Pengertian Desain Penelitian Analisis Isi – Seiring dengan perkembangan metodologi penelitian lapangan (field research), pada beberapa dasawarsa terakhir para peneliti mengembangkan studi/ analisis isi sebagai sebuah varian dalam penelitian.Jika dalam penelitian lapangan, penelusuran pustaka dimaksudkan sebagai langkah awal dalam menyiapkan kerangka penelitian (researchdesign) untuk memperoleh informasi sejenis, memperdalam kajian teori atau mempertajam metodologi.
Dalam analisis isi, penelusuran teks lebih dari sekedar kajian teori dan metodologi, analisis isi sekaligus memanfaatkan sumber kepustakaan tadi sebagai bahan kajiannya.Tidak kalah dengan penelitian lapangan (field research) yang menggunakan sumber-sumber primer untuk memperoleh data sebagai salah satu keunggulannya, studi teks memiliki keluasan tafsir dan otentisitas sebagai keunggulannya.
Maka tak mengherankan jika belakangan studi jenis ini menjadi sangat populer dipakai oleh para ahli di bidang ilmu sosial dan humaniora sebagai bentuk dan jenis kajian baru. Teks dianggap sebagai wilayah kajian yang menantang para peneliti, dia senantiasa hidup dan dinamis.
Pengertian Penelitian Analisis Isi
Berikut ini beberapa pengertian analisis isi berdasarkan pendapat dari beberapa ahli:
- Analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (Berelson & Kerlinger).
- Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dapat direplikasi (ditiru) dan shahih datanya dengan memerhatikan konteksnya (Krippendorf).
- Analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks (Weber).
- Analisis isi adalah pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi dari simbol-simbol komunikasi, dimana simbol ini diberikan nilai numerik berdasarkan pengukuran yang valid, dan analisis menggunakan metode statistik untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan dan memberikan konteks, baik produksi ataupun konsumsi (Riffe, Lacy dan Fico).
- Teknik sistematis untuk menganalisis suatu pesan atau suatu alat untuk mengobservasi dan mengnalisis isi perilaku kominikasi yang terbuka dari komunikator yang terpilih(Rahmat Kriyantono).
Sejarah Analisis Isi
Analisis Isi (content analysis) mempunyai sejarah yang panjang. Neuendrof menyebutkan bahwa analisis isi telah dipakai sejak 4.000 tahun yang lalu pada masa Romawi kuno. Konsep Aristoteles tentang retorika adalah salah satu pemanfaatan analisis isi, dimana pesan dibentuk dan disesuaikan dengan kondisi khalayak.
Sementara Krippendorff melihat bahwa penggunaan analisis isi dapat dilacak pertama kali pada abad XVIII di Swedia, tentang peristiwa menyangkut sebuah buku populer yang berisi 90 himne berjudul Nyanyian Zion (Song of Zion) yang lolos dari sensor negara dan kontroversi di kalangan gereja ortodoks Swedia. Mereka khawatir jika nyanyian tersebut menyimpang dari ajaran gereja.
Kalangan gereja kemudian mengumpulkan sejumlah sarjana untuk meneliti himne tersebut. Sebagian sarjana menghitung simbol-simbol agama yang ada dalam nyanyian, sementara sarjana lain menghitung simbol yang sama dalam nyanyian resmi dan membandingkannya dengan buku Nyanyian Zion. Ternyata tidak ada perbedaan di antara keduanya.
Perkembangan penting analisis isi terjadi pada abad XIX ketika mulai dibukanya studi mengenai jurnalisme dan surat kabar di Amerika. Sekolah kewartawanan mulai muncul dan menimbulkan kebutuhan penelitian empiris terhadap persuratkabaran, sejak saat itu muncul analisis isi terhadap surat kabar. Krippendorf secara spesisifk menyebut fase penting analisis isi terjadi pada tahun 1920-an ketika para ilmuwan sosial dari berbagai bidang secara tidak langsung menaikkan status analisis isi sebagai metode ilmiah.
