Pengertian Konsep Matematika – Konsep adalah dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Konsep adalah sesuatu yang membantu mengatur pikiran kita. Konsep dapat menunjukkan objek, aktivitas atau benda hidup. Konsep juga dapat menggambarkan properti seperti tekstur (susunan) dan ukuran, contohnya adalah besar, merah, halus, dan sebagainya (Kania, 2018: 6). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konsep diartikan sebagai sesuatu yang diterima dalam pikiran atau suatu ide yang umum dan abstrak.
Gagne (Russefendi, 2006: 142) menyatakan pengertian konsep dalam matematika sebagai ide abstrak yang memungkinkan kita mengelompokkan objek-objek ke dalam contoh dan bukan contoh. Sedangkan pengertian konsep menurut Rosser dalam Kania (2018:6) adalah sebuah abtraksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan dan hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Konsep menurut Martin dan Caramazza (Nuraini, dkk., 2016:170) didefinisikan sebagi suatu proses pengelompokkan atau mengklasifikasikan sejumlah objek, peristiwa atau ide yang serupa menurut sifat-sifat atau atribut nilai tertentu yang dimiliki ke dalam satu kategori.
Konsep-konsep matematika merupakan rangkaian sebab akibat. Suatu konsep matematika disusun berdasarkan konsep-konsep sebelumnya dan akan menjadi dasar bagi konsep-konsep selanjutnya, sehingga pemahaman yang salah terhadap suatu konsep, akan berakibat pada kesalahpahaman terhadap konsep-konsep selanjutnya. Oleh karena itu, penguasaan terhadap matematika mutlak diperlukan dan konsep-konsep matematika harus dipahami betul dan benar sejak dini khususnya konsep yang diberikan dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (Dharma, dkk., 2016: 2).
Konsep adalah ide abstrak atau gagasan yang dibentuk dengan memandang sifat-sifat yang sama dari sekumpulan ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan sekumpulan objek. Selain itu, konsep dapat diartikan sebagai ide atau gagasan yang abstrak yang terbentuk berdasarkan pengalaman siswa dengan tujuan mempermudah siswa untuk berkomunikasi dan memungkinkan siswa untuk berpikir sesuai dengan peristiwa dan fakta serta mengidentifikasi setiap konsep. Terkait dengan hal ini, siswa sebenarnya telah memiliki konsep awal yang berasal dari pengalaman hidup mereka sebelum mereka mengikuti pembelajaran secara formal di sekolah. Konsep awal ini disebut sebagai konsepsi.
Konsep-konsep dalam matematika tersusun secara hirarkis, terstruktur, logis dan sistematis dimulai dari konsep yang sederhana sampai kepada konsep yang kompleks. Konsep dalam matematika saling berkaitan bahkan konsep yang sederhana memiliki peranan sebagai konsep prasyarat untuk menuju pemahaman konsep yang lebih kompleks (Matitaputty, 2016:144). Oleh karena pentingnya konsep maka dalam belajar matematika tidak boleh ada langkah/tahapan konsep yang terlewati. Konsep-konsep dalam matematika memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, maka siswa harus diberi banyak kesempatan untuk melihat kaitan-kaitan dengan materi yang lain. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa dapat memahami materi matematika secara mendalam.
Pentingnya pemahaman konsep tersebut terlihat dalam tujuan pertama pembelajaran matematika menurut Depdiknas (Pemendiknas nomor 22 tahun 2006) yaitu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Sesuai dengan tujuan tersebut maka setelah proses pembelajaran siswa diharapkan dapat memahami konsep matematika sehingga dapat menggunakan konsep-konsep tersebut dalam menyelesaikan masalah matematika. Dalam proses pembelajaran matematika, pemahaman konsep merupakan bagian yang sangat penting. Pemahaman konsep matematika merupakan landasan penting untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun permasalahan sehari-hari.
Dalam NCTM 2000 (Nadar, 2016: 65) disebutkan bahwa pemahaman matematika merupakan aspek yang sangat penting dalam prinsip pembelajaran matematika. Pemahaman matematika lebih bermakna jika dibangun oleh siswa sendiri. Oleh karena itu, kemampuan pemahaman tidak dapat diberikan dengan paksaan, artinya konsep-konsep dan logika matematika diberikan oleh guru, dan ketika siswa lupa dengan algoritma atau rumus yang diberikan, maka siswa tidak dapat menyelesaikan persoalan-persoalan matematika. Pada posisi inilah siswa harus mampu untuk menemukan dan menggali pengetahuannya dengan dibantu oleh guru sebagai fasilitator.
