Pengertian Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) – Secara etimologis Means-ends analysis (MEA) terdiri dari tiga unsur kata, yakni: Means berarti cara, Ends berarti tujuan dan Analysis berarti analisis atau menyelidiki secara sistematis. Dengan demikian, MEA bisa diartikan sebagai strategi untuk menganalisis permasalahan melalui berbagai cara untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan. Means-Ends Analysis merupakan suatu model pembelajaran yang mengoptimalkan kegiatan penyelesaian masalah melalui pendekatan heuristik berupa rangkaian pertanyaan, di mana rangkaian pertanyaan tersebut merupakan petunjuk untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah.
MEA pertama kali dikembangkan oleh Newell dan Simon pada 1972, MEA merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam Artificial Intelligence untuk mengontrol upaya pencarian dalam program komputer pemecahan masalah. Ini juga menjadi salah satu teknik yang digunakan setidaknya sejak 1950 sebagai perangkat kreativitas, dan sering disebutkan dalam buku-buku engineering dalam bahasan mengenai metode-metode desain. MEA juga digunakan sebagai salah satu cara untuk mengklarifikasi
gagasan seseorang ketika melakukan pembuktian matematis.
MEA merupakan strategi yang memisahkan permasalahan yang diketahui (problem state) dan tujuan yang akan dicapai (goal state) yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan berbagai cara untuk mereduksi perbedaan yang ada di antara permasalahan dan tujuan.
Untuk mencapai goal state dibutuhkan beberapa tahapan, antara lain:
- Mengidentifikasi perbedaan antara kondisi saat ini (current state)
- Menyusun subgoal untuk mengurangi perbedaan tersebut
- Memilih operator yang tepat serta mengaplikasikannya dengan benar sehingga subgoals yang telah disusun dapat dicapai.
MEA saat ini mulai diadopsi dalam konteks pembelajaran. Ia telah menjadi salah satu variasi pembelajaran untuk pemecahan masalah, khususnya dalam pembelajaran matematika.
Pengertian Model pembelajaran Means-Ends Analysis menurut beberapa ahli antara lain adalah Erman Suherman menyatakan Means-Ends Analysis adalah model pembelajaran variasi antara metode pemecahan masalah dengan sintaks yang menyajikan materinya pada pendekatan pemecahan masalah berbasis heuristik, mengelaborasi menjadi sub-sub masalah sehingga terjadi konektivitas. Senada dengan pengertian di atas, Jacob menyatakan bahwa Means-Ends Analysis adalah suatu proses untuk memecahkan suatu masalah kedalam dua atau lebih sub tujuan.
Selanjutnya menurut Kamran Zaheer Means-Ends Analysis merupakan salah satu yang penting dalam mencari algoritma matematika dan digunakan pada semua aplikasi yang dibutuhkan seluruh pencarian untuk mendapatkan hasil. Dan MEA juga digunakan untuk keefektifan dalam pencarian dari sebuah pemikiran. Sedangkan Eden menyatakan bahwa Means-Ends Analysis merupakan suatu pemecahan masalah yang mempunyai beberapa situasi dengan menentukan hasil, mengidentifikasi perbedaan diantara masalah tersebut dan menentukan tindakan untuk menemukan kesamaan dari perbedaan tersebut.
Pembelajaran Means-Ends Analysis mengantarkan siswa pada suatu konsep baru yang mereka temukan
dari hasil memecahkan masalah. Proses pemecahan masalah menggunakan model pembelajaran Means-Ends Analysis dilakukan secara bertahap, artinya dari masalah yang diberikan, dibuat sub-sub masalah yang kemudian akan diselesaikan oleh siswa satu persatu sehingga tidak membebani siswa. MEA juga dapat diartikan sebagai desain pembelajaran untuk menganalisis suatu permasalahan melalui berbagai macam cara pemecahan untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Means-Ends Analysis adalah suatu model pembelajaran yang mengoptimalkan kegiatan penyelesaian masalah melalui pendekatan heuristik dalam bentuk rangkaian pertanyaan, dimana rangkaian itu sebagai petunjuk untuk siswa menyelesaikan masalah.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Model Pembelajaran MeansEnds Analysis
- Waktu istirahat
- Pengetahuan tentang materi
- Pengertian terhadap materi yang dipelajari
- Pengetahuan akan prestasi sendiri
- Transfer
Berdasarkan faktor-faktor di atas terdapat lima hal yang mempengaruhi proses belajar yaitu waktu istirahat, pengetahuan tentang materi, pengertian terhadap materi yang dipelajari, pengetahuan akan prestasi sendiri serta transfer.
Komponen-kompenen Model Pembelajaran Means-Ends Analysis
Model MEA memuat komponen-komponen esensial yang meliputi:
- Pertanyaan-pertanyaan, kasus, masalah dan proyek
- Kasus-kasus yang saling terkait satu sama lain
- Sumber-sumber informasi
- Pemodelan yang dinamis
- Percakapan dan kolaborasi.
Dari uraian diatas dapat disimpilkan bahwa komponenkomponen model pembelajaran MEA adalah pertanyaan-pertanyaan, kasus, masalah dan proyek, kasus-kasus yang saling terkait satu sama lain, sumber-sumber informasi, cognitive tools, pemodelan yang dinamis, percakapan dan kolaborasi, dukungan kontekstual sosial.
Langkah langkah Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA)
Adapun langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran MEA ialah sebagai berikut:
Tahap 1: identifikasi perbedaan antara Current dan Goal State
Pada tahap ini, siswa dituntut untuk memahami dan mengetahui konsep-konsep dasar matematika yang terkandung dalam permasalahan matematika yang disuguhkan. Bermodalkan pemahaman terhadap konsep, siswa dapat melihat sekecil apa pun perbedaan yang terdapat antara current state dan goal state.
