Pengertian Kemampuan Menulis Teks Pidato – Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak secara teratur dan secara berkesinambungan.
Menulis sangat penting bagi pendidikan kerena memudahkan para pelajar berpikir, memudahkan kita merasakan atau menikmati hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi dam menyusun urutan bagi pengalaman. Penulis perlu mempunyai banyak ide, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup. Hal ini merupakan modal dasar yang harus dimiliki dalam kegiatan menulis. Di samping modal dasar itu, seorang penulis harus menguasai perbendaharaan kata untuk menyampaikan ide-ide, pengetahuan, serta pengalaman yang dimiliki.
Menurut Burhan dalam Sunarti (2009:18), menulis diartikan sebagai kemampuan memahami isi hati sendiri dan mengeluarkan secara tertulis.
Menurut Tarigan (2008:22), menulis ialah menurunkan lambang-lambang atau grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga seseorang atau orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Suparno dalam Sunarti (2009:18), menulis dapat didefinisikan dengan kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunkan bahasa tulis sebagai alat atau media.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif yang menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya dalam bentuk simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
2. Pengertian Pidato
Menurut Wahyudi (2011:1), pidato merupakan komunikasi satu arah artinya kegiatan pidato tidak diikuti tanya jawab antara pembicara dengan pendengar atau audiens. Ketika meyampaikan gagasan, pembicara melakukan dengan bebas tanpa diikat oleh ketentuan untuk berkomunikasi dengan pendengarnya. Demikian halnya pendengar, mereka tidak diperkenankan untuk bertanya atau menanggapi isi pidato yang disampaikan.
Menurut Nugraha (2011:1), pidato adalah kegiatan berbicara di depan umum dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Pidato biasanya dibawakan oleh seseorang yang menggunakan orasi-orasi dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang pentimg dan patut dibincangkan.
Sedangkan menurut Avianto (2009:1), pidato adalah seni berbicara didepan umum dengan menggunakan bahasa yang baik untuk menyampaikan informasi. Bahasa yang digunakan harus dipahami pendengarnya, maka informasi tersebut harus ditata dengan bahasa yang baik dan benar. Pidato bermanfaat untuk melatih keberanian dalam menyampaikan informasi di depan guru, teman sekelas dan masyarakat umum.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pidato merupakan alat komunikasi satu arah yang disampaikan di depan umum dan dalam penyampaiannya menggunakan bahasa yang baik dengan tujuan untuk menyampaikan informasi.
3. Teknik Pidato
Menurut Rakhmad (2011:17), ada 4 macam metode pidato yaitu :
a. Metode impromtu (serta merta)
Metode impromptu adalah metode pidato berdasarkan kebutuhan sesaat tanpa persiapan yang cukup memadai. Pembicara berpidato berdasarkan pengetahuan dan kemahiran yang dimilikinya secara apa adanya.
Bagi juru pidato yang berpengalaman, Impromtu memiliki beberapa keuntungan:
- Impromtu lebih dapat mengungkapkan perasaan pembicara yang sebenarnya, karena pembicara tidak memikirkan lebih dulu pendapat yang disampaikannya.
- Gagasan dan pendapatnya datang secara spontan, sehingga tampak segar dan hidup.
- Impromptu memungkinkan anda terus berpikir
Kerugian dari metode impromptu :
- Impromptu dapat menimbulkan kesimpulan yang mentah, karena dasar pengetahuan yang tidak memadai
- Impromptu mengakibatkan penyampaian yang tersendat-sendat dan tidak lancar
- Gagasan yang disampaikan bias “acak-acakan” dan ngawur.