Pemahaman konsep sebagai kemampuan untuk: (1) menjelaskan konsep, dapat diartikan siswa mampu untuk menggungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan kepadanya. (2) menggunakan konsep pada berbagai situasi yang berbeda. (3) mengembangkan beberapa akibat dari adanya suatu konsep, dapat diartikan bahwa siswa paham terhadap suatu konsep akibatnya siswa mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan setiap masalah dengan benar (Suprihatiningsih, 2017:145).
Untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap konsep matematika dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam :1) mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; 2) mengidentifikasi dan membuat contoh dan bukan contoh; 3) menggunakan model, diagram dan simbol-simbol untuk merepresentasikan suatu konsep; 4) mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lainnya; 5) mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep; 6) mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; 7) membandingkan dan membedakan konsep-konsep. Siswa dikatakan memahami konsep jika siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep, mengembangkan kemampuan koneksi matematika antar berbagai ide, memahami bagaimana ide-ide matematik saling terkait satu sama lain sehingga terbangun pemahaman menyeluruh dan menggunakan matematik dalam konteks diluar matematika (Damayanti, dkk., 2017:5).
Indikator pemahaman konsep matematika adalah sebagai berikut: 1) Mampu mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; 2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dari konsep; 3) Mengubah suatu bentuk representasi kebentuk lainnya; 4) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; 5) Mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah (Malikha dan Amir, 2018:78).
Berdasarkan beberapa indikator pemahaman konsep yang telah dipaparkan di atas, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator pemahaman konsep yang meliputi: 1) Mampu mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan; 2) Mengidentifikasi dan membuat contoh dari konsep; 3) Mengubah suatu bentuk representasi kebentuk lainnya; 4) Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat yang menentukan suatu konsep; 5) Mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah.
Kemampuan pemahaman konsep matematika merupakan salah satu indikator pencapaian siswa memahami konsep-konsep matematika yang telah dipelajari selama proses pembelajaran. Pemahaman tentang konsep merupakan salah satu kompetensi penting dalam belajar matematika. Penguasaan banyak konsep di dalam matematika memungkinkan siswa mampu menyelesaikan masalah dengan lebih baik. Keadaan tersebut terjadi karena siswa sering berhadapan dengan aturan-aturan berupa definisi, teorema, rumus atau algoritma-algoritma.
Semua aturan tersebut didasarkan pada konsep-konsep yang saling berkaitan. Siswa yang mempelajari matematika dapat menguasai konsep-konsep selanjutnya di dalam matematika apabila konsep-konsep yang mendasarinya sudah dikuasai (Johar, dkk., 2016: 161). Berkaitan dengan uraian tentang konsep di atas Klausmeier dalam (Kania, 2018: 6) menyatakan bahwa ada empat tingkatan pencapaian konsep yaitu:
Tingkat Konkret
Seseorang telah mencapai tingkat konkret apabila orang itu mengenal suatu benda yang telah dihadapi sebelumnya
Tingkat identitas
Pada tingkat identitas, seseorang akan mengenal objek, (a) sesudah selang waktu, (b) bila orang itu mempunyai orientasi ruang (spatial orientation) yang berbeda terhadap objek itu, atau (c) bila objek itu ditentukan melalui suatu cara indera (sense modality) yang berbeda.
Tingkat klasifikasi
Pada tingkat klasifikasi, siswa mengenal persamaan dari 2 contoh yang berbeda dari kelas yang sama. walaupun siswa tersebut tidak dapat menemukan kriteria atribut maupun menentukan kata-kata yang tepat mewakili konsep itu. Siswa dapat mengklasifikasikan contoh dan bukan contoh dari konsep tersebut.
Tingkat formal
Untuk pencapaian konsep pada tingkat formal siswa harus dapat menyimpulkan bahwa ia telah mencapai suatu konsep pada tingkat formal. Bila siswa dapat memberi nama konsep, mendefinisikan konsep itu dalam atribut-atribut yang membatasi, dan mengevaluasi atau memberikan secara verbal contoh-contoh dan bukan contoh dari konsep.
Demikian postingan singkat tentang Pengertian Konsep Matematika semoga dapat menjadi referensi dan bermanfaat bagi anda, jika berkenan silahkan share/bagikan postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.
mohon sertakan daftar pustaka