Scroll untuk baca artikel
Metode PembelajaranPembelajaran

Pengertian dan Langkah-langkah Metode Pembelajaran Inkuiri Sosial

×

Pengertian dan Langkah-langkah Metode Pembelajaran Inkuiri Sosial

Sebarkan artikel ini

Pengertian dan Langkah-langkah Metode Pembelajaran Inkuiri Sosial – Menurut Hamalik (2001: 219), inkuiri sosial (social inquiry) adalah metode belajar yang mengharuskan siswa untuk menemukan jawabannya (discovery) tanpa bantuan khusus. Sedangkan menurut Sudjana (2004: 154) metode belajar inkuirisosial akan menciptakan kondisi belajar yang efektif dan kondusif, serta mempermudah dan meperlancar kegiatan belajar mengajar.

Faturrohman dan Sutikno (2007: 160) menyatakan bahwa inkuiri dilatarbelakangi oleh anggapan seorang pendidikan bahwasiswa merupakan subjek dan objek yang telah memiliki ilmu pengetahuan. Inkuirisosial merupakan perluasan yang wajar dari belajar aturan. Proses utama dari inkuiri sosial ini terletak dalam diri siswa. Metode inkuiri dipandang sebagai proses pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya lebih dahulu yang digunakannya untuk memecahkan masalah yang baru.

Scroll untuk melihat konten

Kondisi belajar pada saat penerapan metode inkuiri sosial juga cukup penting. Menurut Nasution (2012: 172) ada dua kondisi belajar yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:

Kondisi dalam diri siswa

Merupakan kemampuan yang dimiliki siswa untuk mengingat kembali aturan-aturan yang telah dipelajarinya sebelum yang berkaitan dengan masalah tersebut. Kemampuan tersebut selalu bergantung pada pengalaman belajar yang lampau, khususnya untuk mengingat kembali aturan-aturan tertentu.

Kondisi dalam

situasi belajar Kontiguitas diperlukan agar dapat menggunakan aturan-aturan secara berturut-turut.Intruksi verbal diperlukan untuk mendorong anak-anak untuk mengingat kembali aturan yang diperlukan.Intruksi verbal maksudnya membimbing dan menjuruskan pemikiran siswa ke arah tertentu. Bimbingan yang sama diberikan oleh siswa itu sendiri kepada dirinya pada saat siswa itu belajar secara individual.

Menurut Sutikno (2006: 136), metode pembelajaran dengan inkuirisosialterdiri dari empat tahap, yaitu:

  1. Guru merangsang siswa dengan pertanyaan, masalah, permainan, teka-teki dan lain-lain.
  2. Sebagai jawaban atas rangsangan yang diterimanya, siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk memecahkan pertanyaan atau masalah. Siswa bekerja sendiri-sendiri atau berkelompok.
  3. Siswa menghayati tentang pengetahuan yang diperolehnya dengan inkuirisosialyang baru dilaksanakan.
  4. Siswa menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat diterapkannya ke situasi lain.

Sedangkan menurut Faturrohman dan Sutikno (2007: 178), secara garis besar prosedur metode inkuirisosialadalah:

  1. Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan, atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
  2. Problem statement. Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan. Sebagian besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pertanyaan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.
  3. Data colection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis ini, anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan dengan uji coba sendiri, dan sebagainya.
  4. Data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semua diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
  5. Verification, atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek apakah terjawab atau tidak, atau apakah terbukti atau tidak.
  6. Generalization. Berdasarkan hasil verifikasi, anak didik belajar untuk dapat menarik kesimpulan. 

Sementara itu, asumsi-asumsi yang mendasari model inkuiri sosial menurut Hamalik (2001: 220) adalah:

  1. Keterampilan berpikir kritis dan berpikir deduktif yang diperlukan berkaitan dengan pengumpulan data yang bertalian dengan kelompok hipotesis;
  2. Keuntungan bagi siswa dari pengalaman kelompok dimana mereka berkomunikasi, berbagi tanggung jawab, dan bersama-sama mencari pengetahuan;
  3. Kegiatan-kegiatan belajar disajikan dengan semangat berbagai inkuiri dan discovery menambah motivasi dan memajukan partisipasi.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada metode inkuiri sosial, guru tidak hanya menjadi pembimbing, tetapi juga guru sebagai sumber informasi data yang diperlukan dalam membuat hipotesis.Selain itu, pada metode ini siswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri dan berusaha mengembangkan kreatifitas dalam pengembangan masalah yang dihadapinya sendiri.

