Peran Orang Tua – Dalam semua kelompok keluarga terdapat status ayah dan ibu yang dikenal secara sosial disertai dengan peran sanksi sosial yang menentukan perilaku seksual yang tepat dan tanggung jawab untuk membesarkan anak. Pedoman perilaku peran ini berfungsi untuk mengendalikan konflik seksual dalam masyarakat dan memberikan perawatan yang berkelanjutan bagi anak-anaknya. Derajat komitmen orang tua dan cara mereka memainkan peran masing-masing dipengaruhi oleh pengalaman sosial mereka yang unik. (Wong,2008)
Definisi peran telah berubah sebagai hasil dari perubahan ekonomi dan gerakan kebebasan kaum perempuan. Perempuan telah mencapai keseimbangan posisi dengan laki-laki dalam bidang pendidikan, makin banyak yang menjadi pekerja, dan jumlah perempuan yang mempunyai sedikit atau bahkan tidak mempunyai anak sama sekali semakin meningkat. Selama masa kanak-kanak, khususnya pada golongan menengah ke atas, cenderung tidak lagi mengacu pada perbedaan karakter agresi dasar pada laki-laki, perempuan, ketergantungan, dan pencapaian. Karena perempuan berubah, diperlukan adanya perubahan dalam peran penunjang laki-laki. (Wong,2008)
Persiapan untuk masa menjadi orang tua
Tujuan dasar menjadi orang tua adalah meningkatkan daya tahan fisik dan kesehatan anak, mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang penting agar dapat menjadi orang dewasa yang mandiri, dan membantu mengembangkan kemampuan perilaku untuk memaksimalkan nilai-nilai budaya dan kepercayaan. Walaupun demikian, orang tua baru memiliki peran sabagai orang tua dengan pengalaman yang sedikit dan pengetahuan yang kurang memadai, walaupun tidak ada tugas yang sebanding dengan membesarkan seorang manusia, dalam konsekuensi secara keseluruhan. (Wong,2008)
Orang tua mereka sendiri mungkin merupakan satu-satunya orang yang di observasi oleh orang tua baru secara saksama dalam peran orang tua. Orang tua membesarkan anak mereka dengan cara yang hamper sama seperti mereka terdahulu di besarkan. Keterampilan dan pengetahuan penting lain yang perlu diketahi oleh orang tua agar dapat merasa lebih nyaman dalam peran sebagai orang tua meliputi pemahaman dasar tentang pertumbuhan dan perkembangan masa kanak-kanak, mandi, memberi makan, penggunaan mainan, dan keterampilan interpersonal. (Wong,2008
Faktor orang tua yang memengaruhi transisi ke masa menjadi orang tua.
Usia orang tua
Usia yang paling memuaskan untuk membesarkan anak adalah antara 18 dan 35 tahun. Selama waktu ini orang tua dianggap berada pada kondisi kesehatan yang optimum, dengan perkiraan usia harapan hidup yang memungkinkan waktu yang cukup dan memadai untuk membangun sebuah keluarga. (Wong,2008)
Keterlibatan ayah
Praktik saat ini yang mendorong interaksi awal ayah-bayi yang telah mengindikasikan bahwa ayah tampak memiliki ketertarikan terhadap bayi mereka. Bahkan ayah yang memiliki kontak awal yang lebih sedikit dengan bayi mereka yang baru lahir akan menjadi lebih terlibat dengan bayinya pada beberapa bulan kemudian, walaupun tipe interaksinya berbeda dengan yang dilakukan oleh ibu. (Wong,2008)
Pendidikan menjadi orang tua
Pasangan yang baru pertama kali menjadi orang tua yang mendapat lebih banyak bantuan dalam mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua mengalami lebih sedikit stress dalam masa transisi daripada mereka yang tidak memiliki bantuan (Menurut Gage dan Christensen dalam Wong,2008).
Sistem pendukung
Keberhasilan adaptasi terhadap stress transisi pada masa menjadi orang tua melibatkan sedikitnya dua jenis sumber keluarga (Menurut McCubbin dalam Wong,2008). Pertama, sumber internal keluarga, seperti kemampuan adaptasi dan integrasi. Jenis sumber kedua untuk koping terhadap stress alah penggunaan strategi koping yang memperkuat organisasi dan fungsi keluarga. (Wong,2008)
Demikian penjelasan singkat tentang Peran Orang Tua semoga dapat menjadi referensi bagi anda, jika postingan ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan bagikan postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.