Scroll untuk baca artikel
Penelitian

Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Dalam Penelitian

×

Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Dalam Penelitian

Sebarkan artikel ini

Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Dalam Penelitian – Pengumpulan data dalam sebuah penelitian merupakan salah satu tahap yang sangat penting. Teknik pengumpulan data yang tepat dan benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, pada tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan secara cermat sesuai dengan prosedur dan ciri-ciri penelitian yang akan digunakan.

Pada penelititan, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya kurang bisa/tidak bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya.

Scroll untuk melihat konten

Setelah melakukan proses pengumpulan data, hasil dari data tersebut harus dianalisis untuk memberikan arti dari hasil yang telah didapatkan. Proses analisis data diawali dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Dalam penelitian analisis data merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan.

Teknik pengumpulan data dan analisis data penting untuk diketahui oleh seorang peneliti. Oleh karena itu, dalam makalah ini topik yang akan dibahas adalah macam-macam teknik pengumpulan data dan analis data dalam penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan.

Dari topik pembahasan yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui tujuan penulisan makalah. Tujuan penulisannya yaitu mengetahui macam-macam teknik pengumpulan data dan mengetahui teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan.

Teknik Pengumpulan Data

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Macam-macam teknik pengumpulan data antara lain: (1) interview (wawancara); (2) kuesioner (angket); (3) observasi (pengamatan); (4) dokumentasi; dan (5) Tes.




Interview (Wawancara)

Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Sugiyono (2010: 194) menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit.

Teknik pengumpulan data mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam Sugiyono (2010: 194), wawancara dibedakan menjadi wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara biasa digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Wawancara lebih sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, wawancara lebih sering digunakan untuk studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, wawancara bersifat mendalam, karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.

Wawancara dalam penelitian kualitatif meliputi wawancara mendalam dan wawancara bertahap. Wawancara mendalam dilakukan dalam konteks observasi partisipasi. Peneliti terlibat secara intensif dengan setting penelitian terutama pada keterlibatannya dengan kehidupan informan (Satori & Komariah, 2011: 130).

Selanjutnya Satori dan Komariah juga menjelaskan bahwa wawancara bertahap adalah wawancara yang mana peneliti melakukannya dengan sengaja dating berdasarkan jadwal yang ditetapkan sendiri untuk melakukan wawancara dengan informan dan peneliti tidak sedang observasi partisipasi. Sifat wawancara tetap mendalam, tetapi dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan pokok.

Wawancara Terstruktur

Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Setiap responden diberi pertanyaan sama, dan pengumpul data mencatatnya.

Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.




Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Contoh:

Bagaimanakah pendapat bapak/ibu terhadap kebijakan pemerintah terhadap Perguruan Tinggi Berbadan Hukum? Dan bagaimana peluang masyarakat miskin dalam memperoleh pendidikan tinggi yang bermutu?

Jenis wawancara ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Dalam penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan ceritera responden.

Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.

Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Kuesioner lebih sering digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan. Tetapi ada juga penelitian kualitatif yang menggunakan bantuan angket sebagai teknik pengumpulan datanya.

Dalam Arikunto (2006: 152) , kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan:




Dipandang dari cara menjawab

Dibedakan menjadi kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Sedangkan kuesioner tertutup sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih.

Dipandang dari jawaban yang diberikan

Ada dua jenis kuesioner, yaitu kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung. Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya. Sedangkan kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.

Dipandang dari bentuknya.

Menurut bentuknya, kuesioner dibedakan menjadi kuesioner pilihan ganda, kuesioner isian, check list, dan rating-scale.

Observasi (pengamatan)

Pengertian observasi menurut Satori & Komariah (2011: 105) adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan seluruh pancaindera. Sedangkan tidak langsung dengan dibantu mediavisual/audiovisual.

Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.

Observasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Observasi untuk penelitian kualitatif menurut Satori dan Komariah (2011: 105) adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan observasi terstruktur. Sedangkan pada penelitian kualitatif, observasi yang sering dilakukan adalah observasi berperanserta, dengan instrumen observasi tidak terstruktur.

