Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pembelajaran

Pengertian Kemampuan Menulis

×

Pengertian Kemampuan Menulis

Sebarkan artikel ini

Pengertian Kemampuan Menulis – Setiap individu yang hidup tentu memiliki kemampuan yang bervariasi. Kemampuan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi fisik, kecerdasan, kekuatan, kecakapan, kemampuan. Tanpa ada faktor-faktor tersebut maka seseorang tidak dapat melakukan dengan baik. Kemampuan adalah kecakapan, kesanggupan, kekuatan untuk menyelesaikan tugas.

Menulis sebagai untuk komunikasi tidak langsung dengan orang lain. Upaya untuk mengungkapkan segala sesuatu yang terdapat dalam konsep pemikiran ke dalam bentuk bahasa tulis atau tulisan. Oleh karena itu, menulis adalah suatu kegiatan yang memerlukan kemampuan mengkspresikan pendapat, gagasan, ide, dan imajinasi dalam bahasa tulis.

Scroll untuk melihat konten

Menurut Tarigan (2008:3) menulis adalah “suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.” Tarigan ( 2008:21 ) juga menambah menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Yunus (2009:12) menyatakan “Menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.”Kegiatan menulis ialah suatu proses, yaitu proses penulisan. Ini berarti bahwa melakukan kegiatan itu dalam beberapa tahap, yakni tahap prapenulisan, penulisan, dan tahap revisi.

Menulis adalah suatu aktivitas bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu sendiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan. Sebagai salah satu komunikasi bahasa, menulis juga dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah suatu isi yang terkandung dalam tulisan. Didalam komunikasi tertulis terdapat empat unsur yang terlibat. Keempat unsur itu adalah (1) penulis sebagai penyampaian pesan, (2) pesan atau isi tulisan, (3) saluran atau medium tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.

Menulis sendiri bukanlah sesuatu hal yang asing bagi kita. Namun, aktivitas menulis tidak banyak menyukainya. Graves dalam Yunus ( 2009 : 14 ) menyatakan :

Seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis. Ketidak sukaan tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang disekolah yang kurang memotivasi dan meransang minat.”

Kemampuan menulis adalah seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan mempergunakan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar. Suatu tulisan pada dasarnya terdiri atas dua hal. Pertama, isi suatu tulisan menyampaikan sesuatu yang ingin diungkapkan penulisnya. Kedua, bentuk yang merupakan unsur mekanik karangan seperti ejaan, kata, kalimat, dan alenia.



Tujuan Menulis

Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberi informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk menghasilkan karya tulis (Tarigan, 2008:23). Mengatahui tujuan menulis sangat penting, karena menulis merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu dan pemikiran dan bukan suatu permainan suatu rekreasi. Sebagai suatu pekerjaan, hurus dilakukan dengan dorongan yang kuat. Dorongan yang kuat muncul karena adanya tujuan yang jelas. Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Tujuan menulis menurut Tarigan (2008:24) (a) memberitahuakan atau menagajar, (b) meyakinkan atau mendesak, (c) menghibur atau menyenangkan, (d) mengutarakan atau mengekspresikan perasaan emosi berapi-api. Sedangkan menurut Hugo Hartig (dalam Sugiyono 2008:26) tujuan menulis (a) tujuan penugasan, tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri, (b)tujuan Altruistik adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, ingin mendorong para pembaca memahami, menghargai perasaan, penalaraan.

Tujuan orang menulis adalah demi tercapainya kehidupan yang lebih baik bagi seisi dunia. Orang boleh saja menulis tanpa tujuan, tetapi lazimnya orang menulis guna mencapai tujuan, seperti :

Memberi Informasi

Sebagai sumber tulisan tujuan memberi informasi, teristimewa bila hasil karya tulis tersebut diperjual belikan.

Mencerahkan Jiiwa

Bacaan sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia, sehingga layak dipandang sebagai salah satu sarana pencerahan piikiran dan jiwa.

Mengabdikan Sejarah

Sejarah harus ditukiskan agar abadi sampai ke generasi selanjutnya.

Ekspresi Diri

Tulisan juga merupakan sarana mengekspresikan diri, baik bagi perorangan maupun kelompok.

Mengedepankan Idealisme

Idealisme umumnya dituangkan dalam bentuk tulisan supaya memiliki daya sabar lebih cepat dan merata.

Mengemukakan Opini dan Teori

Untuk mengemukakan opini atau buah pikiran yang disajikan sebuah teori, kebanyakan selalu diabadikan dalam bentuk tulisan.

Menghibur

Sebagian orang menulis yaitu sebagai hiburan yaitu baik temanya humor yang bertujuan untuk menghibur. Graves (Lioba 2014: 16) berkaitan dengan manfaat menulis mengemukakan bahwa: (a) menulis menyambung kecerdasan, (b) mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, (c) menumbuhkan keberanian, dan (d) mendorong kemauan mengumpulkan informasi.



Manfaat Menulis
Menulis mengasah Kecerdasan

Menulis adalah suatu aktivitas yang komples. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meliputi (1) mengetahui tentang topik, (2) penuangan pengatahuan itu kedalam bahasa, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembecanya, dan (3) penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan.

Menulis Menumbuhkan Daya Inisiatif dan Kreeativitas

Dalam menulis, seseorang mestinya menyiapkan segala sesuatu yaitu (1) unsur mekanik tulisan yang benar seperti ejaan, diksi, dan pengalimantan, (2) bahasa topik, dan (3) pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskannya sendiri.

