Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan Sainstifik Berbasis Assesment Portofolio

0
×

Pendekatan Sainstifik Berbasis Assesment Portofolio

Sebarkan artikel ini

Pendekatan Sainstifik Berbasis Assesment Portofolio – Pembelajaran matematika merupakan proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah  pendekatan pembelajaran, yang sesuai dengan topik yang dipelajari, tingkat perkembangan intelektual peserta didik, keterlibatan aktif peserta didik ,serta pengembangan dan pemahaman penalaran matematis. Menurut Zainal (2012: 43) menyatakan bahwa, “Istilah pendekatan dapat diartikan sebagai cara pendang dalam memahami suatu objek”. Pendekatan dalam pembelajaran merupakan asumsi dasar atau cara pandang yang dijadikan landasan berpikir dalam memperlakukan suatu ‘obyek’ yang terkait dengan pembelajaran, seperti tujuan, materi, strategi, media, subjek didik, peran guru, lingkungan, dan sebagainya. Pendekatan pembelajaran mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari proses pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Sedangkan menurut Jihad dan Haris (2012: 23) menyatakan bahwa, “Pendekatan adalah suatu antar usaha dalam aktivitas kajian, atau interaksi, relasi dalam suasana tertentu, dengan individu atau kelompok melalui penggunaan metode-metode tertentu secara efektif”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan merupakan cara pandang maupun usaha dalam interaksi antar individu dalam menerapkan suatu metode dengan efektif.

Scroll untuk melihat konten
  1. Pengertian Pendekatan Saintifik

Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sainstifik, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pada Modul Diklat Kurikulum 2013  (Majid, 2014: 193) menyatakan bahwa, “kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu”. Menurut Sudarwan dalam Majid (2014: 194) menyatakan bahwa, “Pendekatan sainstifik bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran”. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.

Majid (2014: 194) menuliskan beberapa kriteria dalam pembelajaran ilmiah sebagai berikut :1) Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran. 4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir berdasarkan hipotesis dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran. 5) Mendorong dan mengispirasi siswa mampu memahami, menerapkan dan mengembangkan pola pikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. 6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan. 7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Hosnan (2016: 34) menyatakan bahwa, “Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau perinsip yang ditemukan”. Senada dengan pendapat tersebut, Daryanto (2014: 51) menyatakan bahwa, “Pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan yang diterapkan dalam proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang  ditemukan.

Pendekatan pembelajaran sainstifik menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama diantara siswa dalam menyelesaikan setiap masalah dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru sedapat mungkin menciptakan pembelajaran selain dengan tetap mengacu pada Standar Proses dimana pembelajarannya diciptakan suasana yang memuat Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi, juga dengan mengedepankan kondisi siswayang berperilaku ilmiah, dengan bersama-sama diajak mengamati, menanya, menalar, merumuskan, meyimpulkan, dan mengkomunikasikan, sehingga siswa akan dengan benar menguasai materi yang dipelajari dengan baik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa pendekatan saintifik adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu. 

  • Langkah-langkah Pendekatan Saintifik

Daryanto (2014: 59) menyatakan bahwa langkah-langkah pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Berikut penjelasan langkah – langkah pendekatan saintifik.

  1. Mengamati

Hosnan (2016:40) menyatakan bahwa, “Mengamati adalah kegiatan studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan”. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran, guru hendaknya mmbuka secara luas dan bervariasi kepada siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang terpenting dari suatu benda atau objek.  

  • Menanya

Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Daryanto (2014: 65) menyatakan, “Kompetensi yang diharapkan dalam kegiatan menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat”. Istilah “pertanyaan” tidak selalu dalam bentuk “kalimat tanya”, melainkan dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkan tanggapan verbal.

  • Mengumpulkan Informasi

Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Daryanto (2014: 70) menyatakan bahwa, “Aktivitas mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber dan sebagainya. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari.

  • Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar

Kegiatan mengasosiasi/mengolah informasi/ menalar dalam pembelajaran adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Sejalan dengan hal tersebut Daryanto (2014: 70) menyatakan bahwa, “Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

  • Mengkomunikasikan Pembelajaran

Pada tahapan ini, diharapkan siswa dapat mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok dan atau secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. Kegiatan mengkomunikasikan ini dapat diberikan klarifikasi oleh guru agar peserta didik akan mengetahui secara benar apakah jawaban yang telah dikerjakan sudah benar atau ada yang harus diperbaiki.

  • Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Saintifik

Hosnan (2014: 36) dan Daryanto (2014: 53) menyatakan bahwa, “Karakteristik pembelajaran saintifik adalah berpusat pada siswa, melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip, melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa serta dapat mengembangkan karakter siswa”. Maka peneliti menyimpulkan terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan dari pendekatan saintifik.

  1. Kelebihan Pendekatan Saintifik

Beberapa kelebihan pendekatan saintifik menurut Hosnan (2016: 37) adalah sebagai berikut.

  1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
  2. Membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik
  3. Tercipta kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan
  4. Diperoleh hasil belajar yang tinggi
  5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah
  6. Untuk mengembangkan karakter siswa

2. Kekurangan Pendekatan Saintifik

Berdasarkan Hosnan (2016: 36) dan Daryanto (2014: 53) dapat disimpulkan bahwa kekurangan pendekatan sainstifik sebagai berikut.

  1. Apabila guru belum memahami karakteristik dan langkah-langkah pendekatan saintifik, maka proses pembelajaran di kelas akan terganggu. Sebaiknya sebelum menerapakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sainstifik guru harus memahami terlebih dahulu langkah-langkah pendekatan sainstifik. Sehingga gurr dapat membuat perencanaan pembelajaran sesuai alokasi waktu yang tersedia.
  2. Apabila proses pembelajaran tidak dikontrol dengan baik, maka akan menghabiskan banyak waktu. Oleh karena itu, walaupun pendekatan ini berpusat pada siswa, namun kontrol guru tetap dibutuhkan dalam penerapannya di kelas.

  1. Assessment Portofolio

Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Hosnan (2016: 407) menuliskan, “Portofolio adalah koleksi/kumpulan dari berbagai ide, minat, dan keberhasilan atau prestasi siswa selama jangka waktu tertentu”. Koleksi tersebut memberikan gambaran perkembangan siswa setiap saat. Portofolio merupakan suatu assessment alternatif berdasarkan pada sampel karya siswa yang dipilih secara seksama mendokumentasikan pertumbuhan dan kemajuan siswa dari waktu ke waktu.

Majid (2014: 257) menyatakan bahwa, “Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa (tugas-tugas) dalam periode waktu tertentu yang dapat memberikan informasi penilaian”. Fokus tugas-tugas kegiatan pembelajaran dalam portofolio adalah pemecahan masalah, berpikir dan pemahaman, menulis, komunikasi, dan pandangan siswa sendiri terhadap dirinya sebagai pembelajar. Tugas yang diberikan kepada siswa dalam penilaian portofolio adalah tugas dalam konteks kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan pendapat tersebut, Daryanto (2014: 121) menjelaskan bahwa, “Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan hasil pekerjaan yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penilaian portofolio adalah suatu penilaian yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan siswa dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa hasil pekerjaan siswa dalam satu waktu tertentu. Informasi tersebut berupa karya siswa dari proses pembelajaran yakni LKS pertemuan 1, LKS pertemuan 2 dan hasi dari tes pada setiap siklus.

  • Langkah – langkah dalam Penilaian Portofolio

Adapun langkah-langkah dalam penilaian portofolio ini adalah sebagai berikut.

  1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio
  2. Siswa, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
  3. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio siswa pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
  4. Guru menilai portofolio siswa dengan kriteria tertentu
  5. Jika memungkinkan, guru bersama siswa membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan guru memberi umpan balik kepada siswa atas hasil penilaian portofolio

Demikian sedikit ulasan tentang Pengertian Penilaian Portofolio (Portofolio Assessment) Semoga dapat menjadi referensi bagi anda dan jika postingan ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share artikel ini. Terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.