Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Metode PembelajaranPenelitianPerkuliahan

Pengertian Metode Pembelajaran Team Teaching

0
×

Pengertian Metode Pembelajaran Team Teaching

Sebarkan artikel ini

Pengertian Metode Pembelajaran Team Teaching – Metode pembelajaran team teaching (pengajaran beregu) adalah suatu metode mengajar dimana pendidik/guru yang mengajar lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Menurut Yeni Artiningsih (2008 dalam Ma’mur Asmani, 2010: 49) “team teaching merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guru, dengan pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing”. Definisi ini sesui dengan yang dijelaskan oleh Martiningsih (2007 dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2010: 49) bahwa “metode pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar dengan jumlah guru yang lebih dari satu orang, dan tiap-tiap guru mempunyai tugas masing-masing sesuai pembagian tugas yang telah disepakati oleh tim yang telah dibentuk”.

Ahmadi dan Prasetya (2005 dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2010: 49-50) juga menyatakan bahwa team teaching (pengajaran beregu) adalah pengajaran yang dilaksanakan secara bersama oleh beberapa orang. Tim pengajar atau guru yang menyajikan bahan pelajaran dengan metode mengajar beregu ini menyajikan bahan pengajaran yang sama dalam waktu dan tujuan yang sama pula. Para guru tersebut mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa.

Scroll untuk melihat konten

Jenis-Jenis Team Teaching

Dari segi variasi yang digunakan dalam team teaching ada dua jenis dalam team teaching, yaitu semi team teaching dan team teaching penuh. Sebagaimana dijelaskan oleh Soewalni S. (2007 dalam Jamal Ma’mur Asmani, 2010:51-52), yakni:

Semi Team Teaching

Terdapat tiga variasi dalam pelaksanaan semi team teaching. Pertama, sejumlah guru mengajar mata pelajaran yang sama di kelas yang berbeda. Perencanaan materi dan metode yang digunakan juga telah disepakati bersama. Kedua, satu mata pelajaran disajikan sejumlah guru secara bergantian dengan pembagian tugas. Sedangkan materi dan evaluasi dilakukan oleh guru masing- masing. Ketiga, satu mata pelajaran disajikan oleh sejumlah guru dengan mendesain siswa secara berkelompok.

Team Teaching Penuh

Dalam team teaching penuh juga terdapat tiga variasi dalam pelaksanaannya, variasi tersebut diantaranya:

  1. Pelaksanaannya dilakukan bersama. Seorang guru sebagai penyaji atau menyampaikan informasi, dan seorang guru lagi membimbing diskusi kelompok atau membimbing latihan individual.
  2. Anggota tim secara bergantian menyajikan topik atau materi. Diskusi atau tanya jawab dibimbing secara bersama, dan saling melengkapi jawaban dari anggota tim.
  3. Seorang guru (senior) menyajikan langkah-langkah dalam latihan, observasi, praktik dan informasi seperlunya. Kelas dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok dipandu oleh seorang guru (tutor, atau mediator). Di akhir pembelajaran, masing-masing kelompok menyajikan laporan (lisan/tertulis), serta ditanggapi dan disimpulkan bersama.

Pada team teaching penuh, strategi yang dilakukan sangat jelas, bahwa guru yang lebih dari satu orang mengajar di kelas yang sama, dengan materi yang sama, dan dalam waktu yang sama. Hal ini sesui dengan prinsip pembentukan tim dalam melaksanakan tugas tertentu. Dimana segala sesuatu yang berkaitan dengan pencapaian tujuan, dilakukan secara bersama-sama, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.

Tahapan-Tahapan Team Teaching

Didalam team teaching, tim pengajar (guru) bersama-sama dalam merencanakan pembelajaran. Hal ini bertujuan agar guru dapat melakukan pembelajaran bersama, berbagi sumber belajar dan mengkoordinasi siswa secara bersama-sama. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2010: 53) ada tiga tahapan dalam pembelajaran dengan teknik team teaching, yaitu:

Tahap Awal
  • Perencanaan Pembelajaran Disusun Bersama

Perencanaan pembelajaran, atau yang saat ini lebih populer dengan istilah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), harus disusun secara bersama- sama oleh setiap guru yang terganbung dalam team teaching.