Menulis Menumbuh Keberanian

Ketika menulis, seorang penulis harus berani menampilkan kediriannya ter-masuk pemikiaran, perasaan dan gayanya, serta menawarkannya kepada publik. Kon-sekuensinya, dia harus siap dan mau melihat dengan jernih penilaian dan tanggapan apa pun dari pembecanya, baik yang bersifat positif maupun negatif.

Menulis Mendorong Kemauan Mengumpulkan Informasi

Seseorang menulis karena mempunya ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan karena diketahui orang lain. Tetapi, apa yang disampaikannya itu tidak selalu dimilikinya saat itu. Padahal, tak akan dapat me-menyampaikan banyak hal dengan memuaskan tanpa memiliki wawasan atau pengata-huan yang memadai tentang apa yang akan dituliskannya. Secara garis besar, Semi (Lioba 2014:18), mengemukankan ada tiga jenis menulis, yaitu menulis fiksi, fiksi dan nonfiksi. Masing-masing jenismenulis dapat diuraikan sebagai berikut:

Jenis-Jenis Menulis 
Menulis Fiksi

Adalah tulisan yang berangkat dari khayalan atau imajinasi. Dalam jenis menulis ini penulis bebas berimajinasi. Nama tokoh, peristiwa dan tempat kejadian merupakan hasil imajinasi penulis. Walaupun demikian, tetap ada kemungkinan terjadi persamaan antaraimajinasi penulis dengan kenyataan yang pernah terjadi disuatu tempat.

Menulis Non Fiksi

Adalah tulisan yang berdasarkan informasi, data, dan fakta yang benar-benar terjadi. Data dan fakta itu harus dipaparkan dengan benar tanpa rekayasaatau ditambahi imaajinasi penulis. Termasuk dalam jenis menulis ini adalah berita, artikel, feature ( tulisan khas), opini, tajuk rencana, resensi, reportase, biografi, dan karya ilmiah.

Fiksi

Fakta ( fakta-fiksi) ini memadukan dua jenis menulis faksi dan nonfiks, membuat cerita fiksi berdasarkan kisah nyata, membuat fakta menjadi sebuah karya fiksi. Dalam bentik fiksi ini, penulis diperbolehkan menambah “bumbu penyedap” agar cerita menarik. Dalam penelitian ini menggunakan jenis menulis faksi yaitu gabungan antara menulis fiksi dan nonfiksi. Menulis resensi novel berarti berdasarkan kisah nonfiksi atau nyata dengan adanya bukti dari novel yang dibaca untuk ditulis kembali untuk sebuah kisah fiksi dengan menambahkan imajinasi penulis berdasarkan pemahamanya terhadap novel yang dibacanya dengan tidak keluar dari alur kisah novel yang sebenarnya. Zainurrahman (Lioba, 2014: 19) mengemukakan menulis dapat diakatakan sebagai suatu proses. Ini berarti bahwa kita melakukan kegiatan kita dalam beberapa tahap, yaitu:

Tahap-Tahap Menulis
Menentukan Tema/topik

Tema merupakan inti utama dalam menulis. Tema yang dipilih sebaiknya menulis dalam bidang yang dikuasai. Jika sedang menulis fiksi dapat menulis genre yang disukai misalnya novel. Keuntungan apabila menulis hal yang disukai, akan lebih serius dalam menulis. Sebenarnya tidak dilarang untuk menulis diluar bidang yang disukai, tetapikan jauh lebih mudah menulis bidang yang disukai.

Melakukan Riset

Lakukanlah semua hal yang diperlukan untuk untukmendapatkan data yang diinginkan, dengan membaca, mencatat, observasi, mengkliping. Kumpulan semua data dalam suatu tempat. Sebaiknya menggunakan jurnal. Organisasikan dengan rapi, agar dapat mudah dicari apabila diperlukan.

Membuat Kerangka/Outline dengan Memilih Topik/Ide yang akan digunakan.

Beberapa penulis fiksi melewatkan tahap ini, atau cukup dengan membuat kerangka di luar kepala, mereka langsung menulis apa yang ada di kepalanya. Namun Tidak semua orang bisa dengan cara ini. Sebaiknya tatap membuat karangka atau outline ini supaya tulisan tau cerita yang dimiliki konsistensi dan alur yang baik.

Ada beberapa hambatan dalam proses menulis, hambatan tersebut diantaranya adalah:

Hambatan dalam menulis
Terlalu banyak pikiran

Pikiran tidak konsentrasi membuat sulit saat akan menulis. Hal terpenting dalam menulis adalah dengan memfokuskan pikiran.

Bingung mulainya dari mana

Segala keperluan menulis sudah dipersiapkan dengan baik, namun saat hendak menulis, tiba-tiba menjadi bingung harus mulai dari mana. Untuk mengatami hal tersebut maka terlebih dahulu harus menentukan topik apa yang akan ditulis.

Tersangkut di paragraf awal

Ini kondisi dimana kita sulit menentukan teras tulisan. Bagian ini untuk sebagian orang mahasulit. Sebab inilah kuncinya. Sukses, di lead, sukses tersebut sampai tulisan selanjutny. Tapi kalau tidak sukses, berjam-jam tidak akan bisa menghasilkan karya.




Langkah yang tidak mendukung

Saat menulis tetapi lingkungan sekitar ribut, maka akan mengganggu proses menulis kita, sebab menulis sangat memerlukan konsentrasi tinggi.

Demikian ulasan singkat tentang Pengertian Kemampuan Menulis semoga dapat menjadi referensi bagi anda, dan jika ulasan ini dianggap bermanfaat bagi anda silahkan share artikel ini. terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.