Pada observasi eksperimental dimana tingkah laku yang diharapkan muncul karena perlakuan atau suatu kondisi tertentu, maka observasi memerlukan perencanaan dan persiapan yang benar-benar matang, sedangkan observasi yang dilaksanakan dalam situasi yang wajar, pelaksanaannya jauh lebih sederhana, karena observasi semacam ini dapat dilakukan sepintas lalu saja (Sudijono dalam Taniredja dan Mustafidah, 2011: 48-49).

Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mempersiapkan terlebih dahulu blanko/lembar observasi yang berisi perilaku yang dapat diamati oleh peneliti, yang sebelumnya dirancang/disusun dalam sebuah kisi-kisi. Peneliti dapat meminta bantuan orang lain sebagai observer untuk dapat membantu peneliti dalam melakukan observasi.

Berdasarkan proses pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi:




Observasi Berperanserta

Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa uang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap,tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Dalam suatu perusahaan, peneliti dapat berperan sebagai karyawan, mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu karyawan dengan karyawan lainnya, dan lain-lain.

Observasi Nonpartisipan

Peneliti hanya sebagai pengamat independen. Data yang dikumpulkan tidak mendalam, tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.

Dalam proses produksi, peneliti dapat mengamati bagaimana mesin-mesin bekerja dalam mengolah bahan baku, komponen mesin mana yang masih bagus dan yang kurang bagus, bagaimana kualitas barang yang dihasilkan, dan bagaimana performance tenaga kerja atau operator mesinnya.

Berdasarkan instrumen yang digunakan, observasi dibedakan menjadi:

Observasi terstruktur

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan di mana tempatnya. Observasi ini dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti menggunakan instrumen penelitian yang yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.

Contoh:

Peneliti akan melakukan pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrument yang digunakan untuk mengukur kinerja karyawan tersebut.

Observasi tidak terstruktur

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya rambu-rambu pengamatan.

Dalam suatu pameran produk industri dari berbagai negara, peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan.

Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar misalnya foto, sketsa, dll. Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dll. Dalam penelitian kualitatif studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.

Hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel jika didukung sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di masyarakat dan autobiografi. Penelitian juga semakin kredibel jika didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik.

Dokumetasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Dokumentasi sering digunakan pada penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Akan tetapi, dokumentasi juga digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan, dalam hal mengumpulkan data awal yang dapat menunjang latar belakang dan pentingnya penelitian.

Tes

Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan obyek yang diteliti (Arikunto, 2006: 223).  Sumber yang dikenai tes bukan hanya manusia. Misalnya binatang, mesin mobil, dll. Contoh: Jika seekor anjing pelacak akan digunakan sebagai pembantu polisi untuk mendeteksi narkoba, dia dites dulu apakah kiranya memiliki kecerdasan dan penciuman yang tajam, sehingga ada kemungkinan untuk dilatih. Selama dan sesudah latihan berlangsung, anjing tersebut dites lagi berkali-kali untuk diketahui seberapa tinggi peningkatan kemampuannya.

Untuk manusia, instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi. Tes prestasi belajar yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes buatan guru dan tes terstandar. Tes buatan guru yang disusun oleh guru dengan prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji coba berkali-kali sehingga tidak diketahui ciri-ciri dan kebaikannya. Tes terstandar biasanya sudah tersedia di lembaga testing, yang sudah terjamin keampuhannya.




Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2010: 330). Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi digunakan pada penelitian kualitatif.

Terdpat dua macam triangulasi, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Triangulasi teknik, berarti penelitian menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Analisis Data
Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan Analisis data dalam Sugiyono ( 2010: 207) adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk analisis data dalam penelitian kuantitatif, yaitu statistik deskriptif dan dan statistik inferensial. Statistik intefensial meliputi statistik parametris dan statistik nonparametris.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2010: 208). Analisis statistik ini digunakan apabila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel, tidak untuk membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil.

Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, perhitungan modus, median, mean, perhitugan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dn standar deviasi dan perhitungan persentase.

Analisis statistik deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis, korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data sampel atau populasi. Analisis ini tidak sampai pada pengujian signifikansinya, karena dalam analisis deskriptif tidak membuat generalisasi.

Analisis statistik inferensial digunakan apabila peneliti ingin membuat suatu kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Analisis statistik ini cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara random.

