Scroll untuk baca artikel
PembelajaranPendidikanPenelitian

Pengertian dan Indikator Kemampuan Menulis Puisi

×

Pengertian dan Indikator Kemampuan Menulis Puisi

Sebarkan artikel ini

Pengertian dan Indikator Kemampuan Menulis Puisi – Kemampuan Menulis merupakan satu di antara empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa. Menulis sebagai bagian dari keterampilan berbahasa merupakan bentuk komunikasi yang dapat dilakukan siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasan, pikiran, dan perasaannya dengan bahasa tulis sebagai medianya. Mulyati (2002 : 44) menyatakan bahwa menulis pada hakikatnya menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis (tulisan) kepada orang lain.

Maulana (2015 : 258) menyatakan menulis puisi pada dasarnya merupakan medan ekspresi dari bayang-bayang pengalaman, pengalaman atau mengolah pengalaman sebagai sumber penciptaan puisi itu. Sedangkan mengenai isi puisi dan kualitas puisi, seumanya sangat bergantung kepada intensitas penghayatan sang penyair terhadap berbagai pengalaman hidup yang menarik perhatianya, disamping itu tentu saja, penulisan puisi sangat bergantung pula pada seberapa jauh sang penyair menguasai bahasa dan kosa kata. Menulusuri proses kreatif penulisan puisi sama asyiknya dengan menulis puisi itu sendiri. Setiap penyair, jika ditanya soal ini, yakin ditanya soal apa dan bagaimana menulis puisi, maka ia akan menjawab pertanyaam tersebut dengan cara pandang yang berdeda-beda.

Scroll untuk melihat konten

     Namun yang perlu diperhatikan bahwa menulis puisi tidak bisa berangkat dari “ruang batin yang kosong” maka yang ditulis akan terasa hampa. Lain halnya jika yang kita tulis itu berdasarkan pengalaman,maka rasa dari setiap kata yang kita ekspresikan dalam larik-larik puisi yang kita tulis itu akan hadir dengan sendirinya. Yang dimaksud dengan peka terhadap pengalaman itu artinya peka terhadap suasana. Sedangkan sebelum menulis puisi kita juga perlu memahami beberapa langkah-langkah di bawah ini.

Adapun beberapa langkah untuk memahami puisi yaitu :

1.     Memperhatikan judul

2.     Melihat kata-kata yang dominan/ sering muncul

3.     Memahami makna konotasi

4.     Memahami kata ganti dalam puisi, dan

  • Manfaat Menulis

Macam- macam Manfaat Menulis

  1. Menulis berarti mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keinginan.
  2. Dengan menulis, Anda akan membangun “citra diri” (self image) sebagai orang yang berwawasan, intelek, dan berkualitas. Dengan menulis, orang akan mengetahui bahwa Anda orang yang berwawasan, punya pemikiran bagus.
  3. Tulisan yang bagus akan membangun citra diri sang penulis yang pada gilirannya membangun kepercayaan dirinya (self confident). Orang yang suka menulis akan senantiasa menjadi perhatian dan menonjol dibandingkan yang lain. Jika orang memuji tulisan Anda, yakinlah kepercayaan diri Anda akan makin baik sekaligus memotivasi Anda untuk menulis lebih baik lagi.
  4. Dengan menulis, Anda bisa menjadi “agen perubahan”. Ide-ide yang dituangkan dalam tulisan dapat mempengaruhi pemikiran pembaca, membentuk opini publik (public opinion), dan melakukan sesuatu sesuai dengan ide anda.
  • Tujuan Menulis

Tujuan Menulis Kegiatan menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Menulis mempunyai empat tujuan, yaitu untuk mengekpresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca, mempersuasi pembaca, dan untuk menghasilkan karya tulis. Jenis tulisan menurut tujuan menulis sebagai berikut.