Jenis Analisis Isi
Berdasarkan pendekatan yang digunakan, analisis isi dibagi menjadi dua pendekata yaitu analisis isi kuantitatif (quantitative content analysis) dan analisis isi kualitatif (qualitative content analysis). Dalam perspektif metodologi kuantitatif, analisis isi merupakan salah satu pengukuran variabel, sedangkan dalam metodologi kualitatif, analisis isi berdekatan dengan metode analisis datadan metode tafsir teks.
Analisis isi yang kuantitatif lebih banyak digunakan oleh para peneliti ilmu sosial yang positivisme, sedangkan metode analisis isi yang kualitatif lebih banyak digunakan oleh mereka yang anti positivisme.
Analisis Isi Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah dari sampel atau populasi yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan survei untuk menentukan frekuensi dan presentasi tanggapan mereka. Pengambilan datanya disebut penelitian kuantitatif.
Analisis isi (content analysis) pada awalnya berkembang dalam bidang surat kabar yang bersifat kuantitatif. Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.
Lockyer mengembangkan analisis isi lebih mendalam dengan menyebutkan bahwa analisis isi yang dimaksudkan tidak saja berupa narasi tertulis yang diambil dari koran, majalah, acaraTV, naskah pidato, tetapi juga melebar hingga arsitektur, model pakaian, bahkan perkantoran, rumah makan dan sarana-sarana di ruang publik. Misalkan kita ingin mengetahui apakah lagu-lagu di Indonesia saat ini lebih berorientasi cinta atau kritik sosial, apakah sinetron di televisi lebih mengungkapkan kehidupan hedonistis dari pada realistis, apakah surat kabar A menunjukkan sikap konservatif, apakah pidato tokoh politik cenderung menggunakan kata-kata abstrak dan sloganistis, dan sebagainya.
Analisis isi kuantitatif menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Maka tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.
Maka secara umum analisis isi kuantitatif adalah teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi.
Karena peneliti harus menjaga sifat objektif dan valid maka dalam analisis data, peneliti tidak boleh mengikutsertakan analisis dan interpretasi yang bersifat subjektif sehingga hasil analisis benar-benar obyektif dan bila dilakukan penelitian oleh peneliti lainnya, hasilnya relatif sama atau tidak jauh berbeda. Analisis isi harus dikuantitatifkan ke dalam angka-angka, misalnya “70% berita Media Indonesia adalah bertema ekonomi”.
Dari pengertian di atas kita bisa mengklasifikasikan karakteristik penelitian analisi isi kuantitatif sebagai berikut:
- Prinsip Sistematik Hal ini diartikan bahwa perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. Penelitian ini tidak dibenarkan melakukan analisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diteliti serta telah ditetapkan dalam memilih populasi dan sampel.
- Prinsip Objektif Ini berarti hasilnya tergantung pada prosedur penelitian bukan pada orangnya, yaitu ketajaman kategorisasi yang ditetapkan, sehingga orang lain dapat menggunakannya apabila digunakan untuk isi yang sama dengan prosedur yang sama pula walaupun penelitiannya berbeda.
- Kuantitatif Diartikan dengan mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan.
- Isi yang Nyata (Manifest)Yang diteliti dan yang dianalisis adalah isi yang tersurat, tampak, bukan makna yang dirasakan oleh peneliti, hasil akhir dan analisisnya nanti menunjukkan adanya suatu isi yang tersembunyi, hal ini dibenarkannamun semuanya bermula dari analisis yang nyata.
- Replikabel Penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dan menghasilkan temuan yang sama pula. Hasil-hasil dari analisis isi sepankang menggunakan bahan dan teknik yang sama, harusnya menghasilkan hasil yang sama. Temuan yang sama ini berlaku untuk peneliti yang berbeda, waktu yang berbeda dan konteks yang berbeda.