  • Metode Pembelajaran Disusun Bersama

Metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran team teaching pun harus direncanakan bersama-sama. Perencanaan metode secara bersama ini dilakukan agar setiap guru mengetahui alur dan proses pembelajaran, dan tidak kehilangan arah pembelajaran.

  • Partner Team Teaching Memahami Materi dan Isi Pembelajaran

Guru sebagai partner dalam team teaching, bukan hanya harus mengetahui tema dari materiyang akan disampaikan kepada siswa. Lebih dari itu, mereka juga harus sama-sama memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini agar keduanya bisasaling melengkapi kekurangan dalam diri masing-masing.

  • Pembagian Peran dan Tanggung Jawab secara Jelas

Pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing anggota tim (guru) harus dibicarakan dan direncanakan secara jelas. Hal tersebut bertujuan, agar saat pembelajaran berlangsung setiap tim dapat mengetahui peran dan tugas yang harus dilakukan masing-masin tim.

Tahap Inti
  • Satu guru berperan sebagai pemateri dalam dua jam mata pelajaran penuh, sedangkan satu guru lainnya sebagai pengawas dan pembantu tim.
  • Dua orang guru saling bergantian sebagai pemateri dalam dua jam pelajaran.

Dalam hal ini, tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada.

Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi, terdapat dua obyek yang perlu dilakukan evaluasi diantaranya:

  • Evaluasi Guru

Evaluasi guru selama proses pembelajaran dilakukan oleh partner tim setelah jam pelajaran berakhir. Evaluasi dilakukan oleh masing-masing partner dengan cara memberi kritikan-kritikan dan saran yang membangun untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

  • Evaluasi Siswa

Evaluasi terhadap siswa mencangkup pembuatan soal evaluasi dan merencanakan metode evaluasi. Semua ini dilakukan secara bersama-sama oleh guru salam team teacing. Atas kesepakatan bersama, guru harus membuat soal-soal evaluasi yang akan diberikan pada siswa. Semua guru yang tergantung dalam team teaching harus terlibat aktif dalam dalam menentukan pembentukan soal evaluasi, baik lisan ataupun tulisan, baik pilihan ganda, uraian, atau kombinasi antara keduannya.

Model-Model Team Teaching

Team teaching yang dikenal dengan pembelajaran beregu, yang mana proses pembelajaran dilakukan lebih dari satu orang guru yang mengajar dalam satu kelas. Mereka berbagi peran dan tanggung jawab yang sama dalam mengajar siswa, dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang belangsung. Misalnya seorang guru melakukan pembelajaran dan guru yang lain menulis catatan dipapan tulis. Hal ini sering disebut team teaching dengan model tradisional.

Dalam team teaching, masih ada beberapa model-model yang dapat diterapkan dalam suatu pembelajaran. Menurut Jaal Ma’mur Asmani (2010: 57- 58) ada beberapa model-model team teaching yang lebih menantang dan segnifikan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan, antara lain:

Supported Instruction

Supported intruction adalah bentuk team teaching dengan salah satu guru menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan guru lainnya melakukan kegiatan tindak lanjut dari materi yang telah disampaikan rekan satu timnya tersebut.

Parallel Instruction

Parallel intruction adalah sebuah bentuk team teaching yang pelaksanaannya dengan membagi siswa menjadi dua kelompok. Sedangkan tiap-tiap guru dalam team teaching bertanggung jawab untuk mengajar masing- masing kelompok tersebut.

Defferentiated Split Class

Defferentiated split class adalah team teaching yang dilaksanakan dengan cara mebagi siswa kedalam dua kelompok berdasarkan tingkat pencapaiannya. Kemudian, salah searang guru melakukan pengajaran remidial terhadap siswa yang tingkat pencapaian kompetensinya kurang atau tidak mencapai KKM. Sedangkan guru yang lain melakukan pengayaan kepada meraka yang telah mencapai atau melampaui standar minimal KKM.

