Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pendidikan

Pengertian Pelatihan Keterampilan

×

Pengertian Pelatihan Keterampilan

Sebarkan artikel ini

Pengertian Pelatihan Keterampilan – Peningkatan, pengembangan, dan pembentukan tenaga kerja yang terampil dilakukan melalui upaya pembinaan, pendidikan dan pelatihan, ketiga hal tersebut saling terkait, namun pada hakikatnya pelatihan mengandung unsur pembinaan dan pendidikan. Menurut Oemar Hamalik (2005: 10), pelatihan merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan atau upaya yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga kerja profesional kepelatihan dalam suatu waktu, dengan tujuan meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi.

Pendapat sejenis dikemukakan oleh Bernardin & Russell (dalam Gomes, 2003: 197) yang menyatakan bahwa, “Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performa pekerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawab, atau suatu pekerjaannya.” Pelatihan lebih berkaiatan dengan peningkatan keterampilan seseorang, baik yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu maupun yang baru akan melangkah ke dunia kerja, sehingga lebih menekankan pada keterampilan (skill).

Scroll untuk melihat konten

Sehingga yang dimaksud dengan keterampilan menurut Hutapea dan Thoha (2008: 28) merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan suatu aktifitas atau pekerjaan. Lebih lanjut lagi Siagian (2003: 57) juga mengemukakan pengertian keterampilan sebagai kemampuan teknis untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Artinya usaha pengembangan keterampilan merupakan bagian dari kegiatan pendidikan yang berarti dilakukan secara sadar, pragmatis, dan sistematis khususnya dalam bidang yang sifatnya teknis dan dalam penerapannya ditunjukkan kepada kegiatan-kegiatan operasional.

Pelatihan keterampilan identik dengan pelatihan kerja, karena di dalamnya melatih sumber daya manusia menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurut Sagir (1989: 40), latihan kerja adalah sub sistem dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Apabila pendidikan formal lebih menekankan kepada pembentukan dan pengembangan kepribadian, bakat, sikap, mental, pengetahuan, kecerdasan, daya analisis dan kreativitas, maka latihan kerja menekankan pada keterampilan yang disebut profesionalisme. Latihan memang harus selalu berkaitan dengan dunia kerja dan persyaratan kerja, oleh karena itu latihan kerja akan lebih bersifat fleksibel dibanding pendidikan formal. Latihan kerja akan terus diperlukan karena dunia kerja dan persyaratan kerja terus berkembang dan berubah dengan cepat.

Pengertian tentang pelatihan kerja juga tertera dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per-02/MEN/1987 tentang pendayagunaan fasilitas latihan dan biaya latihan kerja kurus latihan kerja, yang berisi : Program latihan kerja adalah satu paket latihan kerja untuk keterampilan tertentu, dengan persyaratan dan penetapan hasil latihan yang jelas di mana kualifikasi hasil latihan kerja menunjukkan kualifikasi jabatan tertentu, dengan pembatasan jumlah peserta latihan per kelompok, memiliki metode pokok bahasan (kurikulum), sub pokok bahasan (silabus), instruktur, bahan dan fasilitas serta tata kerja yang telah baku dan diselenggarakan dalam waktu yang telah ditentukan.

Sedangkan dalam UU Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagarkerjaan dijelaskan bahwa :

Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

Pelatihan bertujuan mempersiapkan dan membina tenga kerja, baik struktural maupun fungsional, yang memiliki kemampuan dalam profesinya, kemampuan melaksanakan loyalitas, kemampuan melaksanakan dedikasi dan kemampuan berdisiplin yang baik. Kemampuan profesional mengandung aspek kemampuan keahlian pekerjaan, kemasyarakatan, dan kepribadian agar lebih berdaya guna dan berhasil guna (Hamalik, 2005: 16). Menurut Bernardin & Russell (dalam Gomes 2003: 199), program pelatihan mempunyai tiga tahap aktivitas yang mencakup :

  1. Penilaian kebutuhan pelatihan (need Assesment), yang tujuannya adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya program pelatihan.
  2. Pengembangan program pelatihan (development), bertujuan untuk merancang lingkungan pelatihan dan metode-metode pelatihan yang dibutuhkan guna mencapai tujuan pelatihan.
  3. Evaluasi program pelatihan (evaluation,) yang mempunyai tujuan untuk menguji dan menilai apakah program-program pelatihan yang telah dijalani, secara efektif mampu mencapai tujuan yang ditetapkan.

