Pengertian Keterampilan Mengajar Guru – Keterampilan secara etimologi adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.11 Dalam penelitian ini keterampilan diartikan sebagai kecakapan yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Keterampilan diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan menatal.12 Keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar.13
Keterampilan diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang berkaitan dengan fisik dan mental. Contoh kemampuan fisik adalah keterampilan keterampilan programer komputer untuk menyusun data secara berurutan. Sedangkan kemampuan berfikir analitis dan konseptual adalah berkata dengan kemampuan mental atau kognitif seseorang.14
Didaktik berasal dari bahasa Yunani yaitu “didoskein”, yang berarti pengajaran atau didaktos yang berarti pandai mengajar. Di Indonesia didaktik berarti ilmu mengajar. Karena didaktik berarti ilmu mengajar, maka pengertian didaktik menyangkut pengertian yang sangat luas. Dalam kaitan pembicaraan tentang didaktik, pengertian didaktik akan difokuskan pada bagaimana perlakuan guru dalam proses belajar mengajar tersebut. Mengajar menurut pengertian modern berarti aktivitas guru dalam mengorganisasikan lingkungan dan mendekatkannya kepada anak didik sehingga terjadi proses belajar mengajar.15
Oemar Hamalik menjabarkan beberapa pengertian mengajar yaitu sebagai berikut:
- Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada siswa atau murid disekolah
- Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah
- Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa
- Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.
- Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat
- Mengajar adalah suatu proses membantu siswa menghaapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Mengajar adalah satu pekerjaan profesional, yang menuntut kemampuan yang kompleks untuk dapat melakukannya. Sebagaimana halnya pekerjaan profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri sehingga tidak setiap orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Perangkat kemampuan tersebut disebut kompetensi guru. Agar dapat melaksanakan tugas dengan baik, guru dipersyaratkan untuk menguasai keterampilan dasar mengajar, yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi guru.16
Pengertian Keterampilan Mengajar guru
Keterampilan mengajar adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikian keterampilan mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan dan keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat serta harus dimiliki dan di aktualisasikan oleh setiap guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya.17
Seorang guru harus memahami benar tujuan pengajaran, cara merumuskan tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menetukan metode mengajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, memahami baham pelajaran sebaik mungkin dengan menggunakan berbagai sumber, cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan mengunakannya, dan pengetahuan tentang alat-alat evaluasi lainnya.
Keterampilan mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus (most spesifis instructional behaviours) yang harus dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap guru dalam melaksanakan tugasnya.18
Keterampilan dasar mengajar merupakan satu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. Ketrampilan dasar mengajar bersifat generik, yang berarti bahwa keterampilan ini perlu dikuasai oleh semua guru, baik guru TK, SD, SLTP, SLTA, maupun dosen di perguruan tinggi. Dengan pemahaman dan penegasan keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Menurut hasil penelitian Turney tahun 1973, dalam Mulyasa terdapat 8 keterampilan dasar yang dianggap menentukan kualitas dan keberhasilan pembelajaran yang harus dimiliki oleh seorang guru. Keterampilan yang dimaksud adalah:
- Keterampilan bertanya,
- Keterampilan memberi penguatan,
- Keterampilan mengadakan variasi,
- Keterampilan menjelaskan,
- Keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
- Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
- Keterampilan mengelola kelas, serta
- Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.19
Setiap keterampilan dasar tersebut memiliki komponen dan prinsip-prinsip dasar tersendiri. Berikut diuraikan delapan keterampilan tersebut dan cara menggunakannya agar tercipta pembelajaran yang kreatif, profesional dan menyenangkan.
Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya yang perlu dikuasai guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjutan. Keterampilan bertanya dasar mencakup: pertanyaan yang jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berfikir, pemberian waktu berfikir, pemberian tuntunan. Sedangkan keterampilan bertanya lanjutan meliputi pengubahan tuntunan tingkat kognitif, pengaturan urutan pertanyaan, pertanyan pelacak dan peningkatan terjadinya interaksi.20
Bertanya adalah kegiatan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Pertanyaan didalam kehidupan sehari-hari biasanya bertujuan utnuk memperoleh informasi mengenai hal yang belum diketahui penanya. Dalam proses belajar mengajar tujuan pertanyaan yang diajukan guru ialah agar siswa belajar, yaitu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir.21
Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan ketarampilan bertanya lanjutan. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa komponen dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan berbagai jenis pertanyaan, sedangkan keterampilan bertanya lanjut merupakan kelanjutan dari pada keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar dapat berinisiatif sendiri.