Monitoring Teacher

Monitoring teacher model lain dari team teaching, model ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut; salah seorang guru melakukan pebelajaran di kelas, sedangkan yang lainnya berkeliling untuk memonitor prilaku dan kemajuan siswa.

Manfaat Team Teaching

Pembelajaran akan terasa bermakna jika dalam proses pembelajaran tercipta suasana yang menyenangkan, terorganisir, dan adanya fasilitas yang memadai. Dalam team teaching perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dilakukan oleh tim guru secara bersama-sama. Sehingga dengan adanya team teaching guru dapat saling melengkapi kekurangan yang dimiliki guru lainnya. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2010: 59) salah satu manfaat team teaching adalah “kelemahan dalam hal tertentu pada diri seorang guru dapat ditutup oleh guru lainnya”.

Dengan team teaching guru dapat saling membagi ilmu pengetahuan serta pengalaman yang pernah dialami kepada guru lainnya guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Jamal Ma’mur Asmani (2010:59) mengatakan bahwa “dalam team teaching, guru-guru yang mempunyai kompetansi dan keahlian yang berbeda-beda, mereka bergabung dalam satu team work untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran pada jam dan rombongan belajar yang sama. Sehingga, strategi ini dapat memacu percepatan dan peningkatan mutu sebuah pembelajaran”.

Dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas team teaching dapat pula sebuah tim terdiri dari guru senior dan guru yang masih kurang berpengalaman dalam mengajar, hal ini bertujuan agar guru yang masih kurang berpengalaman dalam mengajar mendapat bimbingan dari rekan satu timnya yaitu guru senior. Pendapat ini seperti yang dikemukakan oleh Jamal Ma’mur Asmani (2010: 60) “sebuah team dapat pula menggabungkan guru baru dengan guru yang sudah berpengalaman sehingga akan terjadi leveling mechanism. Guru baru, baik sengaja atau tidak, dapat belajar kepada guru yang sudah berpengalaman”.

Dalam pembelajaran team teaching, kepribadian para guru, suara, dan gaya bahasa yang dimiliki oleh setiap guru dalam sebuah kegiatan belajar melalui pembelajaran team teaching dapat menghindari rasa bosan pada peserta didik dalam proses pembelajaran (Jamal Ma’mur Asmani, 2010: 60).

Kerjasama tim yang kompak dalam pembelajaran, mulai dari perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang tergabung dalam tim akan meringankan kerja dari setiap anggota tim. Jamal Ma’mur Asmani (2010: 61) yang menyatakan bahwa “dengan model kerjasama yang saling menguntungkan antarguru yang tergabung dalam team teaching, yang seluruh anggota timnya berkonsentrasi untuk membuat siswa belajar secara efektif, inovatif, menantang, dan menyenangkan, maka pekerjaan guru secara individu akan semakin ringan”. Selain itu, pembelajaran akan semakin tidak membosankan siswa sebab, pekerjaan yang dilakukan oleh satu tim akan lebih baik dibandingkan dengan pekerjaan yang diselesaikan secara individu.

Kelemahan Team Teaching

Dalam pelaksanaan team teaching, diperlukan waktu ekstra dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang harus didiskusikan terlebih dahulu oleh para guru. Hal ini agar program yang direncanakan dapat berhasil dengan baik. Tahapan yang memerlukan waktu lebih banyak adalah mendiskusikan tahap perencanaan, karena tahap ini merupakan penentu keberhasilan proses pembelajaran. Guru diharapkan dapat memadukan ide-ide yang inovatif dan cermerlang. Hal ini agar dalam melakukan proses pembelajaran, para guru dapat menjadi satu kesatuan yang kompak dan solid. Namun hal tersebut memerlukan pembiasaan dan kedisiplinan yang ekstra. Sebab bila salah satu anggota tim tidak mimiliki kedisiplinan yang tinggi, atau tidak ingin membagi pengalaman dengan rekan satu timnya, maka tidak akan berjalan dengan baik team teaching yang telah terbentuk.