  1. Narasi yakni karangan/tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan / tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
  2.  Deskripsi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan terperinci.
  3. Ekposisi yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar/pembaca menjadi bertambah.
  4. Argumentatif yakni karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan infor-masi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual). Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi, memperjelas, dan meyakinkan.
  5. Persuasif: karangan/tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi tentang sesuatu hal (faktual maupun konseptual).  Penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi, meyakinkan, dan mengajak.

Menulis Mengasah Kecerdasan Menulis adalah suatu aktivitas yang kompleks. Kompleksitas menulis terletak pada tuntutan kemampuan mengharmonikan berbagai aspek. Aspek-aspek itu meliputi :

  1. Pengetahuan tentang topik yang akan dituliskan,
  2. Penuangan pengetahuan itu ke dalam racikan bahasa yang jernih, yang disesuaikan dengan corak wacana dan kemampuan pembacanya, dan
  3. Penyajiannya selaras dengan konvensi atau aturan penulisan. Untuk sampai pada kesanggupan seperti itu, seseorang perlu memiliki kekayaan dan keluwesan pengungkapan, kemampuan mengendalikan emosi, serat menata dan mengembangkan daya nalarnya dalam berbagai level berfikir, dari tingkat mengingat sampai evaluasi.

Menulis mengembangkan Daya Inisiatif dan Kreativitas Dalam menulis, seseorang mestinya menyiapkan dan mensuplai sendiri segala sesuatunya. Segala sesuatu itu adalah :

  1. Unsur mekanik tulisan yang benar seperti pungtuasi, ejaan, diksi, pengalimatan, dan pewacanaan,
  2. Bahasa dan topik,
  3. Pertanyaan dan jawaban yang harus diajukan dan dipuaskanya sendiri. Agar hasilnya enak dibaca, maka apa yang dituliskan harus ditata dengan runtut, jelas dan menarik

Menulis Mendorong Kemauan dan Kemampuan Mengumpulkan Informasi Seseorang menulis karena mempunyai ide, gagasan, pendapat, atau sesuatu hal yang menurutnya perlu disampaikan dan diketahui orang lain. Kondisi ini akan memacu seseorang untuk mencari, mengumpulkan, dan menyerap informasi yang diperlukannya. Untuk keperluan itu, ia mungkin akan membaca, menyimak, mengamati, berdiskusi, berwawancara. Bagi penulis, pemerolehan informasi itu dimaksudkan agar dapat memahami dan mengingatnya dengan baik, serta menggunakannya kembali untuk keperluannya dalam menulis.

Implikasinya, dia akan berusaha untuk menjaga sumber informasi itu serta memelihara dan mengorganisasikannya sebaik mungkin. Upaya ini dilakukan agar ketika diperlukan, informasi itu dapat dengan mudah ditemukan dan dimanfaatkan. Motif dan perilaku seperti ini akan mempengaruhi minat dan kesungguhan dalam mengumpulkan infor-masi serta strategi yang ditempuhnya.

Menulis banyak memberikan manfaat, di antaranya :

  1. Wawasan tentang topik akan bertambah, karena dalam menulis berusaha mencari sumber tentang topik yang akan ditulis,
  2. Berusaha belajar, berpikir, dan bernalar tentang sesuatu misalnya menjaring informasi, menghubung-hubungkan, dan menarik kesimpulan,
  3. Dapat menyusun gagasan secara tertib dan sistematis,
  4. Akan berusaha menuangkan gagasan secara tertib dan sistematis memungkinkan untuk direvisi
  5. Menulis memaksa untuk belajar secara aktif, dan
  6. Menulis yang terencana akan membiasakan berfikir secara tertib dan sistematis.
  • Hakikat Puisi

alam kamus Besar Bahasa Indonesia berarti inti sari atau dasar, atau kenyataan yang sebenarnya. Sedangkan pengertian puisi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Terlepas dari segi isi, unsur-unsur yang terkandung dalam puisi, sebagaimana yang dikatakan Richards (dalam Maulana 2005 : 261) terdiri dari unsur-unsur perasaan (feeling), tema (sense), amanat (intention), dan nada (tone).

