Pengertian Persepsi Siswa

Diposting pada

Pengertian Persepsi Siswa – Menurut Latipah (2012: 64) persepsi adalah proses mendeteksi sebuah stimulus, makna ini dikonstruksikan berdasarkan representasi fisik yang ada dengan pengetahuan yang sudah kita miliki.

Menurut Slameto (2013: 102) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium.

Sedangkan Menurut Solso dkk (2007: 75) persepsi (perception) melibatkan kognisi tingkat tinggi dalam penginterpretasian terhadap informasi sensorik. Persepsi dibagi menjadi dua bentuk yaitu positif dan negatif persepsi positif merupakan penilaian individu terhadap suatu objek atau informasi dengan pandangan yang positif atau sesuai dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada. Penyebab munculnya persepsi positif seseorang karena adanya kepuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya pengetahuan individu, serta adanya pengalaman individu terhadap objek yang dipersepsikan.

Sedangkan, persepsi negatif merupakan persepsi individu terhadap objek atau informasi tertentu dengan pandangan yang negatif, berlawanan dengan yang diharapkan dari objek yang dipersepsikan atau dari aturan yang ada. Penyebab munculnya persepsi negatif seseorang dapat muncul karena adanya ketidakpuasan individu terhadap objek yang menjadi sumber persepsinya, adanya ketidaktahuan individu serta tidak adanya pengalaman inidvidu terhadap objek yang dipersepsikan dan sebaliknya.

Teori Persepsi

Teori persepsi terbagi menjadi dua, yaitu:

Persepsi Konstruktif

Teori persepsi konstruktif disusun berdasarkan anggapan bahwa selama persepsi kita membentuk dan menguji hipotesis-hipotesis yang berhubungan dengan persepsi berdasarkan apa yang kita indera dan apa yang kita ketahui. Dengan demikian persepsi adalah sebuah efek kombinasi dari informasi yang diterima sebuah sistem sensorik dan pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia, yang kita dapatkan dari pengalaman. Ketika anda melihat seorang rekan yang mendatangi anda dari kejauhan, anda mengenali karena ciri-ciri fisiknya, hidungnya, matanya, rambutnya dan sebagainya dindera oleh mata anda dan karena anda memiliki pengetahuan bahwa rekan anda tersebut lazimnya memang berada ditempat tersebut, pada waktu tersebut.

Para konstruktivis berpendapat bahwa perubahan-perubahan pola pada stimulus asli tersebut tetap anda kenali karena adanya interferensi bawah sadar (unconscious interference), yakni sebuah proses ketika kita secara spontan menginterpretasikan informsi dari sejumlah sumber, untuk menyusun suatu interpretasi. Para konstruktivis berpendapat bahwa kita melihat menggunakan mata dan organ-organ sensoris lainnya (yang menyediakan input sensorik mentah) dan sekaligus menggunakan otak (dengan suplai pengetahuan yang sedemikian kaya tentang dunia ini). Teori ini sangat berkaitan dengan pemrosesan “top-down” dan konsisten dengan sudut pola visual, seperti Jerome Bruner, Richard Gregory dan Irvin Rock.



Persepsi Langsung

Teori persepsi langsung menyatakan bahwa informasi dalam stimuli adalah elemen penting dalam persepsi dan bahwa pembelajaran dan kognisi tidaklah penting dalam persepsi karena lingkungan telah mengandung cukup informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi.

Gagasan tersebut, yang didukung oleh psikolog yang berorientasi ekologis, menyatakan bahwa stimulus itu sendiri telah memiliki informasi yang cukup untuk menghasilkan persepsi yang tepat dan tidak memerlukan adanya representasi internal. Seorang pengamat hanya melakukan sedikit upaya dalam proses persepsi karena dunia telah menyediakan sedemikian besar informasi, sehingga pengamat tidak perlu berupaya menyusun persepsi atau menarik kesimpulan-kesimpulan.

Prinsip-prinsip Persepsi

Berikut ini beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswa secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang efektif.

Persepsi itu Relatif

Manusia bukanlah instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya. Seseorang tidak dapat menyebutkan secara persis berat suatu benda yang dilihatnya atau kecepatan sebuah mobil yang sedang lewat, tetapi ia dapat secara relatif menerka berat berbagai benda atau kecepatan mobil-mobil. Dalam hal ini suatu benda dipakai sebagai patokan. Begitu juga dengan kecepatan mobil, sebuah mobil yang lewat diperkirakan lebih lambat, sama atau lebih cepat dari mobil lain yang dipakai sebagai patokan.

Dalam hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar daripada rangsangan yang datang kemudian. Seseorang akan menggigil kedinginan pertama kali ia terjun ke dalam kolam renang.

Berdasarkan kenyataan bahwa persepsi itu relatif, seorang guru dapat meramalkan dengan baik persepsi dari siswanya untuk pelajaran berikutnya karena guru tersebut telah mengetahui lebih dahulu persepsi yang telah dimiliki oleh siswa dari pelajaran sebelumnya.




Persepsi itu Selektif

Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada disekelilingnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatiannya dan ke arah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk menerima rangsangan.

