Pengertian Model Pembelajran Think Talk Write – Joyen dalam Mulyasa, (2016: 221), mendeskripsikan model atau metode pengajaran sebagai rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum, mendesain, materi-materi instruksional, dan memandu proses pengajaran di ruang kelas atau di setting yang berada. Menurut Huinker dalam Mulyasa (2016: 222), didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial strategi Think Talk Write (TTW) mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Strategi Think Talk Write (TTW) ini memperkenankan siswa untuk memepengaruhi dan memanipulasi ide-ide sebelum menuangkannya dalam bentuk tulisan dan membantu siswa dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur. Sebagaimana namanya, strategi ini memiliki sintak yang sesuai dengan urutan di dalamnya, yakni think (berpikir), talk (berbicara/berdiskusi), dan write (menulis).
Think
Proses berpikir merupakan proses yang dimulai dari penemuan informasi (dari luar atau diri sendiri), pengolahan, penyimpanan, dan pemanggilankembaliinformasidari ingatan siswa. Dengan demikian dapat dikatakan, pada prinsipnya proses berfikir meliputi tiga langkah pokok yaitu pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan. Makna dan proses berpikir dapat ditinjau dari dua sisi pandangan yang berbeda yakni pandangan filsafat dan psikologi Suryadi, (2005: 17). Para ahli filsafat memandang bahwa otak manusia (mind) sebagai tempat muncul serta tumbuh alasan-alasan dan nalar. Bidang filsafat memberikan penekanan lebih besar pada studi tentang berpikir kritis (critical thinking) melalui analisis terhadap argumen serta aplikasi logik. Sementara ahli psikologis lebih memfokuskan pengkajiannya mengenai berfikir dan aspek mekanisme nya (mechanism of mind). Lebih khusus lagi, ahli psikologi kognitif cenderung memberi penekanan pada bergikir kreatif yaitu bagaimana ide-ide yang merupakan proses berfikir dihasilkan oleh otak manusia. Menurut Marzano (dalam Marzuki 2006: 27), bahwa berfikir yang dilakukan manusia meliputi lima dimensi yaitu:
- Merupakan kesadaran seseorang tentang proses berfikirnya pada saat melakukan tugas tertentu dan kemudian menggunakan kesadaran tersebut untuk mengontrol apa yang dilakukan.
- Berfikir kritis dan kreatif, merupakan dua komponen yang sangat mendasar. Berfikir kritis merupakan proses penggunaan kemampuan berfikir secara efektif yang dapat membantu seseorang untuk membuat, mengevaluasi, serta mengambil keputusan tentang apa yang diyakini serta dilakukan.sedangkan berfikir kreatif merupakan kemampuan bersifat spontan, terjadi karena adanya arahan yang bersifat internal dan keberadaannya tidak dapat diprediksi.
- Proses berfikir, memiliki delapan komponen utama yaitu pembentukan konsep, pembentukan prinsip, pemahaman, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, penelitian, penyusunan, dan berwawancara secara oral.
- Kemampuan berfikir utama, juga memiliki delapan komponen yaitu: memfokuskan, kemampuan mendapatkan informasi, kemampuan mengingat, kemampuan menganalisa, kemampuan menghasilkan, kemampuan mengintergrasi, serta kemampuan mengevaluasi.
- Berfikir matematik tingkat tinggi, pada hakekatnya merupakan non prosedural yang antara lain mencakup hal-hal berikut: kemampuan menggunakan fakta-fakta, kemampuan berfikir dan bernalar secara fleksibel, serta menetapkan suatu pemecahan masalah bersifat logis. Pada tahap think siswa membaca teks berupa permasalahan-permasalahan. Dalam tahap ini siswa secara individual memikirkan kemungkinan jawaban (strategi penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan, dan hal-hal yang tidak dipahaminya sesuai dengan bahasannya sendiri.
