MAKALAH
HAKEKAT MANUSIA
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Kelompok
Pada Mata Kuliah: ILMU-ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
Dosen Pengampu : Fatkhan Amirul Huda, S.Kom, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 1
- Triponia Octasari Vortunata
- Kristiana Yesi
- Agustina Salipani
- Yofa Argia
Program Studi : Pendidikkan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Jurusan : Ilmu Pendidikkan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikkan (STKIP)
PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
Tahun Akademik 2016/2017
BAB 1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara makhluk lainnya, baik dari segi fisik maupun pikirannya. Manusia memiliki akal budi, hati nurani, dan fisik yang berbeda dari yang lainnya. Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan. Dalam makalah ini akan dibahas materi mengenai hakekat manusia, dimana kita diajak mempelajari sejarah manusia dan asal-usul manusia menurut pandangan beberapa teori keilmuan.
Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi persyaratan sebagai tugas terstruktur dalam mata kuliah ilmu-ilmu sosial dan budaya dasar yang diberikan oleh Bpk.Fathkan Amurul Huda,S.Kom.,M.Pd. Setelah memepelajari makalah ini kita dapat memahami diri kita sebagai manusia makhluk sosial. Manusia memiliki kebiasaan-kebiasaan hidup yang kemudian diangkat menjadi kebudayaan.
- Rumusan Masalah
- Apa itu hakekat manusia?
- Apa itu teori-teori perkembangan manusia
- Apa itu sejarah manusia?
- Apa itu jenis-jenis manusia purba?
BAB II
HAKEKAT MANUSIA
- Pengertian Manusia
Sebagai seorang manusia, kita sudah sepantasnya memahami apa itu arti manusia yang sesungguhnya. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak sekali orang yang tidak memahami makna dan arti kata manusia.
Nah, untuk membantu mempelajari makna dan arti kata manusia yang sebenarnya, kita dapat menggunakan beberapa pendapat para ahli mengenai defenisi manusia berikut ini:
1. Paula J.C. & Janet W.K
Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna didalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
2. Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar Mohammad Al–Toumi Al–Syaibany, adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan manusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, roh, dan kemampuan berpikir/akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
3. Agung P. P
Menurut Agung P.P manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, roh atau jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya
4. Sokrates
Menurut Sokrates, manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, yang tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar.
- Teori Perkembangan Manusia
- Morphic Resonance Seorang mantan professor biokimia di Universitas Cambridge mengatakan bahwa : “sebenarnya ada sebuah medan tidak terlihat yang membuat kita melihat hal-hal yang sama, Jadi semua yang ada di dunia ini sebenarnya merupakan hal yang telah kita sepakati secara telepati keberadaannya benar-benar ada” .
- Ancient Astronaut: Alien datang ke bumi berjuta-juta tahun yang lalu lalu menciptakan manusia. Orang-orang yang mempercayai teori ini mengatakan bahwa bangunan Piramid dan hal-hal serupa adalah bukti bahwa Alien-lah yang mengarahkan perkembangan evolusi manusia, bahkan teori lain yang berdasar dari teori ini mengatakna bahwa Dewa-dewa dari hampir seluruh agama adalah sebenarnya mahluk terestial (alien).
- Scientology: Teori ini mengatakan bahwa kita semua berevolusi dari burung ke hewan lainnya lalu ke monyet, sebelum menghabiskan waktu ribuan tahun sebagai manusia purba.
- Teori Evolusi: Salah satu teori yang paling dikenal mengenai keberadaan manusia, dimana ia mengatakan bahwa manusia sebenarnya berasal dari monyet yang berevolusi dalam jangka waktu lama hingga menjadiperubahan genotip pada suatu populasi. Evolusimanusia berlangsung secara perlahan-lahan dan memerlukan waktu yang sangat panjang.
- Teori evolusi menurut Charles Darwin: Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies sebelumnya. Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi. Ciri-ciri proses evolusi: Evolusi adalah perubahan dalam satu populasi BUKAN perubahan individu. Perubahan yang terjadi hanya frekuensi gen-gen tertentu, sedangkan sebagian besar sifat gen tidak berubah. Evolusi memerlukan penyimpangan genetik sebagai bahan mentahnya. Dengan kata lain harus ada perubahan genetik dalam evolusi. Dalamevolusi perubahan diarahkan oleh lingkungan, harus ada faktor pengarah sehingga evolusi adalah perubahan yang selektif.
- Bukti-Bukti Adanya Evolusi: a) Fosil Merupakan sisa-sisa, cetakan ataupun berkas dari hewan maupun tumbuhan yang telah membatu. Fosil ini sebagai bukti adanya peristiwa evolusi yang dapat menentukan umur dengan cara menghitung laju erosi, sedimentasi, kandungan garam, dan kadar radio aktif. b) Homologi Dua organ tubuh dikatakan homolog, apabila mempunyai asal sama (secara embrilogik), tetapi fungsi dan bentuknya berbeda. Contoh : alat gerak manusia dan sirip ikan. (memiliki bentuk rangka yang sama, namun berbeda fungsinya). c) Analogi Merupakan kebalikan dari homologi, yaitu mempunyai asal yang berbeda, namun memiliki fungsi yang sama. Contoh : sayap kupu-kupu dengan sayap kelelawar (memiliki bentuk rangka yang berbeda, namun memiliki satu fungsi yang sama, yaitu untuk terbang).