Keterampilan memberi penguatan
Penguatan (reinfocement) merupakan respon terhadap suatu perilaku yang daapt meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut.22 Penguatan pada dasarnya dapat diberikan dalam dua jenis yaitu penguatan verbal dan nonverbal.23 Mulyasa menyatakan ada tiga tujuan pemberian penguatan yaitu meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, dan meningkatkan kegiatan belajar dan membina perilaku yang produktif.24
Depdikbud menerangkan bahwa komentar berupa kata-kata pujian, dukungan, pengakuan, dorongan yang dipergunakan untuk menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa, merupakan menguatan verbal. Komentar serupa ini biasanya merupakan balikan dari informasi kepada siswa mengenai penampilannya.25
- Penguatan verbal dapat dinyatakan dalam dua bentuk yaitu:
- Kata-kata seperti bagus, ya, benar, tepat, bagus sekali, betul dan sebagainya
- Kalimat seperti pekerjaanmu baik sekali, saya senang dengan pekerjaanmu, pekerjaanmu makin lama makin baik, caramu memberi penjelasan sangat teratur.
- Penguatan non verbal dapat berupa penguatan berupa mimik dan gerakan badan, seperti senyuman, anggukan, acungan jempol dan lain-lain.
- Selain itu bisa dalam bentuk dengan mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pekerjaan, tingkah laku atau penampilan siswa.
- Penguatan dengan sentuhan dengan menepuk pundak atau bahu siswa.
Keterampilan mengadakan variasi
Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.26 Pada dasarnya variasi dalam kegiatan mengajar daapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam pola interaksi dan variasi dalam penggunaan media.27
Depdikbud menerangkan bahwa Kebosanan merupakan masalah yang selalu terjadi di mana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkannya, atau setidak-tidaknya mencoba mengurangi. Kebosanan terjadi bila seseorang selalu melihat, merasakan atau mengalami peristiwa yang sama secara berulang terus menurus (rutin). Kita akan merasa bosan bila kita tahu akan bertemu dengan hal yang itu-itu juga, dan tidak ada sesuatu yang baru yang diharapkan.28
Variasi yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan dalam pengajaran, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok variasi, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan alat dan media pengajaran dan variasi dalam pola interaksi dalam kelas.
Kemanfaatan keterampilan mengadakan variasi dalam mengajar, terutama untuk pemusatan perhatian dan pemberian motivasi adalah :
- untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar mengajar yang relevan
- untuk memberikan kesempatan berkembangnya bakat ingin mengetahui dari siswa tentang hal-hal baru.
- untuk memupuk tingkah laku positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik
- untuk memberi kesempatan kepada siswa mendapatkan cara menerima pelajaran yang disenanginya
- untuk lebih meningkatkan kada CBSA proses belajar mengajar dengan melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman yang menarik dan terarah pada berbagai tingkat kognitif.
Keterampilan menjelaskan
Keterampilan memberikan penjelasan dapat dikelompokkan menjadai 2 bagian besar yaitu keterampilan merancanakan penjelasan dan keterampilan menyajikan penjelasan.29 Depdikbud menerangkan bahwa Suatu penjelasan adalah penyajian informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, misalnya antara sebab dan akibat, atau antara yang diketahui dengan yang belum diketahui.30
Menjelaskan adalah salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan seorang guru. Interaksi didalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan, baik oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa.
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai guru dalam memberikan penjelasan dalam kelas :
- Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas jawaban pertanyaan ‘mengapa’ yang mereka ajukan atau pun yang dikemukakan oleh guru.
- Menolong siswa mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.
- Melibatkan murid untuk berpikir dengan memecahkan masalah- masalah atau pertanyaan.
- Untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpengertian mereka
- Menolong siswa untuk menghayati dan mendapatkan proses penalaran dan penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan (situasi) yang meragukan (belum pasti).
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Mulyasa mengungkapkan agar kegiatan membuka dan menutup pelajaran dapat dilakukan secara efektif dan berhasil guna perlu diperhatikan komponen-komponen yang terkait didalamnya. Komponen-komponen tersebut adalah menarik peserta didik, membangkitkan motivasi, memberi acuan, dan membuat kaitan.31
- Keterampilan membuka pelajaran
Depdikbud menerangkan bahwa yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari, kegiatan membuka pelajaran semacam itu tidak saja harus dilakukan guru-guru pada awal jam pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti pengajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu.32
Awal suatu jam pelajaran atau pada awal setiap penggal kegiatan dalam inti pelajaran harus melakukan kegiatan membuka pelajaran. Komponen-komponen keterampilan membuka pelajaran itu meliputi :
- Menarik perhatian siswa
Banyak cara yang dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa, antara lain seperti berikut :
- Gaya mengajar guru
- Menggunakan alat-alat bantu mengajar
- Pola interaksi yang bervariasi
- Menimbulkan motivasi
Adanya motivasi proses belajar mengajar menjadi dipermudah. Oleh karena itu guru hendaknya melakukan berbagai cara untuk menimbulkan motivasi, yaitu : dengan kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan, memperhatikan minat siswa dan memberi acuan.