Team teaching merupakan kerja tim yang gurunya lebih dari satu orang guru dan setiap guru memiliki pemikiran dan kemampuan yang berbeda. Hal ini memungkinkan terjadinya suatu dominasi dalam proses pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan team teaching itu tidak selalu berujung sukses. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2010: 62) strategi team teaching memiliki kelemahan, yang diantaranya muncul karena faktor anggota tim itu sendiri. Beberapa kelemahan strategi pembelajaran team teaching tersebut diantarannya:

  • Sebagian guru resistant terhadap satu macam metode pengajaran saja, yaitu pengajaran single teacher teacing. Sehingga, strategi team teaching

Sebagian guru resistant terhadap satu macam metode pengajaran saja, yaitu pengajaran single teacher teacing. Sehingga, strategi team teaching dirasakan oleh mereka sebagai suatu hal yang mengungkung.

  • Sebagian guru tidak suka terhadap perilaku atau hal lain anggota timnya.

Sehingga, hal ini akan menghambat kerjasama di antara anggota tim.

  • Sebagian lainnya merasa bahwa mereka bekerja lebih banyak dan lebih keras, namun gajinya sama dengan anggota timnya yang notabene kinerjanya lebih buruk.
  • Ada pula para guru yang tidak mau berbagi ilmu sesama anggota tim karena mereka merasa bahwa mendapatkan ilmu itu sangat susah. Sehingga, mereka lebih memiliki untuk menikmati sendiri pengetahuan yang dimiliki.
  • Team teaching memerlukan energi memerlukan energi dan pemikiran lebih banyak dibanding dengan mengajar secara individu.

Efektivitas Team Teaching

Efektifitas team teaching dapat dilihat dari tahap persiapan yaitu, terjalin sebuah kerjasama antar guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, pemilihan metode pembelajaran hingga metode evaluasi terhadap siswa ditentukan bersama-sama. Pada tahap pelaksanaan team teaching dapat memberikan rangsangan kepada siswa untuk lebih aktif, adanya pengondisisan kelas, dan pemanfaatan waktu pembelajaran secara maksimal. Setelah pembelajaran selesai team teaching melakukan evaluasi atas proses pembelajaran yang telah dilalui secara keseluruhan di luar kelas.

Terkait dengan efektifitas metode team teaching dalam pembelajaran Jamal Ma’mur Asmani (2010: 63) menyatakan bahwa efektifitas program pembelajaran dengan menggunakan strategi team teaching, pada dasarnyasangat tergantung kepada pemahaman tiap-tiap guru tentang konsep dasar strategi ini. Konsep dasar (mindset) itu sangat penting, sebab unsur ini merupakan hal pokok terlaksananya sebuah program. Secara umum, kondisi tersebut merupakan prasyarat agar setiap program dapat berjalan dengan lancar.

Dari pendapat tersebut, dapat diartikan bahwa apabila kita menerapkan metode pembelajaran team teaching dalam proses pembelajaran, maka terlebih dahulu kita harus benar-benar memahami akan konsep dasar dari team teaching itu sendiri. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman antara anggota tim dalam melaksanakan team teaching dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran team teaching akan efektif jika guru dalam team teaching benar-benar memahami akan konsep dasar dari pembelajaran team teaching itu sendiri. Kerena dengan begitu guru akan memberikan pengajaran yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki masing-masing tim. Setiap guru memiliki cara dan gaya masing-masing dalam memberikan pengajaran kepada siswa. Sehingga siswa akan mendapatkan pemahaman yang lengkap terhadap materi yang disampaikan guru (Jamal Ma’mur Asmani, 2010: 64).

Demikian artikel singkat tentang Pengertian Metode Pembelajaran Team Teaching semoga dapat menjadi referensi bagi anda dan jika artikel ini bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share artikel ini. terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.