Maka dari itu, dengan metode inkuiri sosial siswa akan menemukan pengetahuan baru yang lebih tinggi tarafnya sekalipun siswa mungkin tidak dapat merumuskannya secara lengkap. Banyak pengetahuan dipelajarinya dengan memperoleh bimbingan yang lengkap, bahkan dengan memberitahukan aturan-aturan itu sendiri. Akan tetapi, pengetahuan yang ditemukan sendiri memberi kemampuan yang lebih tinggi dan akan diingat dalam jangka waktu yang lebih lama.

Hakekat Inkuiri Sosial

Inquiri selain merupakan metode mengajar, juga suatu cara belajar atau penelaahan sesuatu yang bersifat mencari secara kritis, analitis, argumentatif, dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan, karena didukung oleh data, fakta atau argumentasi.

Inkuiri dapat dilakukan secara individual, kelompok maupun klasikal, serta dapat menggunakan cara tanya jawab, diskusi atau kegiatan lain di dalam maupun di luar sekolah (kelas). Dengan demikian inkuiri sosial dapat dipandang sebagai suatu strategi atau metode mengajar yang berorientasi kepada pengalaman siswa.

Lebih dari satu abad istilah inkuiri mengandung makna sebagai salah satu usaha ke arah pembaharuan pendidikan.Meskipun demikian, istilah inkuiri sering digunakan dalam bermacam-macam arti. Ada yang menggunakan istilah inkuiri berhubungan dengan strategi belajar mengajar yang berpusat pada siswa, ada yang lebih menekankan kepada segi-segi pendidikan berdasarkan pada adanya sifat inkuiri sebagai model mengajarkan pelajaran, sementara itu ada yang menghubungkan istilah inkuiri sosialdengan pengembangan kemampuan siswa untuk menemukan dan merefleksikan sifat kehidupan sosial, terutama sebagai latihan hidup mandiri dan langsung dalam masyarakat.

Kehidupan masyarakat yang terus menerus mengalami perubahan, pengajaran PKn harus menekankan kepada pengembangan berpikir. Terjadinya ledakan pengetahuan, menuntut perubahan pola mengajar dari yang hanya sekedar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui model kuliah (lecture) dan latihan (drill) dalam pola pengajaran tradisional menjadi pengembangan kemampuan berpikir kritis (critical thingking). Bahkan ada yang berpendapat bahwa dengan inkuirisosial, maka sekolah akan mudah membantu pengembangan diri siswa sebagai tanggung jawabnya. Karena dengan inkuiri sosialyang berorientasi kepada proses belajar mengajar siswa, akan memaksa siswa untuk aktif mencari dan mendapatkan sesuatu.

Sekolah tidak hanya berkewajiban untuk memelihara nilai-nilai masyarakat, tetapi juga harus memberikan keaktifan kepada siswa dan secara kritis dalam menghadapi masalah sosial. Dalam inkuiri sosial guru diharapkan mengoptimalkan lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran, lingkungan sekolah hendaknya cukup memadai terjadinya proses pembelajaran yang dapat membawa siswa ke dalam situasi belajar berpikir ilmiah, kritis dan serba ingin tahu.

Ciri-Ciri Inkuiri Sosial

Pada dasarnya setiap model inkuiri sosial memiliki karakteristik secara umum, yaitu adanya usaha dari guru untuk merangsang siswa berpikir melalui berbagai bentuk pertanyaan, adanya proses pemecahan masalah baik secara individual, kelompok maupun klasikal, selain itu metode yang dipergunakan dalam inkuiri sosialbersifat terbuka dengan cara tanya jawab, diskusi atau kegiatan lain di dalam maupun di luar kelas.

