Pengertian dan Penerapan Model Pembelajaran Kumon – Mills berpendapat bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.1Dapat disimpulkan bahwa model itu dapat dikatakan sebagai suatu bingkai atau kerangka yang didalamnya terdapat metode, teknik dan strategi yang digunakan guru dalam penyampaian materi pembelajaran.
Menurut Wenger, “ Pembelajaran bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia tidak melakukan aktivitas yang lain. Pembelajaran juga bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang, namun lebih dari itu, pembelajaran bisa terjadi dimana saja dan pada level yang berbeda-beda, secara individual, kolektif, ataupun sosial. 2 Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pendekatan, strategi, metode dn teknik. Karena itu suatu rancangan atau rencana pembelajaran disebut menggunakan model pembelajaran apabila mempunyai empat ciri khusus yaitu,
- Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya atau pengembangnya,
- Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai),
- Tingkah laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil,
- Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.3
Dapat disimpulkan bahwa ciri khusus model pembelajaran adalah rasional atau masuk akal dan mudah untuk diterapkan serta ada yang menciptakannya, memiliki tujuan dalam pembelajaran, ada yang melaksanakan model pembelajaran tersebut dan memerlukan lingkungan atau sitausi belajar yang mendukung untuk proses pelaksanaan model pembelajaran sehingga akan tercapai keberhasilan belajar.
Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau dengan kata lain model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka didalam kelas dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran.
Adapun fungsi dari model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, serta tingkat kemampuan peserta didik.
Sejarah Singkat Model Pembelajaran Kumon
Pada awalnya, model pembelajaran Kumon merupakan salah satu kooperasi pendidikan yang digagas dan dikembangkan pertama kali oleh Toru Kumon dari Osaka Jepang pada tahun 1958. Ia kemudian diadopsi sebagai model pembelajaran yang umumnya digunakan untuk pengajaran Matematika dan membaca. Kini metode tersebut sudah dipraktikan diberbagai negara didunia dan memiliki pusat-pusatnya tersendiri. 4
Toru Kumon adalah seorang guru matematika SMA yang pada awalnya ingin membantu pelajaran matematika anaknya yang waktu itu masih duduk di kelas 2 SD. Ia kemudian merancang suatu sistem agar anaknya dapat belajar secara efektif, sistematis, serta memiliki dasar-dasar Matematika yang kuat. Yang dilakukannya adalah mengacu pada sasaran “Matematika tingkat SMA”, Membuat lembar kerja dengan susunan pelajaran yang meningkat secara ”step by step” Memberikan lembar kerja yang dapat diselesaikan oleh anaknya setiap hari dalam waktu kurang dari 30 menit.5
Prinsip dasar metode yang disebarluaskan ke Indonesia pada Oktober 1993 ini adalah pengakuan tentang potensi dan kemampuan individual tiap siswa. Siswa mempunyai potensi yang tidak terbatas. Untuk mengembangkan potensi ini secara maksimal, diperlukan bimbingan dan lingkungan yang mendukung tanpa membatasi usia siswa. Bahkan siswa usia prasekolah yang belum bisa memegang pensil pun dapat memulai belajar dengan model kumon.6
Pengertian Model Kumon
Model Pembelajaran Kumon adalah model Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, keterampian, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Sintaknya adalah sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.
Model Kumon adalah sistem perseorangan yang cocok untuk segala usia. Dengan menempatkan pentingnya kemampuan setiap siswa, Kumon berkeinginan untuk membentuk dan menumbuhkan potensi sifat dan kemampuan belajar setiap individu. Kumon adalah program belajar yang lebih menekankan pada latihan soal yang membantu siswa untuk mengerjakan sendiri pekerjaannya.
Model pembelajaran Kumon merupakan model belajar perseorangan sesuai dengan kemampuan masing-masing, yang memungkinkan siswa menggali potensi dirinya dan mengembangkan kemampuannya secara maksimal. Level awal untuk setiap siswa ditentukan secara perseorangan. Siswa diberi tugas mulai dari level yang dapat dikerjakannya sendiri dengan mudah, tanpa kesalahan. Jika siswa terus belajar dengan kemampannya sendiri, ia akan mengejar bahan pelajaran yang setara dengan tingkatan kelasnya dan bahkan maju melampauinya.
Model pembelajaran Kumon adalah model pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, keterampilan, kerja individual dan menjaga suasana nyaman dan menyenangkan.7 Bahan pelajarannya dirancang sehingga siswa dapat mengerjakan dengan kemampuannya sendiri, bahkan memungkinkan bagi anak untuk mempelajari bahan pelajaran di atas tingkatan kelasnya di sekolah. Sistem pembelajaran dengan model Kumon adalah siswa diberi tugas, setelah selesai mengerjakan tugas tersebut langsung diperiksa dan dinilai. Jika keliru dalam mengerjakan tugas dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa kembali. Apabila siswa dalam 5 kali salah dalam mengerjakannya maka guru membimbing siswa sampai siswa benar-benar dapat mengerjakan tugas tersebut dengan benar.