Berdasarkn prinsip ini, dalam memberikan pelajaran seorang guru harus dapat memilih bagian pelajaran yang perlu diberi tekanan agar mendapat perhatian dari siswa dan sementara itu harus dapat menentukan bagian pelajaran yang tidak penting sehingga dapat dihilangkan agar perhatian siswa tidak terpikat pada bagian yang tidak penting ini. Seorang guru harus dapat menjaga keadaan lingkungan tempat ia mengajar agar pesan yang datang dari lingkungan tersebut, seperti suara lalu lintas didepan kelas atau suara orang berbicara, tidak menyaingi pesan, yaitu pelajaran yang sedang ia sampaikan. Selanjutnya seorang guru juga harus menjaga agar dalam satu kali penyajian atau pelajaran, ia tidak terlalu banyak menyampaikan hal-hal baru sehingga melebihi batas kemampuan persepsi siswa.

Persepsi itu Mempunyai Tatanan

Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan menerimanya dalam bentuk hubungan-hubunganatau kelompok-kelompok. Jika rangsangan yang datang tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas.

Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukan bahwa pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang baik. Jika butir-butir pelajaran tidak tersusun baik, siswa akan menyusun sendiri butir-butir pelajaran tersebut dalam hubungan atau kelompok yang dapat dimengerti oleh siswa tersebut dan yang mungkin berbeda dengan yang dikehendaki oleh guru. Hasilnya adalah salah interpretasi atau salah pengertian.

Persepsi Dipengaruhi Oleh Harapan dan Kesiapan (Penerima Rangsangan)

Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaiamana pesan yang dipilih itu akan ditata dan demikian pula bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.

Dalam pelajaran, guru dapat menyiapkan siswanya untuk pelajaran-pelajaran selajutnya dengan cara menunjukan pada pelajaran pertama urut-urutan kegiatan yang harus dilakukan dalam pelajaran tersebut. Jika pada hari pertama guru mengajak berdoa sebelum pelajaran dimulai, maka dapat dipastikan bahwa pada hari-hari berikutnya siswa akan menanti guru untuk memulai dengan doa sebelum pelajaran dimulai.

Persepsi Seseorang atau Kelompok Dapat Jauh Berbeda dengan Persepsi Orang atau Kelompok Lain Sekalipun Situasinya Sama

Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Bagi seorang guru ini berarti bahwa agar dapat diperoleh persepsi yang kurang lebih sama dengan persepsi yang dimiliki oleh kelas lain yang telah diberikan materi pelajaran serupa, guru harus menggunakan metode yang berbeda. Dengan lain perkataan dapat dikatakan bahwa tidak ada satupun metode yang akan mampu memberikan hasil yang sama pada kelas atau bahkan orang yang berbeda atau pada waktu yang berbeda.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Latipah (2012: 66) beberapa indikator yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:

Bawaan

Kemampuan penginderaan paling mendasar dan kemampuan persepsi merupakan sesuatu yang sifatnya bawaan dan berkembang pada masa yang sangat dini.

Periode kritis

Selain merupakan kemampuan bawaan, persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman.

Faktor Psikologis dan Budaya

Pada manusia, faktor-faktor psikologis dapat memengaruhi bagaimana kita memersepsikan serta apa yang kita persepsikan. Beberapa psikologis yang dimaksud adalah seperti: kebutuhan, kepercayaan, emosi, dan ekspektasi.

Indikator Persepsi Siswa

Menurut Walgito (Wulandari 2011: 12)persepsi siswa terhadap mata pelajaran matematika memiliki indikator – indikator sebagai berikut:



Penyerapan

Rangsang atau objek tersebut diserap atau diterima oleh panca indera, baik penglihatan, pendengaran, peraba, pencium, dan pencecap secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dari hasil penyerapan atau penerimaan oleh alat-alat indera tersebut akan mendapatkan gambaran, tanggapan, atau kesan di dalam otak. Gambaran tersebut dapat tunggal maupun jamak, tergantung objek persepsi yang diamati. Di dalam otak terkumpul gambaran-gambaran atau kesan-kesan, baik yang lama maupun yang baru saja terbentuk. Jelas tidaknya gambaran tersebut tergantung dari jelas tidaknya rangsang, normalitas alat indera dan waktu, baru saja atau sudah lama.

Pengertian atau Pemahaman

Setelah terjadi gambaran-gambaran atau kesan-kesan di dalam otak, maka gambaran tersebut diorganisir, digolong – golongkan (diklasifikasi), dibandingkan, diinterpretasi, sehingga terbentuk pengertian atau pemahaman. Proses terjadinya pengertian atau pemahaman tersebut sangat unik dan cepat. Pengertian yang terbentuk tergantung juga pada gambaran-gambaran lama yang telah dimiliki individu sebelumnya (disebut apersepsi).

Penilaian atau Evaluasi

Setelah terbentuk pengertian atau pemahaman, terjadilah penilaian dari individu. Individu membandingkan pengertian atau pemahaman yang baru diperoleh tersebut dengan kriteria atau norma yang dimiliki individu secara subjektif. Penilaian individu berbeda-beda meskipun objeknya sama. Oleh karena itu persepsi bersifat individual.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah proses masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia melalui alat indera, kemudian dikonstruksikan berdasarkan representasi fisik yang ada dengan pengetahuan yang sudah kita miliki.

Demikian ulasan singkat tentang Pengertian Persepsi Siswa semoga artikel ini bermanfaat bagi anda, dan dapat dijadikan referensi jika artikel ini dirasa penting bagi anda silahkan bagikan artikel ini, Terima kasih telah berkunjung.

4 komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.