- Karena tiadanya persiapan, kemungkiunan “demam panggung” besar sekali.
b. Metode Memoriter (Menghafal)
Metode menghafal adalah Metode berpidato yang dilakukan dengan penuh persiapan. Naskah yang akan dipidatokan dipersiapkan lebih dahulu kemudian dihapalkan kata demi kata. Pesan pidato ditulis kemudian diingat kata demi kata. Seperti manuskrip, memoriter memungkinkan ungkapan yang tepat, organisasi yang berencana, pemilihan bahasa yang teliti, gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian. Tetapi karena pesan sudah tetap, maka tidak terjalin saling hubungan antara pesan dengan pendengar, kurang langsung, memerlukan banyak waktu dalam persiapan, kurang spontan, perhatian beralih dari kata-kata kepada usaha mengingat-ingat. Bahaya terbesar timbul bila satu kata atau lebih hilang dari ingatan. Seperti penulisan manuskrip, maka naskah memoriter pun harus ditulis dengan gaya ucapan.
c. Metode Manuskrip (Naskah)
Metode naskah adalah Metode berpidato dengan cara membacakan secara langsung naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Juru pidato membacakan naskah pidato dari awal sampai akhir. Di sini tidak berlaku istilah”menyampaikan pidato”, tetapi “membacakan pidato”. Manuskrip diperlukan oleh tokoh nasional, sebab kesalahan kata saja dapat menimbulkan kekacauan dan berakibat jelek bagi pembicara.
Keuntungan metode manuskrip :
- Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya sehingga dapat menyampaikan arti yang tepat dan pernyataan yang gambling.
- Pernyataan dapat di hemat, karena manuskrip dapat disusun kembali.
- Kefasihan bicara dapat dicapai dengan kata-kata yang sudah disiapkan.
- Hal-hal yang ngawur atau menyimpang dapat dihindari.
- Manuskrip dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian metode manuskrip :
- Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung kepada mereka.
- Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik, sehingga akan kehilangan gerak dan bersifat kaku.
- Umpan balik dari pendengar tidak dapat mengubah, memperpendek atau memperpanjang pesan.
- Pembuatannya lebih lama dan sekadar menyiaspkan garis-garis besarnya (outline) saja.
d. Metode Ekstempore ( Ekstemporan)
Metode Ekstemporan adalah Metode berpidato dengan cara menuliskan pokok-pokok pikiran yang akan disampaikan kemudian menyampaikan rnasalah yang telah disiapkan dengan kata-katanya sendiri. Pembicara rnenggunakan catatan untuk mengingatkan urutan dan ide-ide penting yang hendak disampaikan.
Ekstempore adalah jenis pidato yang paling baik dan paling sering dilakukan oleh juru pidato yang mahir. Pidato sudah dipersiapkan sebelumnya berupa out line (garis besar) dan pokok-pokok penunjang pembahasan (Suporting Points). Keuntungan metode metode ekstempore adalah komunikasi pendengar dan pembicara lebih baik karena pembicara berbicara langsung kepada khalayak, pesan dapat fleksibel untuk diubah sesuai dengan kebutuhan dan penyajiannya lebih spontan. Bagi pembicara yang belum ahli kerugian-kerugian berikut ini dapat timbul: Persiapan kurang baik bila dibuat terburu-buru, pemilihan bahasa yang jelek, kefasihan yang terhambat kerena kesukaran memilih kata dengan segera, kemungkinan menyimpang dari out-line, dan tentu sja tidak dapat dijadikan bahan penerbitan. Beberapa kekurangan ekstempore yang disebut belakangan sebenarnya dengan mudah dapat diatasi melalui latihan-latihan yang intensif.
4. Tujuan Pidato
Menurut Wahyudi (2011:9), tujuan pidato adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Informatif
Tujuan informatif bertujuan untuk memberikan laporan atau pengetahuan atau tentang sesuatu yang menarik untuk pendengar. Pidato jenis ini dapat dijumpai pada acara-acra penyuluhan, pidato sambutan acara peresmian, atau acara-acara kenegaraan.
b. Tujuan Persuasif
Tujuan Persuasif bertujuan untuk mendorong, meyakinkan, dan mengajak para pendengar untuk melakukan sesuatu. Maksudnya emosi pendengar pidato ini dapat terbangkitkan. Pidato jenis ini dapat dapat dijumpai pada acara keluarga dan acara-acra resmi, seperti menerima tamu, memberi sambutan dan menghibur orang yang sedang berduka. Selain itu jenis pidato ini dapat digunakan untuk mengajak orang bergotong-royong, bahkan mempromosikan barang.
c. Tujuan Edukatif
Tujuan Edukatif bertujuan untuk menekankan pada aspek-aspek kependidikan atau lebih memberikan informasi-informasi tentang kependidikan.
d. Tujuan Entertain/Rekreatif
Tujuan Entertain bertujuan untuk memberikan penyegaran kepada pendengar agar lebih santai, serta memberikan hiburan kepada para pendengar. Pidato jenis ini dapat dijumpai pada acara-acara keluarga, seperti pidato sambutan kelahiran anak, pidato sambutan acara ulang tahun atau pidato sambutan menempati rumah baru.