- Adanya variasi dalam satu spesies Individu yang termasuk dalam suatu spesies tidak pernah bersifat identik (sama persis). variasi ini terjadi karena faktor genetis dan lingkungan. Petunjuk secara biokimia Digunakan uji presipitin (endapan) yang pada dasarnya adanya reaksi antara antigen-antibodi. semakin banyak endapan yang terbentuk maka semakin jauh hubungan kekerabatannya. Adanya Organ-Organ tubuh yang tersisa Organ-organ tubuh yang tersisa nerupakan bukti adanya proses evolusi. organ-oran ini sudah tidak berguna, namun masih dijumpai pada manusia, antara lain; umbai cacing (apendiks), tulang ekor, gigi taring yang runcing, rambut pada dada.
- Anaximender: Bumi pada awalnya merupakan lautan, lalu berkembang menjadi daratan. Para makhluk hidup aquatik pun termodifikasi sehingga dapat hidup di darat. Pada manusia, terdapat masa”part fish” dan “part human” yang disebut merman dan mermaid. penampilan seperti ikan ini ada pada masa dalam kandungan bayi selama proses perkembangan. Kemudian, penampilan tersebut akan hilang pada manusia dewasa.
- Aristoteles: Benda-benda hidup berkembang makin sempurna karena pengaruh kekuatan tertentu, yaknientelecy, dan makhluk hidup di daratan berasal dari makhluk hidup di lautan.
- Epicurus: Epicurus sependapat dengan Aristoteles bahwa organisme berubah dan berkembang makin kompleks dan makin maju. Namun bukan karena faktor entelecy yang mempengaruhinya, melainkan karena faktor “natural law”.
- Karena iklim bumi yang tidak stabil dan pohon-pohon mulai berkurang, maka hominid (kera mirip manusia) mulai tinggal di atas tanah dan berjalan dengan kedua kakinya, Jejak kaki dari tiga makhluk bipedal yang berasa; dari 4 juta tahun lalu ditemukan di Letoli tanzania, Homnid tertua Ardipithecus ramidus, diketahui dari pecahan tulang berasal dari 4,4 juta tahun lalu di Ethiophia.
-
Sejarah Perkembangan Manusia
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Cara hidup mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam. Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu:
1. Zaman Palaeolitikum (Zaman Batu Tua)
Zaman ini ditandai dengan penggunaan perkakas yang bentuknya sangat sederhana dan primitif. Ciri-ciri kehidupan manusia pada zaman ini, yaitu hidup berkelompok, tinggal di sekitar aliran sungai, gua, atau di atas pohon, dan mengandalkan makanan dari alam dengan cara mengumpulkan (food gathering) serta berburu, serta hidup nomaden, dan belum tahu bercocok tanam. Contoh alat-alatnya, kapak genggam, alat penusuk (belati) dan ujung tombak bergerigi terbuat dari tulang binatang atau tanduk rusa, dan flakes yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon yang digunakan untuk mengupas makanan dan juga untuk berburu, menangkap ikan, dan lain-lain.
2. Zaman Mezolitikum (Zaman Batu Madya atau Pertengahan)
Zaman ini disebut pula zaman food gathering tingkat lanjut, yang dimulai pada akhir zaman es, sekitar 10.000 tahun yang lampau. Para ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa Melanesoide yang merupakan nenek moyang orang Papua, semang, Aeta, Sakai, dan Aborigin. Sama dengan zaman palaeolitikum, manusia zaman mezolitikum mendapatkan makanan dengan cara berburu dan menangkap ikan. Mereka tinggal di gua-gua di bawah bukit karang (abris souche roche), tepi pantai, dan ceruk pegunungan. Hasil peninggalan budaya manusia pada masa itu adalah berupa alat-alat kesenian yang ditemukan di gua-gua dan coretan (lukisan) pada dinding gua, seperti di gua Leang-leang Sulawesi Selatan.
3. Zaman Neolitikum (Zaman Batu Muda)
Di indonesia zaman Neolitikum dimulai sekitar 1.500 SM. Cara hidup untuk memenuhi kebutuhannya telah mengalami perubahan pesat, yaitu dengan cara bercocok tanam, dan memelihara ternak (food producing). Pada masa itu manusia sudah mulai menetap di rumah untuk menghindari bahaya binatang buas. Manusia pada masa Neolitikum ini pun telah mulai membuat lumbung-lumbung guna menyimpan persediaan padi. Pada zaman ini, manusia purba Indonesia telah mengenal dua jenis peralatan, yakni beliung persegi dan kapak lonjong. Contoh dari beliung persegi adalah yang ditemukan di Bengkulu, terbuat dari batu kalsedon yang digunakan sebagai benda pelengkap upacara atau bekal kubur. Sedangka kapak lonjong yang ditemukan di Klungkung, Bali, terbuat dari batu agats yang digunakan dalam upacara-upacara terhadap roh leluhur. Selain itu ditemukan pula sebuah kendi yang dibuat dari tanah liat berasal dari Sumba, NTT. Kendi ini digunakan sebagai bekal kubur.