Ada tiga ciri pokok dalam model pembelajaran inkuiri sosial menurut Dahlan (2012:169), diantaranya: (a) adanya aspek-aspek sosial dalam kelas yang dapat menumbuhkan terciptanya suasana diskusi kelas; (b) adanya penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah; (c) mempergunakan fakta sebagai pengujian hipotesis.

Atas dasar penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa inkuiri sosial pada hakekatnya merupakan model pembelajaran yang berpusat pada pengalaman siswa, yang menekankan kepada proses inkuiri sosialuntuk memecahkan masalah sosial melalui pengujian hipotesis yang didasarkan pada fakta.

Tujuan Model Inkuiri Sosial

Tujuan utama pengajaran inkuiri sosial adalah menyediakan peralatan atau cara bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan intelektualnya dalam memecahkan masalah. Apabila berpikir merupakan tujuan pendidikan, maka cara yang harus dipikirkan ialah untuk membantu mengembangkan kemampuan individual. Perhatian utama pada inkuiri sosial ialah pengembangan proses mental seperti mengidentifikasi dan menganalisis masalah, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengklasifikasi data yang relevan, menafsirkan data, menguji hipotesis, dan sampai pada suatu kesimpulan, inkuiri sosial meminta siswa untuk berkembang secara bebas. Siswa ditingkatkan kemampuannya untuk dapat menemukan sesuatu secara sistematis, mengembangkan, mengaplikasikan dalam kehidupannya.

Menurut Yusuf dkk (2013:81) tujuan atau kegunaan inkuiri sosial dalam mengajar, yaitu:

  1. Mengembangkan sikap dan keterampilan siswa untuk mampu memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara obyektif dan mandiri.
  2. Mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah.
  3. Membina dan mengembangkan rasa ingin tahu, penalaran dan cara berpikir obyektif, baik secara individual maupun kelompok.
  4. Dapat menangkap matra kognitif maupun efektif.

Atas dasar pendapat di atas dapat dikatakan bahwa tujuan dari inkuiri sosial adalah mengembangkan kemampuan intelektual siswa dengan melalui proses berpikir. Dengan melihat tujuan dari model inkuiri sosial di atas, maka dalam hal ini guru tidak berperan sebagai sumber belajar secara penuh akan tetapi guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator. Tujuan belajar yang eksplisit diusahakan dengan tindakan instruksional tertentu dinamakan dampak instruksional. Adapun dampak instruksional dalam inkuiri sosial adalah:

  1. Dapat melakukan penelitian masalah-masalah sosial.
  2. Dapat mengembangkan tanggung jawab dalam perbaikan masyarakat.

Sedangkan tujuan yang merupakan hasil ikutan dari instruksional tertentu dinamakan dampak penyerta. Dampak penyerta yang dapat dicapai melalui inkuiri sosial adalah:

  1. Akan timbul rasa hormat para siswa terhadap martabat semua orang.
  2. Para siswa akan memliliki sikap toleran terhadap orang lain.
  3. Para siswa akan membiasakan berperilaku yang diharapkan oleh masyarakat.

Jenis-Jenis Inkuiri Sosial

Pada dasarnya setiap model inkuiri memiliki karakteristik secara umum, yaitu adanya usaha dari guru untuk merangsang siswa berpikir melalui berbagai bentuk pertanyaan, adanya proses pemecahan masalah baik secara individual, kelompok maupun klasikal, selain itu metode yang dipergunakan dalam inkuiri bersifat terbuka, yaitu dengan cara tanya jawab, diskusi ataupun kegiatan lain di dalam maupun di luar sekolah (kelas).

Jenis-jenis inkuiri sosial dalam tiga macam yaitu:

Metode Socratic (The Socratic Method)

Metode ini diterapkan dengan mempergunakan teknik bertanya dari guru kepada siswa yang diarahkan untuk memperoleh konsep atau kesimpulan yang digunakan untuk memberikan rangsangan agar siswa belajar. Metode Socratic ini diterapkan dengan melalui prosedur dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) siswa mengajukan pertanyaan yang kontroversial dengan sistem kepercayaan atau dengan nilai-nilai yang berlaku, atau bisa juga dengan cara siswa mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban; (2) guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya melacak atau menyelidiki hingga siswa memahami atau dapat menjawab sendiri kesimpulan dari pertanyaan yang kontroversial.