- Perangkuman Analisis isi umumnya dibuat untuk membuat gambaran umum karakteristik dari suatu isi/ pesan. Analisi isi tidak berpetensi menyajikan secara detail satu atau beberapa kasus isi. Analisi isi bertipe nomotetik yang ditujukan membuat generalisasi dari pesan, bukan jenis idiographic yang umumnya membuat gambaran detail dari fenomena.
Penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dan menghasilkan temuan yang sama pula. Hasil-hasil dari analisis isi sepankang menggunakan bahan dan teknik yang sama, harusnya menghasilkan hasil yang sama. Temuan yang sama ini berlaku untuk peneliti yang berbeda, waktu yang berbeda dan konteks yang berbeda. Perangkuman Analisis isi umumnya dibuat untuk membuat gambaran umum karakteristik dari suatu isi/ pesan. Analisi isi tidak berpetensi menyajikan secara detail satu atau beberapa kasus isi. Analisi isi bertipe nomotetik yang ditujukan membuat generalisasi dari pesan, bukan jenis idiographic yang umumnya membuat gambaran detail dari fenomena. Analisis isi mengupas suatu teks dengan objektif untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi apa adanya, tanpa campur tangan peneliti. Penelitian menghilangkan bias, keberpihakan dan kecenderungan tertentu dari peneliti.
Hasil analisis isi benar-benar mencerminkan isi dari suatu teks dan bukan akibat subjektifitas peneliti.Untuk mendapatkan hasil yang objektif, ada dua aspek penting yang harus diperhatikan, yaitu validitas dan reabilitas. Validitas berkaitan dengan apakah analisis isi mengukur apa yang benar-benar diukur. Sementara reabilitas berkaitan dengan apakah analisis isi akan menghasilkan temuan yang sama walaupun dilakukan oleh orang yang berbeda. Misalnya, penelitian tentang Pilkada Jakarta, peneliti yang berbeda (satu orang Indonesia dan satu orang luar negeri) yang meneliti bahan yang sama, seharusnya menghasilkan temuan yang sama. Meskipun latar belakang berbeda, hasil dari analisi isi haruslah sama. Hal ini karena analisis isi didasarkan pada penelitian yang objektif dan menghilangkan bias atau kecenderungan subjektif peneliti.
Analisis Isi Kualitatif
Penelitian kualitatif dipengaruhi oleh paradigma naturalistik-interpretatif. Dimana peneliti berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya sehingga penelitian ini sangat memperhatikan proses, peristiwa, dan otensitas. Menggunakan metode analisis isi harus mengamati fenomena komunikasi, dengan merumuskan dengan tepat apa yang diteliti dan semua tindakan harus didasarkan pada tujuan tersebut.
Selanjutnya memilih unit analisis yang akan dikaji, memilih objek penelitian yang menjadi sasaran analisis. Apabila objek penelitian berhubungan dengan data-data verbal maka perlu disebutkan tempat, tanggal dan alat komunikasi yang bersangkutan. Namun, kalau objek penelitian berhubungan dengan pesan-pesan satu dalam suatu media, perlu dilakukan identifikasi terhadap pesan dan media yang mengantarkan pesan itu.
Krippendorf menyebutkan beberapa bentuk klasifikasi dalam analisis isi, yaitu:
- Analisis Isi Pragmatis; Di mana klasifikasi dilakukan terhadap tanda menurut sebab akibatnya yang mungkin. Misalnya, berapa kali suatu kata tertentu diucapkan yang dapat mengakibatkan munculnya sikap suka tehadap suatu produk.
- Analisis Isi Semantik; Dilakukan untuk mengklasifikasikan tanda menurut maknanya.
- Analisis Sarana Tanda; Dilakukan untuk mengklasifikasikan isi pesan melalui sifat psikofisik dari tanda, misalnya berapa kali kata cantik muncul, kata seks muncul.
Demikian penjelasan singkat tentang Pengertian Desain Penelitian Analisis Isi semoga dapat menjadi refernsi bagi anda, jika postingan ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.