Program Kumon tidak hanya mengajarkan cara berhitung tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih fokus dalam mengerjakan sesuatu sehingga mampu meningkatkan kepercayaan diri siswa. Kemampuan tersebut akan terlihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan cara mereka sendiri. Peserta program akan diajarkan dasar-dasar soal untuk bisa menyelesaikannya yang lebih sulit.
Model Pembelajaran Kumon bertujuan agar setiap siswa memilih kemampuan dasar yang kuat, kemandirian dan rasa percaya diri untuk mengembangkan dirinya masing-masing dan kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menyelesaikan permasalahan dengan kemampuannya sendiri sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat dan memberikan kontribusi bagi layanan pengembangan pendidikan.
Dimana belajar mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun inisiatif individu, kemandirian dan peningkatan diri. Fokusnya adalah pada perencanaan mandiri oleh peserta didik dengan bantuan guru. Selain itu tujuan pembelajaran Kumon adalah membuat siswa aktif dalam belajar, dimana pembelajaran aktif secara sederhana didefinisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif), bukan sekedar menerima (reaktif, dengan kata lain mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. Mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh guru. Dan mereka dihadapkan pada persoalan yang membuat mereka tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakini. Semua ini terjadi bila siswa dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka untuk berfikir, bekerja dan merasa.
Dengan demikian, pembelajaran yang aktif adalah pembelajaran yang berlangsung melalui proses bertanya, siswa dibuat menjadi lebih aktif dengan mencari sendiri jawaban atas petanyaan yang diajukan oleh guru. Oleh sebab itu model pembelajaran Kumon ini mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dalam berfikir dan bekerja menyelesaikan soal.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kumon
Pembimbing Kumon mendukung setiap siswa dalam mengembangkan kemampuan belajar mandiri. Alur belajar dalam model ini melibatkan pembimbing dari awal pembelajaran untuk terus mengawasi masing-masing peserta didik. Langkah-langkah model pembelajaran Kumon diantaranya:
- Tes Penempatan
Merupakan penentuan level awal. Setelah mengerjakan tes penempatan, pembimbing kemudian akan menganalisa hasil tesnya dengan cermat dan menentukan level awal siswa. Menentukan level awal yang tepat adalah kunci untuk belajar mandiri sejak dari awal belajar di Kumon.
- Datang ke kelas Kumon 2 kali seminggu
Biasanya mempelajari lembar kerja secara mandiri. Siswa datang ke kelas Kumon 2 kali seminggu, karena Kumon menekankan pentingnya belajar mandiri.
- Pembimbing mendukung belajar mandiri
Sebelum hari belajar di kelas dimulai, pembimbing menyiapkan lembar kerja yang tepat untuk setiap siswa. Di kelas, pembimbing mengamati siswa dengan cermat, untuk memastikan setiap siswa belajar pada tingkatan yang tepat untuknya.
- Lembar kerja dikerjakan oleh siswa secara mandiri
Setelah menyelesaikan pelajarannya hari itu, siswa menyerahkan lembar kerja yang telah dikerjakan kepada Pembimbing. Lalu dinilai dan jika ada kesalahan siswa membetulkannya sendiri, dengan demikian siswa akan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dan memperdalam pemahaman materi.
- Senang mengerjakan pekerjaan rumah setiap hari
Setiap siswa diberikan pekerjaan rumah dengan tingkatan yang tepat. Setelah siswa menyelesaikan pelajarannya di kelas kumon, pembimbing memberikan lembar kerja yang tepat untuk dikerjakan di rumah. Pekerjaan rumah yang telah dikumpulkan kemudian dinilai oleh pembimbing dan jika perlu, siswa memperbaiki lembar kerjanya dengan mandiri sampai semuanya jawabannya benar.8
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kumon tersebut adalah langkah- langkah yang diterapkan dalam program Kumon, bukan untuk di Sekolah, karena menurut saya Model Pembelajaran Kumon yang diterapkan dalam sekolah yaitu hanya sebatas menyajikan konsep atau materi, kemudaian memberikan latihan kepada peserta didik, setelah itu tiap siswa selesai tugas langsung diperiksa dan dinilai, dan jika masih ada yang salah maka dikembalikan lagi oleh guru untuk diperbaiki dan kemudian diperiksa lagi sampai siswa tersebut mendapatkan nilai 100, setelah lima kali salah guru membimbing, dan tujuannya yaitu agar siswa mampu menguasai pelajaran dengan baik dan tidak mengulangi kesalahannya dalam menyelesaikan tugasnya.
Penerapan Model Pembelajaran Kumon
Dalam penerapannya model pembelajaran Kumon ini dibagi kedalam 6 tahap, yaitu:
- Pertama-tama guru atau peneliti menyampaikan konsep atau materi yang akan dibahas.