4. Zaman Megalitikum (zaman batu besar)
Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan animisme yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang (leluhur) yang mendiami benda-benda, seperti pohon, batu, sungai, gunung, senjata tajam. Dan dinamisme yaitu bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga gaib yang dapat mempengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan manusia. Dari hasil peninggalannya diperkirakan manusia pada zaman megalitikum ini sudah mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu dengan cara memperlakukan orang yang meninggal dengan diperlakukan secara baik sebagai bentuk penghormatan.
5. Zaman Logam
Pada zaman logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cireperdue. Zaman logam ini dibagi atas;
6. Zaman Perunggu
Disebut zaman perunggu karena pada masa ini manusianya telah memiliki kepandaian dalam melebur perunggu. Di kawasan Asia Tenggara, penggunaan logam dimulai sekitar tahun 3000-2000 SM.
7. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Yaitu mata kapak bertungkai kayu, mata pisau, cangkul, dan lai-lain. Alat-alat tersebut ditemukan di gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).
- Jenis-Jenis Manusia Purba
Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata megan artinya besar, anthropus artinya manusia, paleo berarti Jawa. Jadi dapat disimpulkan bahwa meganthropus paleojavanicus adalah manusia purba bertubuh besartertua di Jawa. Fosil manusia purba ini ditemukan di daerah Sangiran, Jawa Tengah antara tahun 1936-1941 oleh seorang peneliti Belanda bernama Von Koeningswald. Fosil yang ditemukan di daerah Sangiran ini diperkirakan telah berumur 1-2 juta tahun.
Ciri-cirinya, mempuyai tonjolan tajam di belakang kepala, bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok, tidak mempunyai dagu sehingga lebih menyerupai kera, mempunyai otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat, makannya berupa daging dan tumbuh-tumbuhan.
2. Pithecanthropus
adalah jenis fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Pithecanthropus berarti manusia kera yang berjalan tegak. Mereka hidup dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan, mereka sudah memakan segal, tetapi makanan belum dimasak. Berdasarkan pengukuran umur lapisan tanah, fosil pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia mempunyai umur yang bervariasi yaitu antara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu. Terdapat tiga jenis manusia pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia yakni sebagai berikut:
- Pithecanthropus Erectus, ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1891 di sekitar lembah sungai Bengawan Solo, Trinil, Jawa Tengah. Mereka hidup sekitar satu sampai setengah jta tahun yang lalu. Pithecanthropus Erectus berjalan tegak dengan badan yang tegap dan alat pengunyah yang kuat. Volume otak Pithecanthropus Erectus mencapai 900 cc. Volume otak manusa modern lebih dari 1000 c.
- Pithecanthropus Mojokertensis, fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Tengah. Temuan tersebut berupa fosil anak-anak berusia sekitar 5 tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 sampai 2,25 juta tahun yang lalu. Pithecanthropus Mojokertensis berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
- Pithecanthropus Soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering. Ciri-cirinya memiliki tinggi tubuh antara 165-180 cm, badan tegap namun tidak setegap Meganthropus, volume otak berkisar antara 750-1350 cc, tonjolan kening tebaldan melintang sepanjang pelipis, hidunglebar dan tidak berdagu, mempunyai rahang yang kuat dan geraham yang besar, makanan berupa tumbuhan dan daging hewan buruan.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Berbagai pendapat para ahli mengenai defenisi manusia. Salah satunya menurut Agung P.P manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, roh atau jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya. Dan juga berbagai teori perkembangan manusia.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara (prasejarah) disebut manusia purba. Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Jenis-jenis manusia purba dibedakan dari zamannya yaitu zaman palaeolitikum, zaman mezolitikum, zaman neolitikum, zaman logam dibagi menjadi 2 zaman yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Ada beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di wilayah Indonesia Meganthropus Paleojavanicus yaitu manusia purba bertubuh besar tertuadi Jawa dan Pithecanthropus adalah manusia kera yang berjalan tegak.
- Saran
Diharapkan agar masyarakat dapat memahami hakekat manusia, perkembangan manusia, dan bisa menambah pengetahuan dan wawasan tentang kehidupan manusia purba pada zaman dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.plengdut.com/2013/03/Manusia-purba-Indonesia-yang-Hidup-pada-Masa-Praaksara.html
http://www.info-asik.com/2012/10/sejarah-manusia-purba.html
http://marhadinata.blogspot.com/2013/01/sejarah-manusia-purba.html.
Munib, Achmad. 2010.Pengantar Ilmu Pendikan. Semarang: Unnes Press.
Tirtarahardja, Umar. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depddikbud.