Scroll untuk baca artikel
Model Pembelajaran

Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan

×

Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan

Sebarkan artikel ini

Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan – Menurut Muslich (2011: 41) mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

“Konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka”.

Scroll untuk melihat konten

Menurut Johnson (Prasetyo dkk, 2016) mengatakan bahwa CTL ialah “CTL terdiri dari bagian-bagian yang saling terhubung. Jika bagian-bagian ini terjalin satu sama lain, maka akan dihasilkan pengaruh yang melebihi hasil yang diberikan bagian-bagiannya secara terpisah”

Menurut Suprijono (2009: 79) “Pembelajaran kontekstual merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat”.

Sejalan dengan itu, pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) atau biasa disingkat CTL menurut Nurhadi (Subrata dkk, 2015) berpendapat bahwa pembelajaran kontekstual adalah “konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan ketujuh komponen utama pembelajaran efektif yaitu kontruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, dan penilaian sebenarnya atau authentic assessment”.

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa sehingga mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.




Menurut Muslich (2011: 43) terdapat tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas, yaitu:

“(1) constructivism (konstruktivisme, membangun, membentuk), (2) questioning (bertanya), (3) inquiry (menyelidiki, menemukan), (4) learning community (masyarakat belajar), (5) modelling (pemodelan), (6) reflection (refleksi atau umpan balik), dan (7) authentic assessment (penilaian yang sebenarnya)”.

Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, mata pelajaran apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Menurut Bukian (Sumantri, 2014) ciri-ciri pembelajaran kontekstual antara lain, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, belajar dengan kerja sama, berkait dengan kehidupan nyata, perilaku berdasarkan kesadaran sendiri, keterampilan dikambangkan atas dasar pemahaman, dan memperoleh kepuasan diri.

Model Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan

Salah satu komponen pembelajaran kontekstual adalah komponen pemodelan (modelling). Menurut Muslich (2011: 46) mengatakan bahwa “Komponen pendekatan CTL ini menyarankan bahwa pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa”. Selain itu, menurut Suprijono (2009:88) “Melalui pemodelan peserta didik dapat meniru terhadap hal yang dimodelkan”.

Dengan demikian dalam pembelajaran menulis puisi misalnya, guru akan menghadirkan beberapa contoh puisi yang diambil dari buku kumpulan puisi kepada siswa saat pembelajaran. Sehingga sebelum mengerjakan tes menulis puisi, siswa sudah mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan puisi. Kemudian untuk pembelajaran menulis puisi, guru dapat memberi contoh cara mengerjakannya dan memberi contoh model sebelum melaksanakan tugas, sehingga siswa dapat mengamati atau meniru. Namun demikian, tentunya guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa, dan model dapat pula dihadirkan melalui gambar, atau pun dari luar.




Langkah-langkah Komponen Pemodelan dalam Pembelajaran Menulis Puisi

Kegiatan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran ini adalah tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah siswa siap menerima pelajaran menulis puisi, pembelajaran langsung dilaksanakan. Siswa bekerja secara individual, kemudian ditugaskan untuk memulai menulis puisi. Guru menampilkan model gambar, ataupun siswa itu sendiri yang menjadi model yang ada di depan kelas dan menjelaskan cara menulis puisi dari model yang ditampilkan.

Dalam mengamati model tersebut, siswa dituntut untuk menulis hal-hal yang berkaitan dengan model tersebut kemudian ditulis dalam bentuk puisi. Hal-hal dalam penulisan puisi yang mereka temukan dari membuat puisi dari contoh atau model mereka tuliskan pada kertas dan mereka bacakan di depan kelas untuk mendapat masukan dari teman dan guru. Setelah disajikan di depan kelas, hasil tulisan siswa yang berupa puisi dinilai oleh guru untuk mengetahui sampai dimana kemampuan siswa dalam menulis puisi.

Kelebihan dari Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan dalam pembelajaran menulis puisi.

Kegiatan menulis puisi dengan menggunakan pendekatan kontekstual komponen pemodelan memang cukup efektif pada meteri pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi menulis puisi. Karena pendekatan kontekstual komponen pemodelan hanya bersifat meniru langkah-langkah menulis puisi dari model yang ditampilkan oleh guru. Model yang ditampilkan tersebut akan membantu siswa dalam menulis puisi. Sehingga siswa dapat membuat puisi dengan baik. Kegiatan pembelajaran tersebut memotivasi siswa untuk mempunyai pola pikir sama dengan model yang ditampilkan, serta daya dorong belajar siswa, sehingga siswa semangat dalam berfikir dan menulis.

Saat diberikan berbagai macam model, mereka dituntut untuk berfikir dan menuangkannya dalam bentuk tulisan disertai intelektual tinggi dan pengetahuan yang mereka miliki sesuai model yang ditiru. Kegiatan ini pun menjadikan semangat dan motivasi untuk membangkitkan rasa percaya diri dalam diri anak. Oleh karena itu, ketika siswa dapat menulis puisi dengan benar dan mendapat hasil yang baik, maka akan timbul rasa bangga dalam diri.




Kekurangan dari Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan dalam pembelajaran menulis puisi.

Selain kelebihan dari pendekatan kontekstual komponen pemodelan terdapat pula kelemahan-kelemahan. Pendekatan kontekstual komponen pemodelan memang menuntut siswa dalam menyelesaikan tugas harus berpatokan pada model yang ditampilakn oleh guru. Pendekatan kontekstual komponen pemodelan hanya bersifat meniru langkah-langkah menulis puisi dari model yang ditampilkan oleh guru sehingga siswa menjadi monoton karena terpaku pada model. Kegiatan pembelajaran yang terfokus pada model membuat guru harus terampil dan dapat menjelaskan langkah-langkah dalam model yang digunakan. Guru juga harus membuat siswa memiliki pemahaman terhadap model yang digunakan sehingga siswa dapat mengerjakan tugas sesuai dengan model yang ditiru.

Demikian pembahasan singkat tentang Pengertian Model Pembelajaran Kontekstual Komponen Pemodelan semoga dapat menjadi referensi bagi anda, jika berkenan silahkan bagikan/share pembahasan ini. Terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.