Menurut Hamalik (2005: 35-36) dan Gomes (2003: 206-208), pelaksanaan program pelatihan meliputi unsur-unsur sebagai berikut :

Tujuan pelatihan

Dalam merencanakan pendidikan dan latihan hal pertama yang harus diperhatikan adalah penentuan tujuan. Adanya tujuan pendidikan dan pelatihan membuat kegiatannya dapat terarah, apakah pendidikan dan pelatihan tersebut bertujuan peningkatan pengetahuan, keterampilan atau ada tujuan lain.

Manfaat pelatihan

Setiap pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat membawa manfaat, baik untuk individu maupun organisasi. Adanya manfaat bagi individu menjadikan orang termotivasi untuk selalu meningkatkan kualitas sumber dayanya.

Peserta pelatihan

Menurut Hamalik (2005: 35), penetapan peserta erat kaitannya dengan keberhasilan suatu pelatihan, oleh karena itu perlu dilakukan seleksi untuk menentukan peserta agar memenuhi persyaratan yang telah ditentukan seperti :

  1. Persyaratan   akademik,    yang   berupa    jenjang pendidikan dan keahlian
  2. Jabatan, peserta telah menempati jabatan tertentu atau akan menempati pekerjaan tertentu
  3. Pengalaman kerja
  4. Motivasi dan minat terhadap pekerjaannya
  5. Tingkat intelektualitas yang diketahui melalui tes seleksi
Pelatih (instruktur)

Pelatih atau instruktur sebagai penyampai materi memegang peranan penting terhadap kelancaran dan keberhasilan program pelatihan, maka pelatih yang terpilih harus ahli dan berkualifikasi profesional. Syarat pelatih yang dapat digunakan sebagai pertimbangan adalah :

  • Telah disiapkan secara khusus sebagai pelatih yang ahli dalam spesialisasi teretntu
  • Memiliki kepribadian yang baik
  • Berasal dari dalam lingkungan organisasi itu sendiri
Waktu pelatihan

Lamanya pelatihan berdasarkan pertimbangan berikut :

  • Jumlah dan mutu kemampuan yang hendak dipelajari dalam pelatihan tersebut lebih banyak dan lebih tinggi bermutu, kemampuan yang ingin diperoleh mengakibatkan lebih lama diperlukan latihan.
  • Kemampuan belajar para peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan. Kelompok peserta yang ternyata kurang mampu balajar tentu memerlukan waktu latihan yang lebih lama.
  • Media pengajaran, yang menjadi alat bantu bagi peserta dan pelatih. Media pengajaran yang serasi dan canggih akan membantu kegiatan pelatihan dan dapat mengurangi lamanya pelatihan tersebut (Hamalik, 2005 : 35-36).
Materi atau bahan pelatihan

Materi yang diberikan kepada peserta pendidikan dan pelatihan harus disesuaikan dengan tujuan. Apabila tujuannya adalah peningkatan keterampilan, materi yang diberikan akan lebih banyak bersifat praktek.

Fasilitas

Fasilitas yang diperlukan dalam pelatihan yang mendukung kegiatan, misalnya fasilitas sarana dan prasarana, makan, dan sebagainya.