Hubunganya dengan membuka pelajaran, memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Untuk itu usaha dan cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah : mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, mengajukan pertanyaan- pertanyaan dan membuat kaitan.
Guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru perlu kiranya ia menghubungkannya dengan hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan pengalaman- pengalaman siswa terdahulu atau dengan minat dan kebutuhan – kebutuhannya untuk mempermudah pemahaman. Hal-hal yang dikenal, pengalaman- pengalaman, minat dan kebutuhan-kebutuhan siswa itulah yang disebut bahan pengait.
Contoh usaha guru untuk membuat kaitan adalah : membuat kaitan-kaitan antar aspek yang relevan dari bidang studi yang telah dikenal siswa, guru membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru denga pengetahuan yang telah diketahui dan guru menjelaskan konsepnya atau pengertiannya lebih dahulu sebelum menyajikan bahan secara terperinci.
Keterampilan Menutup Pelajaran
Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan guru harus melakukan kegiatan menutup pelajaran, agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi pelajaran yang dipelajari. Cara-cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran ini adalah sebagai berikut :
- Meninjau kembali
Menjelang akhir suatu jam pelajaran atau pada akhir setiap penggal kegiatan guru harus meninjau kembali apakah inti pelajaran yang diajarkan itu telah dikuasai siswa. Ada dua cara meninjau kembali pengasaan materi inti pelajaran itu, yaitu merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan.
- Mengevaluasi
Salah satu upaya untuk mengetahui apakah siswa sudah memperoleh wawasan yang utuh tentang suatu konsep yang diajarkan selama satu jam pelajaran atau sepeggal kegiatan tertentu adalah dengan penilaian. Untuk maksud tersebut guru dapat meminta siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan secara lisan atau mengerjakan tugas-tugas.
Bentuk-bentuk evaluasi itu secara terperinci adalah sebagai berikut:
- Mendemonstrasikan keterampilan
- Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain
- Mengekspresikan pendapat siswa sendiri
- Soal-soal tertulis
Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing diskusi adalah sebagai berikut: memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, memperluas masalah atau urunan pendapat, menganalisis pandangan peserta didik, meningkatkan partisipasi peserta didik, menyebarkan kesempatan berpartisipasi dan menutup diskusi.33
Depdikbud menerangkan bahwa Setelah melakukan persiapan dengan matang, maka dengan niat untuk memelihara iklim yang terbuka, guru akan memulai diskusi tersebut. Dalam melaksanakan tugas sebagai pemimpin diskusi, ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki oleh guru, yaitu :
Memusatkan Perhatian
Selama diskusi berlangsung dari awal sampai akhir guru harus selalu berusaha memusatkan perhatian siswa pada tujuan atau topik diskusi. Ini berarti guru harus menjaga agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan yang menyebabkan diskusi tidak terarah, atau tujuan diskusi tidak tercapai. Tidak tercapainya tujuan dapat disebabkan oleh menyimpangnya topik atau terjadinya pembicaraan yang bertele-tele.
Memperjelas Masalah
Selama diskusi berlangsung, setuju terjadi penyampaian ide yang kurang jelas, hingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok. Keadaan yang demikian ini setuju menimbulkan kesalah pahaman hingga keadaan dapat menjadi tegang. Untuk menghindari hal itu, guru haruslah memperjelas penyampaian ide tersebut. Dikelas-kelas rendah tugas memperjelas in bahkan merupakan tugas yang paling banyak dilakukan oleh guru yang sedang memimpin diskusi. Dengan memperjelas, guru ataupun siswa akan mempunyai gambaran yang sama tentang ide yang dikemukakan.
Meningkatkan Urunan Siswa
Diskusi dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Hal ini akan dapat tercapai bila guru mampu meningkatkan urunan pikiran yang diberikan oleh siswa. Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan pencapaian urunan siswa antara lain adalah :
- Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang siswa
- Memberikan contoh baik verbal atau non verbal
- Menghangatkan suasana dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat
- Memberi waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu oleh komentar guru
- Memberi dukungan atas urunan siswa dengan jalan mendengarkan dengan penuh perhatian.34
Keterampilan Mengelola Kelas
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah kehangatan dan keantusiasan, tantangan bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif dan penanaman disiplin diri.35
Depdikbud menerangkan bahwa Keterampilan mengelola kelas terbagi dalam dua jenis keterampilan utama, yaitu : 1) keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, dan 2) keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.36
Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal ini berkaitan dengan kemampuan guru di dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut, dan terdiri atas 6 keterampilan.