Diskusi Terbimbing (The Controlled or Guided Discussion)

Dalam diskusi terbimbing menggunakan cara melalui dialog atau diskusi dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Prosedur yang dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) kepada siswa diberikan informasi mengenai topik yang dapat diambil dari bacaan, film, gambar; (2) mendorong siswa untuk menggambar atau menangkap prinsip atau kesimpulan dari topik yang disajikan melalui pertanyaan-pertanyaan.

Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Penerapan inkuiri bebas, prosedur inkuiri sudah mulai diterapkan secara utuh, artinya siswa dituntut untuk merumuskan masalah sendiri kemudian memecahkannya dengan menggunakan langkah yang sistematis.Pemecahan masalah merupakan jenis inkuiri yang cukup kompleks baik ditinjau dari jenis pertanyaannya maupun dalam prosedur pelaksanaannya.

Proses pemecahan masalah dapat dilakukan secara kelompok maupun secara individual yang harus didukung oleh data yang jelas dan pasti. Oleh sebab itu pelaksanaannya bisa lebih lama dibandingkan dengan model yang pertama dan kedua. Secara ringkas diuraikan pada penjelasan berikut ini:

Guide Inquiry

Model inkuiri terbimbing ini diterapkan dalam pembelajaran dengan cara siswa tidak diharuskan untuk dapat merumuskan masalah sendiri untuk dipecahkan, akan tetapi masalah disajikan oleh guru dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Kemudian dengan pertanyaan yang diajukan itu, siswa dibimbing untuk memperoleh jawabannya, permasalahan yang diajukan itu didasarkan kepada pengalaman-pengalaman atau hasil pengamatan langsung.

Modified Inquiry

Untuk model inkuiri yang dimodifikasi, walaupun permasalahan itu guru yang menentukan, tetapi untuk menemukan jawabannya siswa dituntut untuk dapat memecahkannya melalui prosedur penelitian. Dengan demikian jawaban yang dikemukakan oleh siswa tidak hanya didasarkan kepada pengalaman siswa, tetapi didasarkan kepada data hasil dari pengamatan dan analisisnya.

Free Inquiry

Adapun untuk inkuiri bebas dapat diterapkan secara utuh prosedur inkuirinya. Artinya siswa sendiri sudah dituntut untuk dapat merumuskan masalah kemudian pemecahan masalahnya dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sistematis.

Langkah-Langkah Inkuiri Sosial

Dalam pengajaran PKn, proses inkuiri dapat dilakukan melalui tahapan yang sistematis.Inkuiri merupakan suatu strategi untuk menekankan kepada proses pemecahan masalah. Menurut James Bank dalam Suniti (2001:58) inkuiri sosial dapat dilakukan melalui tujuh langkah yaitu:

  1. Merumuskan masalah
  2. Merumuskan hipotesis
  3. Mendefinisikan istilah
  4. Mengumpulkan data
  5. Penyajian dan analisis data
  6. Menguji hipotesis
  7. Memulai inkuiri baru

Selain dari pendapat para ahli di atas, mengenai langkah-langkah model inkuiri sosial, Joyce (2000:110) mengemukakan bahwa langkah-langkah penerapan inkuiri sosial pada pokoknya adalah:

  1. Orientasi
  2. Hipotesis
  3. Definisi
  4. Eksplorasi
  5. Pembuktian
  6. Generalisasi

Pada tahap orientasi para siswa dengan bantuan guru mengambil dan menetapkan suatu masalah sosial yang akan dijadikan pokok pembahasan kelas. Masalah sosial dapat diambil dari masalah kehidupan masyarakat yang sedang hangat dibicarakan, dari suasana perselisihan yang terjadi di dalam kelas atau sekolah dari masalah yang ada dalam bahan bacaan atau dari sumber-sumber lain.

