K3 berkomputer.
Demikian artikel singkat tentang K3 Berkomputer dan Ancamannya semoga dapat dijadikan referensi bagi anda. jika berkenen silahkan share artikel ini. Terima kasih telah berkunjung