Pengertian Interaksi Edukatif – Interaksi akan selalu berkaitan dengan istilah komunikasi atau hubungan, kalau dihubungkan dengan istilah interaksi edukatif sebenarnya komunikasi timbal-balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu, yakni untuk mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan (dalam kegiatan belajar berarti untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Edi Suardi (dalam Sadirman A.M 2010:15-17), merinci ciri-ciri interaksi belajar-mengajar sebagai berikut:
- Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud interaksi belajar-mengajar itu sadar tujuan , dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian. Siswa mempunyai tujuan, unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung.
- Ada suatu prosedur ( jalannya interaksi) yang direncana, didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditatapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur, atau langkah-langkahsistematis dan relevan. Untuk mencapai suatu tujuan pembelejaran yang satu dengan yang lain, mungkin akan dibutuhkan prosedur dan desain yang berbeda pula. Sebagai contoh misalnya tujuan pembelajaran: agar siswa dapat menunjukan letak kota new york, tentu kegiatannya tidak cocok kalau disuruh membaca dalam hati, dan begitu seterusnya.
- Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggapan materi yang khusus. Dalam hal ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Sudah barang tentu dalam hal ini perlu diperhatikan komponen-komponen yang lain, apalagi komponen anak didik yang merupakan sentral. Meteri harus sudah didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar-mengajar.
- Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Sebagai konsekuensi, bahwa siswa merupakan sentral maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi belajar-mengajar. Aktivitas siswa dalam hal ini, baik secara fisik maupun secara mental aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA. Jadi tidak ada gunanya guru melakukan kegiatan interaksi belajar-mengajar, kalau siswa hanya pasif saja. Sebab para siswalah yang belajar, maka merekalah yang harus melakukan.
- Dalam interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranannya sebagai pembimbing ini, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar-mengajar, sehingga guru akan merupakan tokoh yang akan dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. Guru (“akan lebih baik bersama siswa”) sebagai designer akan memimpin terjadinya interaksi belajar-mengajar.
- Di dalam interaksi belajar-mengajar dibutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi belajar-mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diaturbsedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditandai oleh semua pihak dengan secara sadar, baik pihak guru maupun puhak siswa. Mekanisme konkret dari ketaatan pada ketentuan atau tata tertib itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi langkah-langkah yang dilaksankan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan. Penyimpangan dari prosedur, berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.
- Ada batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas ( kelompok siswa), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus sudah tercapai.
Menurut Djamarah (2005:11) Interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikatan tujuan pendidikan. Proses interaksi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sejumlah normaa. Semua norma itulah yang harus guru transfer kepaada anak didik. Karena itu, wajarlah bila interaksi edukatif tidak berproses dalam kehampaan, tetapi dalam penuh makna.interaksi edukatif sebagai jembatan yang menghidupkan persenyawaan antara pengetahuan dan perbuatan, yang mengantarkan kepada tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima oleh anak didik. Menurut Sardiman A.M (2010:13), interaksi edukatif memiliki ciri-ciri antara lain:
- Ada tujuan yang ingin dicapai
- Ada bahan/ pesan yang menjadi isi interaksi
- Ada pelajar yang aktif mengalami
- Ada guru yang melaksanakan
- Ada metode untuk mencapai tujuan
- Ada situasi yang memungkinkan proses belajar belajar-mengajar berjalan dengan baik
- Ada penilaian terhadap hasil interaksi
Demikian penjelasan singkat tentang Pengertian Interaksi Edukatif Semoga dapat menjadi referensi bagi anda, jika ulasan ini dirasa penting bagi anda silahkan bagikan postingan ini terima kasih telah berkunjung.