Talk
Setelah tahap think selesai dilanjutkan dengan tahap berikutnya “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Tahap ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk membicarakan penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa merefleksikan, menyusun serta menguji (negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok.Dengan demikian fase pada strategi ini memungkinkan siswa untuk terampil bicara. Menurut Huinker dalam Mulyasa (2016: 223), berkomunikasi dapat berlangsung secara alami, tetapi menulis tidak. Proses komunikasi dipelajari siswa melalui kehidupannya sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Secara alami dan mudah proses komunikasi dapat dibangun dikelas dan dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Hal ini mungkin terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan berkomunikasi, sekaligus mereka berfikir bagaimana cara mengungkapkannya dalam tulisan. Oleh karena itu, keterampilan berkomunikasi dapat selanjutnya berkomunikasi atau berdialog baik antar siswa maupun dengan guru dapat meningkatkan pemahaman.
Write
Selanjutnya fase write yaitu menuliskan hasil diskusi/berdialog pada lembar kerja yang disediakan (lembar aktivitas siswa). Aktivitas menulis berarti mengkontruksi ide, setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan. Menulis dalam pembelajaran membantu merealisasikan salah satu tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari Shield & Swinson, (1996: 29). Pada fase ini kreativitas siswa sangat diperlukan untuk menuliskan hasil diskusinya. Aktivitas siswa selama fase ini adalah:
- Menulis solusi terhadap masalah/pertanyaan yang diberikan
- Mengorganisasikan semua langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang menggunakan grafik, diagram, atau tabel agar mudah dibaca dan ditindak lanjuti
- Mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakni tidak ada pekerjaan yang ketinggalan
- Meyakini bahwa pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya.
- Peranan Guru dalam Penggunaan Model Think Talk Write
Adapun peranan dan tugas guru dalam mengefektifkan metode Think Talk Write ini sebagaimana dikemukakan Smith dalam Nelly (2013:19), adalah:
- Mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang setiap siswa untuk berfikir.
- Mendengarkan secara hati-hati setiap ide siswa.
- Menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan dan tulisan.
- Memutuskan apa yang digali dan dibawa siswa dalam diskusi.
- Memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasikan, persoalan-persoalan, membimbing, dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan.
- Memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.
Langkah-langkah pembelajaran dalam menggunakan model Think Talk Write.
Huda (2015: 228),menyatakan bahwa model ini didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah prilaku sosial. Strategi Think Talk Write atau TTW mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menulis suatu topik tertentu. Menurut Huda (2016: 229) Langkah-langkah pembelajaran dalam model Think Talk Write adalah sebagai berikut:
- Guru membagikan teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang memuat permasalahan dan petunjuk pelaksanaan.
- Siswa membaca teks dan membuat catatan hasil bacaan secara individual (think).
- Siswa berinteraksi dengan teman satu grup untuk membahas isi catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.
- Siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan yang didapatkan dari hasil diskusi (write).
- Guru meminta perwakilan dari salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
- Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari permasalahan yang diberikan.
Manfaat Model Think Talk Write dalam Pembelajaran
- Membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik. Siswa dapat mengkomunikasikan atau mendiskusikan pemikiran nya dengan teman nya sehingga siswa saling membantu dan saling bertukar pikiran. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan.
- Melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusi nya ke bentuk tulisan secara sistematis sehingga siswa akan lebih memahami materi dan membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide-idenya dalam bentuk tulisan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Think Talk Write
Kelebihan Model Think Talk Write
- Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar.
- Dengan memberikan soal dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.
- Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan siswa secara aktif untuk belajar.
- Membiasakan siswa berpikir dan berkomunikasi dengan teman, guru, dan bahkan dengan diri mereka sendiri.
Kekurangan Model Think Talk Write
- Ketika siswa bekerja dalam kelompok itu mudah kehilangan kemampuan dan kepercayaan, karena didominasi siswa yang mampu.
- Guru harus menyiapkan semua media dengan matang agar dalam menerapkan model think talk write tidak mengalami kesulitan.
- Model think talk write adalah model pembelajaran baru di sekolah sehingga siswa belum terbiasa belajar dengan langkah-langkah pada model think talk write oleh karena itu cenderung kaku dan pasif.
- Kesulitan mengembangkan lingkungan sosial siswa