Kualitatif

Dalam Moleong (2010: 287) disebutkan bahwa terdapat tiga model analisis data pada kualitatif, antara lain:

  1. Metode perbandingan tetap, secara tetap membandingkan satu datum dengan datum yang lain dan kemudian secara tetap membandingkan kategori dengan kategori lainnya. Secara umum proses analisis datanya mencakup: reduksi data, kategori data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.
  1. Metode analisis data menurut Spradley, proses penelitiannya terdiri dari:
  2. Pengamatan deskriptif,
  3. Analisis domein, dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan berperanserta/wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan, yang dapat dilihat di buku lampiran.
  4. Pengamatan terfokus dan wawancara tefokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti.
  5. Analisis taksonomi, meliputi langkah-langkah berikut ini; (1) memilih satu domein untuk dianalisis, (2) mencari kesamaan atas dasar hubungan simantik yang sama yang digunakan untuk domein itu, (3) mencari tambahan istilah bagian, (4) mencari domein yang lebih besarn dan lebih inklusifyang dapatdimasukkan sebagai sub bagian dari domein yang sedang dianalisis, (5) membentuk taksonomi sementara, (6) mengadakan wancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan, dan (7) membangun taksonomi secara lengkap.
  6. Pengamatan terpilih, dengan melakukan wancara terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras.
  7. Analisis komponensial, meliputi; (1) memilih domein yang akan dianalisis, (2) mengidentifikasikan seluruh kontras yang telah ditemukan, (3) menyiapkan lembar paradigma, (4) mengidentifikasi dimensi kontras yang memiliki dua nilai, (5) menggabungkan dimensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu, (6) menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada, (7) mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data, dan (8) menyiapkan paradigma lengkap.
  8. Analisis tema, merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pemandangan yang sedang diteliti. Langkah-langkah menemukan tema ialah; (1) melebur diri, (2) melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan, (3) perspektif yang lebih luas melalui pencarian domein dalam pemandangan budaya, (4) menguji dimensi kontras seluruh domein yang telah dianalisis, (5) mengidentifikasi domein yang terorganisir, (6) mencari tema universal.
  9. Metode analisis data menurut Miles dan Huberman, analisis data ini didasarkan pada pandangan paradigmanya yang positivisme dengan menggunakan matrik. Dengan matrik yang dipetakan maka peneliti mulai mengadakan analisis apakah membandingkan, melihat urutan ataukah menelaah hubungan sebab-akibat sekaligus.
Pengembangan

Teknik analisis data yang digunakan disesuaikan dengan jenis data dikumpulkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis data:

  1. Analisis data mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan, atau grafik.
  2. Data diklasifikasikan berdasarkan jenis dan komponen produk yang dikembangkan
  3. Data dianalisis secara deskriptif maupun dalam bentuk perhitungan kuantitatif.
  4. Penyajian hasil analisis dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, dengan tanpa interpretasi pengembang, sehingga sebagai dasar dalam melakukan revisi produk.
  5. Dalam analisis data penggunaan perhitungan dan analisis statistik sejalan dengan permasalahan yang diajukan, dan produk yang akan dikembangkan.
  6. Laporan atau sajian harus diramu dalam format yang tepat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan konsumen, atau calon pemakai produk.




Kesimpulan
  1. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, kuesioner, observasi dan dokumentasi. Teknik wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Dokumentasi biasa digunakan pada penelitian kualitatif. Pada penelitian kualitatif digunakan teknik triangulasi untuk menginterpretasikan beberapa teknik pengumpulan data.
  2. Teknik analisis data pada penelitian kuantitatif menggunakan statistik, baik deskriptif maupun inferensial. Terdapat tiga model analisis data pada penelitian kualitatif, yaitu metode perbandingan tetap, metode analisis data menurut Spradley, dan metode analisis data menurut miles dan huberman. Analisis data pada penelitian pengembangan mencakup prosedur organisasi data, reduksi, dan penyajian data baik dengan tabel, bagan, atau grafik.

Demikian ulasan singkat tentang Teknik Pengumpulan Data Dan Analisis Dalam Penelitian semoga dapat dijadikan referensi dan bermanfaat bagi anda, jika ulasan ini dianggap penting dan bermanfaat silahkan share artikel ini. Terima Kasih telah berkunjung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.