Empat unsure tadi adalah unsur dalam puisi. Selain menguasai empat unsur tersebut, tentu saja kita harus menguasai bahasa dan kosa kata yang baik. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk mengerti puisi itu sebagai hakikat puisi, diantaranya :

  • Fungsi estetik

Fungsi Dalam sebuah karya sastra khususnya puisi, fungsi estetiknya dominan dan di dalamnya ada unsur-unsur estetik. Unsur-unsur keindahan ini merupakan unsur-unsur kepuitisan, misalnya persajakan, diksi (pilihan kata), irama dan gaya bahasa. Gaya bahasa meliputi semua penggunaan bahasa secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu, yaitu efek estetika atau aspek kepuitisannya. Jenis-jenis gaya bahasa itu meliputi semua aspek bahasa, yaitu bunyi, kata, kalimat dan wacana yang dipergunakan secara khusus untuk mendapatkan efek tertentu itu cahyani ( Pradopo, 2010: 315).

  • Kepadatan

Karya sastra berupa puisi menjadi berbeda dengan karya sastra lain seperti prosa dan drama karena terdapat aktivitas pemadatan. Puisi merupakan ekspresi esensi, tidak semua peristiwa diceritakan panjang lebar oleh penyairnya.Hanya inti masalah, peristiwa atau inti cerita dan esensi yang dikemukakan dalam puisi.

  •  Ekspresi yang tidak langsung

Ekspresi yang tidak langsung  dapat berupa kiasan, Cahyani  (dalam pradopo 2010 : 318)  mengatakan dari waktu kewaktu puisi selalu berubah, perubahan disebabkan oleh evolusi selera perubahan konsep estetik. Akan tetapi satu hal yang tidak pernah berubah yaitu puisi itu mengucapkan sesuatu secara tidak langsung.  Puisi berbicara mengenai sesuatu hal dengan maksud yang lain. Artinya, puisi berbicara secara tidak langsung sehingga bahasa yang digunakan pun berbeda dari bahasa sehari-hari. Jadi, ketidak langsungan ekspresi itu merupakan konvensi sastra pada umumnya. yaitu menyatakan pikiran atau gagasan secara tidak langsung, tetapi dengan cara lain Ucapan tidak langsung adalah menyatakan suatu hal dengan arti lain ketidak langsungan arti ini disebabkan oleh tiga hal yaitu :

  1. Penggantian arti (displacing omeaning), 2) Penyimpangan atau pemencongan arti (distorting of meaning), dan 3) Penciptaan arti (crating of meaning). Hal ini pulalah yang sering kali terciptanya citraan atau pengimajian dalam puisi.
  • Indikator Menulis Puisi

Waluyo (Emilia, 2009:53) mengatakan bahwa dibawah ini adalah indikator dalam menulis puisi.

  1. Judul
  1. Relevan dengan tema dan isi puisi yang dibuat
  2. Mengambarkan garis besar isi puisi
  1. Kesesuaian isi dengan tema judul
  1. Pilihan kata
  2. Pengunaan majas dan cintraan yang tepat
  1. Diksi
  1. Mempengaruhi makna puisi
  2. Menimbulkan keselarasan
  3. Urutan katanya menambah estetika bunyi
  1. Citraan
  1. Menghadirkan bentuk kata yang kreatif dan tepat
  2. Membuat puisi lebih hidup dengan gambaran dalam pikiran dan pengindraan pembaca.

 Sekian dulu ulasan singkat tentang Pengertian dan Indikator Kemampuan Menulis Puisi semoga dapat menjadi referensi bagi anda, jika ulasan singkat tentang Pengertian dan Indikator Kemampuan Menulis Puisi dirasa bermanfaat bagi anda silahkan bagikan ulasan ini ke sosial media anda. Terima kasih telah berkunjung.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.