- Siswa mengambil lembar kertas yang telah disediakan oleh guru atau peneliti.
- Siswa mengerjakan lembar soal dengan diberi batas waktu 40 menit untuk menyelesaikan tugasnya.
- Setelah selesai mengerjakan, lembar kerja diserahkan kepada grur atau peneliti untuk diperiksa dan diberi nilai.
- Setelah lembar kerja selesai diperiksa dan diberi nilai, guru mencatat hasil belajar pada hari itu di daftar nilai.
- Bila ada bagian yang masih salah, siswa diminta untuk membetulkan bagian tersebut hingga semua soal memperoleh nilai 100, tujuannya agaranak menguasai pelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
- Setelah selesai, siswa mengikuti latihan secara lisan yang diberikan oleh guru atau peneliti. Sebelum pulang guru memberikan evaluasi terhadap pekerjaan siswa pada hari itu dan memberitahu materi yang akan dikerjakan pada hari berikutnya.
Dengan menggunakan model Kumon dapat membangun kekuatan anak dalam menghadapi masalah, sehingga anak akan terus termotivasi untuk terus maju dan dapat menerapkan apa yang telah dipelajari tersebut hingga mereka lulus.
Kelebihan Model Pembelajaran Kumon
Model pembelajaran yang baik memiliki kekurangan dan kelebihan didalamnya, kelebihan yaitu keuntungan yang didapat apabila menggunakan model pembelajaran tersebut, adapaun kelebihan model pembelajaran Kumon adalah sebagai berikut:
- Sesuai dengan kemampuan karena sebelum anak belajar ada tes penempatan sehingga anak tidak merasa tersiksa.
- Bahan pelajaran tersusun atas langkah-langkah kecil sehingga anak bisa memperoleh kemampuan dasar yang kuat.
- Anak mengerjakan soal secara mandiri bertahap dari tingkat yang mudah sampai tingkat yang lebih sulit bila mengalami kesulitan bisa melihat buku penyelesaian sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.9
Dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari model pembelajaran Kumon yaitu model ini sesuai dengan kemampuan siswa, bahan pelajaran tersusun tahap demi tahap sehingga akan mempermudah siswa untuk belajar dan dalam mengerjakan tugasnya, siswa mengerjakan soal dengan sendiri, apabila siswa mengalami kesulitan maka siswa diperbolehkan untuk melihat buku untuk mempermudah pembelajaran, sehingga pembelajaran akan lebih baik dan efisien.
Kelemahan Model Pembelajaran Kumon
Kelemahan selalu ada dalam model pembelajaran, dimana kelemahan dari model pembelajaran Kumon adalah sebagai berikut:
- Tidak semua siswa dalam satu kelas memiliki kemampuan yang sama. Artinya tidak semua siswa mampu mengerjakan soal yang diberikan oleh guru dengan baik, meskipun soal yang diberikan mudah dan diharapkan siswa mampu mengerjakannya dengan benar tanpa ada kesalahan.
- Anak belajar secara perorangan sehingga dimungkinkan tumbuh rasa individualisme. Artinya dalam pembelajaran Kumon ini siswa dituntut untuk belajar mandiri dan menyelesaikan tugasnya secara individu tanpa berdiskusi ataupun bertanya dengan temannya, sehingga tumbuh rasa individualisme dalam diri mereka.
- Kedisiplinan kumon kadang membuat anak-anak menjadi tidak kreatif.10 Artinya dalam pembelajaran Kumon ini siswa dituntut untuk disiplin baik disiplin datang ke kelas maupun disiplin dalam mengerjakan soal, dan hai ini akan membuatsiswa kurang kreatif dalam menjawab, karena siswa dituntut untuk tepat waktu dalam menyelesaikan tugasnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelemahan Model Pembelajaran Kumon ini terletak pada kemampuan masing-masing siswa, sehingga tidak semua siswa mampu memahami materi dengan baik, dan adanya tuntutan untuk mampu mengerjakan soal secara perseorangan tanpa bantuan orang lain serta tuntutan kedisiplinan yang diterapkan dalam pembelajaran ini membuat siswa kurang kreatif karena mereka dituntut untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
Daftar Pustaka
1 Agus suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2014, ), hlm. 45
2 Miftahul huda, Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran , (Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2013), hlm. 2
3 Ngalimun, Strategi Dan Model Pembelajaran, (Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2014), hlm. 29
4 Miftahul Huda, Op. Cit., hlm, 189
5http://www.kumon.co.id/, diakses pada tanggal 1 Oktober
Demikian ulasan singkat tentang Pengertian dan Penerapan Model Pembelajaran Kumon semoga dapat menjadi referensi bagi anda dan jika ulasan ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share ulasan berikut. terima kasih telah berkunjung