Tahap 2: ogranisasi subgoals
Pada tahap ini, Siswa diharuskan untuk menyusun subgoals dalam rangka menyelesaikan sebuah masalah. Penyusunan ini dimaksudkan agar siswa lebih terfokus dalam memecahkan masalahnya secara bertahap dan terus berlanjut sampai akhirnya goal state dapat tercapai.
Tahap 3: pemilihan operator atau solusi
Pada tahap ini, setalah subgoals terbentuk, siswa dituntut untuk memikirkan bagaimana konsep dan operator yang efektif untuk memecahkan subgoals tersebut. Terpecahkannya subgoals akan menuntun pemecahan goal state yang sekaligus juga bisa menjadi solusi utama.
Berdasarkan tahap-tahap MEA di atas, sintak metode pembelajaran MEA secara lebih rinci bisa dilihat sebagai berikut:
- Guru menyajikan materi dengan pendekatan masalah berbasis heuristik
- Guru mendeskripsikan hasil yang diinginkan
- Siswa mengkolaborasikan kondisi-kondisi atau syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir (end state)
- Siswa membuat submasalah-submasalah yang lebih sederhana seperti objek, karalteristik, skill, perilaku, syarat-syarat khusus, dan sebagainya
- Siswa mendeskripsikan kondisis terkini berdasarkan submasalahsubmasalah tersebut
- Siswa mengindtifikasi perbedaan-perbedaan
- Siswa menyusun submasalah-submasalah sehingga terjadi konektivitas
- Siswa menganalisis (analyze) cara-cara (means) yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Siswa mengkonstruksi dan menerapkan rencana
- Siswa memilih strategi solutif yang paling mungkin untuk memecahkan masalah yang sama
- Siswa melakukan review, evaluasi, dan revisi.
Langkah-langkah dalam pembelajaran MEA adalah sebagai berikut:
- Tujuan pembelajaran dijelaskan kepada siswa.
- Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
- Siswa dibantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, dan lain-lain).
- Siswa dikelompokkan menjadi 5 atau 6 kelompok (kelompok yang dibentuk harus heterogen). Masing-masing kelompok diberi tugas/soal pemecahan masalah.
- Siswa dibimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah, menyederhanakan masalah, hipotesis, mengumpulkan data, membuktikan hipotesis, dan menarik kesimpulan.
- Siswa dibantu untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang siswa digunakan.
- Siswa dibimbingan untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Langkah-langkah dalam pembelajaran MEA adalah sebagai berikut:
- Tujuan pembelajaran dijelaskan kepada siswa.
- Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.
- Siswa dibantu mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, dan lain-lain).
- Siswa dikelompokkan menjadi 5 atau 6 kelompok (kelompok yang dibentuk harus heterogen). Masing-masing kelompok diberi tugas/soal pemecahan masalah.
- Siswa dibimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah, menyederhanakan masalah, hipotesis, mengumpulkan data, membuktikan hipotesis, dan menarik kesimpulan.
- Siswa dibantu untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan dan proses yang siswa digunakan.
- Siswa dibimbingan untuk menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Tahapan model pembelajaran MEA adalah sebagai berikut:
- Siswa dikelompokkan secara heterogen
- Pembelajaran diawali dari suatu situasi masalah
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang konektivitas dengan situasi masalah
- Menyusun permasalahan secara hierarkis
- Memilih strategi solusi dari permasalahan yang muncul
- Prestasi didepan kelas
- Kuis individu
Berdasarkan penjelasan para ahli tersebut dapat simpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran MEA yang digunakan dalam peneliti ini adalah:
- Siswa dikelompokkan secara heterogen
- Pembelajaran diawali dari suatu situasi masalah
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang konektivitas dengan situasi masalah
- Menyusun permasalahan secara hierarkis
- Memilih strategi solusi dari permasalahan yang muncul
- Prestasi didepan kelas
- Kuis individu
Langkah-langkah yang digunakan peneliti sudah memenuhi komponen yang ada, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

Kelebihan dan Kelemahan Means-Ends Analysis
Model pembelajaran Means-Ends Analysis terdapat kelebihannya yaitu:
- Siswa dapat terbiasa memecahkan/menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah.
- Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya.
- Siswa memilki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan.
- Siswa dengan kemampuan rendah dapat merespons permasalahan dengan cara mereka sendiri.
- Siswa memilki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab pertanyaan melalui diskusi kelompok.
- MEA memudahkan siswa dalam memecahkan masalah.
Kelemahan Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) yaitu :
- Membuat soal pemecahan masalah yang bermakna bagi siswa bukan merupakan hal yang mudah.
- Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahami siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespons masalah yang diberikan.
- Lebih dominannya soal pemecahan masalah terutama soal yang terlalu sulit untuk dikerjakan, terkadang membuat siswa jenuh.
- Sebagian siswa bisa merasa bahwa kegiatan belajar tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.
Daftar Pustaka
Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2013), hlm. 294
Suherman, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: Sinar Baru, 2007), hlm. 19
Isrok’atun dan Amelia Rosmala, Model-model Pembelajaran Matematika, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2018). Hlm. 102
Ahmad Syarifuddin, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Ta’dib. Vol.XVI. No.01 Tahun hlm. 125
Alimul Muniroh, Academic Engagement, ( Yogyakarta : Lkis Printing Cemerlang, 2015), hlm. 40
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 103-104
Harlen, W. Teaching of Science,( David Fulton Publishers: Britain, 1992)
Kurnia Eka Lestari, & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Op.Cit, hlm.233
Demikian postingan tentang Pengertian Model Pembelajaran Means-Ends Analysis (MEA) semoga dapat menjadi referensi bagi anda, jika postingan ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan share/bagikan postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.