Masalah yang dijadikan pokok harus betul-betul mengandung persoalan yang memerlukan pemecahan, dan mengundang seluruh siswa untuk mengadakan pembuktian empirik sehingga memperoleh jawaban atau pemecahannya.Dengan bantuan guru masalah itu kemudian dirumuskan dan dikembangkan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan, dan diadakan pembatasan ruang lingkup masalah yang lebih khusus sehingga para siswa dalam mengadakan pembuktiannya lebih terarah.

Pada tahap hipotesis ini hendaknya hipotesis dirumuskan secara jelas.Kemungkinan dari satu masalah hipotesisnya lebih dari satu. Fungsi perumusan hipotesis adalah untuk memberikan arahan atau acuan dalam usaha penemuan pemecahan masalah melalui pengujian terhadap unsur-unsur yang ada dalam masalah, dan melihat sejauh mana hubungan masalah dengan pemecahan yang akan ditentukan. Oleh karena itu kemungkinan akan ditemukan pula lebih dari satu cara pemecahannya.

Untuk hipotesis yang telah dirumuskan, hendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut:

  1. Validitasnya, yaitu ketepatan hipotesis sebagai suatu kejelasan atau acuan pengujian selanjutnya.
  2. Kontabilitasnya, yaitu kesesuaian hipotesis dengan generalisasi dan pengalaman siswa maupun guru yang telah diperoleh sebelumnya.
  3. Memiliki relevansi dengan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi agar dapat diadakan pembuktian. Hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris.

Untuk menguji hipotesis apakah sudah memenuhi syarat atau tidak, para siswa lebih dahulu harus mengadakan pemahaman bersama tentang istilah-istilah yang ada dalam hipotesis.Tahap definisi, pada tahap ini para siswa mengadakan pembahasan pengertian istilah-istilah yang ada dalam hipotesis, sehingga semua siswa memiliki pengertian yang sama, dan mereka dapat saling membicarakan masalah pokok bahan bahasan mereka. Oleh karenanya setiap kata dan kalimat yang digunakan dalam perumusan masalah harus jelas dan harus didasarkan pada pengalaman yang dapat diuji.

Tahap eksplorasi, pada tahap ini para siswa mulai mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan menghubungkan hipotesis dengan implikasinya serta dengan asumsi-asumsinya.Apabila telah teruji ketepatan hipotesisnya dengan dasar logika, maka tahap berikutnya dapat dilanjutkan dengan melakukan pembuktian dengan fakta-fakta. Namun apabila kurang tepat maka hipotesis lain harus disusun (tahap kedua) dan diadakan pendefinisian (tahap ketiga).

Tahap pembuktian, pada tahap ini tiap siswa melakukan pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan angket (apabila memungkinkan). Obyek yang akan diwawancarai harus ditentukan dahulu bersama dengan bantuan guru. Demikian pula data apa yang akan dikumpulkan harus sudah jelas sesuai dengan tujuan pembuktian hipotesis. Setelah data terkumpul, diadakan analisis data dan dihubungkan dengan hipotesisnya.Demikianlah hipotesis diuji secara empirik.Apakah hipotesis itu diterima atau ditolak adanya.

Tahap generalisasi, pada tahap akhir ini adalah mengadakan generalisasi, yaitu menyusun pernyataan yang benar-benar terbaik dalam pemecahan masalah.Generalisasi hendaknya disusun secara sederhana agar para siswa dapat memahaminya dengan jelas.

Jika terdapat dua hipotesis atau lebih menunjukkan hasil pembuktian yang sama-sama dapat diterima, maka hipotesis-hipotesis itu harus dipertahankan bersama, dan dengan alternatifnya apakah menguntungkan atau tidak harus diidentifikasi secermat mungkin.

Demikian artikel singkat tentang Pengertian dan Langkah-langkah Metode Pembelajaran Inkuiri Sosial semoga dapat menjadi referensi bagi anda dan jika artikel ini bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share artikel ini. terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.