Model atau Metode pelatihan

Penggunaan metode pelatihan tergantung dari tujuan dan sasaran yang telah ditentukan. Model pelatihan adalah suatu bentuk pelaksanaan pelatihan yang di dalamnya terdapat program pelatihan dan tata cara pelaksanaannya. Berikut beberapa metode pelatihan yang disesuaikan dengan fokus dari penelitian ini, dikemukakan oleh Andrew F. Sikula (dalam Hasibuan 2006: 77) dan juga Hamalik (2005: 20) antara lain :

Vestibule Training (off the job training)

Vestibule training adalah pelatihan yang diselenggarakan dalam suatu ruangan khusus yang berada di luar tempat kerja biasa, dengan meniru kondisi-kondisi kerja sesungguhnya. Tujuan dari metode ini adalah untuk melatih tenaga kerja secara tepat. Materi yang diberikan dititikberatkan pada metode kerja teknik produksi dan kebiasaan kerja.

On the job training (Latihan sambil bekerja)

Tujuan dari metode ini untuk memberikan kecakapan yang diperlukan dalam pekerjaan tertentu sesuai dengan tuntutan kemampuan bagi pekerjaan tersebut. Para peserta latihan langsung bekerja ditempat untuk belajar dan meniru suatu pekerjaan di bawah bimbingan seorang pengawas.

Pre employment training (pelatihan sebelum penempatan)

Bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja sebelum ditempatkan atau ditugaskan dalam suatu organisasi untuk memberikan latar belakang intelektual, mengembangkan seni berpikir, dan menggunakan akal. Pelatihan ini diselenggarakan oleh lembaga pendidikan di luar organisasi.

Demonstration and Example

Demonstration and Example dalah metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau percobaan yang didemonstrasikan. Demonstrasi dilengkapi dengan gambar, teks, diskusi, video, dan lain-lain.

Simulasi

Simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpainya. Situasi atau kejadian yang ditampilkan sesuai dengan situasi yang sebenarnya tetapi hanya merupakan tiruan saja.

Media pelatihan

Hamalik (2005: 67) menyatakan bahwa media pelatihan adalah salah satu komponen yang berfungsi sebagai unsur penunjang proses pelatihan, dan menggugah gairah motivasi belajar. Pemilihan dan penggunaan media ini mempertimbangkan tujuan dan materi pelatihan. Ketersediaan media itu sendiri serta kemampuan pelatih untuk menggunakannnya. Jenis-jenis media komunikasi dalam program pelatihan yang disesuaikan dengan penelitian ini adalah :

  • Benda Asli, benda asli atau benda sebenarnya ini dapat merupakan spesimen makhluk hidup ataupun spesimen yang terbuat dari benda tak hidup (benda asli bukan makhluk hidup).
  • Model, merupakan benda-benda bentuk tiruan dari benda aslinya. Model kerja di mana bagian-bagiannya dapat diperagakan atau dipertunjukkan proses kerjanya.
  • Media gambar, merupakan media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Media gambar dapat berupa poster, karikatur, dan gambar itu sendiri.
  • Media bentuk papan, media ini berupa papan sebagai sarana komunikasi instruksional, seperti papan tulis atau papan demonstrasi.
  • Media yang diproyeksikan, berupa gambar-gambar yang diproyeksikan dan dapat dilihat pada layar oleh peserta.
  • Media pandang dengar, ciri-cirinya dapat dilihat dan didengar.
  • Media cetak, adalah  bahan hasil cetakan, bentuk buku, maupun leaflet (Hamalik, 2005: 68-70).

Dari beberapa uraian di atas jelas bahwa pelatihan merupakan sarana yang ditujukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja baik karyawan, organisasi maupun masyarakat yang dipandang kurang efektif sebelumnya. Melalui pelatihan akan mampu mengurangi adanya dampak negatif yang disebabkan kurangnya pengetahuan, keterampilan, dan kurangnnya kepercayaan diri atau pengalaman yang terbatas dari anggota atau kelompok tertentu.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pelatihan keterampilan merupakan upaya mempersiapkan dan membina sumber daya manusia melalui proses pendidikan, untuk meningkatkan kemampuan atau keahlian khusus, dengan mengembangkan aspek kemampuan intelektual dan kepribadian baik individu maupun kelompok agar lebih produktif dan sejahtera.

Demikian penjelasan singkat tentang Pengertian Pelatihan Keterampilan semoga dapat menjadi referensi bagi anda, jika postingan ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share postingan ini. terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.