5. Langkah-langkah menulis Naskah Pidato
Menurut Nugraha (20011:29), langkah-langkah yang harus diperhatikan saat menulis teks pidato sebagai berikut :
- Tentukan topik atau tema yang akan disampaikan dalam pidato
Tema yang dikemukakan berhubungan dengan tujuan persoalan yang hendak disampaikan.
b. Lakukan analisis intuisi
Harus mengatahui waktu berpidato dan siapa saja pesertanya.
c. Kumpulkan bahan yang menunjang pidato
Dalam hal ini, kamu harus pandai memilih dan memilah hal-hal apa sja yang hendak disampaikan saat berpidato. Bahan-bahan tersebut akan memperlancar dalam membuat menyusun pidato
d. Buatlah kerangka uraian
Contoh kerangka uraian.
Judul: Mewujudkan cita-cita pendidikan
Kerangka pendidikan:
1. Pendidikan merupakan hak asasi setiap generasi.
2. Pendidikan diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945.
3. Kondisi kekinian dunia pendidikan di Negeri ini masih kurang dari harapan.
4. Saatnya dunia pendidikan negeri ini meletakan kembali cita-cita pendidikan.
5. Perbaikan sistem pendidikan
6. Kembangkanlah kerangka pidato yang dibuat.
Gunakan kata-kata yang efektif. Gunakan gaya bahasa atau istilah yang dapat memperjelas uraian atau membuat uraian semakin menarik. Adapun isi pidato terdiri atas bagian pembukaan, isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi salam dan dan ucapan terima kasih kepada hadirin yang telah mengikuti acara. Isi menyangkut hal pokok yang akan disampaikan. Penutup merupakan kesimpulan akhir dari isi pidato serta ucapan salam penutup.
6. Etika Dalam Berpidato
Menurut Nugraha (2011:27), etika dalam berpidato adalah sebagai berikut:
a. Etika berpidato di depan umum
1. Kenakan pakaian yang rapi sesuai dengan tema pertemuan.
2. Tampilah dengan bersahaja, sopan, dan rendah hati
3. Sisipkan beberapa humor segar dalam pidato
4. Gunakan kata-kata sopan, halus, dan sederhana
5. Tutup dengan mengucapkan maaf bila terjadi tutur kata yang kurang berkenan dan lain-lain
b. Etika berpidato di depan pejabat
1. Hilangkan rasa rendah diri
2. Jangan tampil seolah-olah menggurui, sikap lebia tahu dan lain-lain
3. Jangan terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan pada hadirin
c. Etika berpidato di depan pemuka agama
1. Jangan mengeluarkan yang dapat menyinggung umkat beragama
2. Jangan ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu
3. Perbanyak istilah-istilah keagamaan
d. Etika berpidato di depan para wanita
1. Bila pembicara seorang laki-laki, hati-hati jangan sampai menyinggung harkat dan martabat wanita,, menggunakan istilah-istilah yang tepat seperti ibu-ibu atau saudari sekalian
2. Hindari kata-kata kasar, kurang senonoh dan kurang sopan
e. Etika berpidato di depan pemuda/mahasiswa
1. Pidato harus mengutamakan penalaran yang berkaitan dengan dunia anak-anak muda
2. jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menentang
3. jangan mengritik dan menyalahkan anak-anak muda.
f. Etika berpidato di depan masyarakat desa
1. Jangan berbohong
2. Gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana, bila perlu sisipkan beberapa istilah dalam bahas setempat
Demikian artikel singkat tentang Pengertian Kemampuan Menulis Teks Pidato semoga dapat dijadikan referensi bagi anda, dan jika artikel ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan share artikel ini. Terima kasih