Menunjukkan sikap tanggap
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru yang tampak kepada siswa bahwa guru sadar serta tanggap terhadap perhatian mereka, terhadap keterlibatan mereka, malahan juga tanggap terhadap perhatian mereka, terhadap keterlibatan mereka, malahan juga tanggap terhadap ketidak acuhan dan ketidakterlibatan mereka dalam tugas-tugas di kelas. Siswa merasa bahwa guru hadir bersama mereka dan tahu apa yang mereka perbuat (withitness). Kesan ketanggapan ini dapat ditunjukkan dengan berbagai cara seperti berikut :
- Memandang secara seksama dengan cara pendekatan, bercakap-cakap, bekerja sama, dan menunjukkan rasa persahabatan.
- Gerak mendekati, artinya posisi guru bergerak mendekati kelompok kecil atau individu menandakan kesiagaan, minat, dan perhatian yang diberikan terhadap tugas serta aktivitas siswa.
- Memberikan pernyataan, bahwa tanggapnya guru dapat dikomunikasikan kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap untuk memberi respon terhadap kebutuhan siswa di kelas.
- Memberi reaksi terhadap gangguan dan ketidakacuhan siswa
Membagi perhatian
Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini menunjuk kepada cara guru menangani lebih dari satu kegiatan dalam satu waktu. Membagi perhatian dapat dilaksanakan dalam dua cara yaitu secara visual (pandangan dari satu kegiatan kepada kegiatan yang lainnya) dan verbal (memberi komentar singkat terhadap aktivitas seorang siswa).
- Memusatkan perhatian kelompok
Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dapat dipertahankan apabila dari waktu ke waktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
- Menyiagakan siswa
Caranya adalah dengan memusatkan perhatian siswa pada suatu tugas dengan menciptakan suatu situasi yang mempesonakan atau menarik perhatian.
- Menuntut tanggu jawab siswa
Hal ini berhubungan dengan cara guru memegang teguh kewajiban dan tanggung jawab yang dilakukan siswa, serta keterlibatan mereka dalam tugas-tugas. Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa baik individu maupun kelompok merupakan hal yang sangat penting didalam mempertahankan pusat perhatian kelompok.
- Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas
Komponen ini berhubungan dengan petunjuk guru yang disampaikan secara jelas dan singkat kepada siswa baik untuk seluruh kelas, kelompok maupun perorangan. Dalam kegiatan harian di kelas guru setuju kali perlu memberikan petunjuk- petunjuk khusu kepada siswa tentang aspek-aspek dari pelajaran, tentang suatu kegiatan tertentu, atau tentang pola tingkah laku mereka. Petunjuk guru haruslah secara langsung, dengan bahasa yang jelas, tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar tidak membingungkan.
- Menegur
Tidak semua tingkah laku siswa didalam kelas dapat diselesaikan secara berhasil, untuk mengatasi gangguan tersebut guru bisa menegur secara verbal atau memperingati siswa. Teguran verbal berarti teguran harus tegas dan jelas tertuju kepada siswa, tidak kasar dan menyakitkan atau mengandung penghinaan dan menghindari ocehan atau ejekan guru yang berkepanjangan.
- Memberi penguatan
Tujuan dan cara penggunaan komponen keterampilan memberikan penguatan dapat digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan belajar atau mengganggu temannya. Dalam hal ini guru bisa menggunakan dua cara, yaitu
guru dapat memberikan penguatan siswa yang mengganggu tersebut dengan jalan menagkap siswa tersebut ketika sedang mengganggu temannya, memberi penguatan kepada siswa yang lain yang bertingkah laku wajar yang bisa menjadi contoh positif bagi siswa lain.
Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Udin S.Winataputra pengajaran kelompok kecil dan perorangan ditandai oleh ciri-ciri berikut:
- Terjadi hubungan yang akrab dan sehat antara guru-siswa dan siswa-siswa
- Siswa belajar sesuai engan kecepatan, cara kemampuan, dan minatnya sendiri.
- Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
- Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang akan digunakan dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.37
Daftar Pustaka
10Tu,u. Op. Cit, hlm. 78
11 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002, hlm. 1198
12 Hamzah B. Uno, Op. Cit., hlm. 79
13 http//: Saifulmmuttaqin, Pengertian Keterampilan, 2008/01, diakses: tanggal 23 Juni 2011
14 Hamzah B. Uno. Loc. Cit
15 Ahmadi, Abu dan Joko Tri Pasetya. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka Setia.
Bandung., hlm.. 39
16 Udin S. Winasaputra. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. UT, hlm. 7.1
18 Moedjiono dan Hasibuan.J.J, Op. Cit, hlm. 58
19 Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Rosda. Bandung, hlm. 69
20 Ibid, hlm. 70
21 Depdikbud. 1985. Keterampilan Mengelola Kelas. Jakarta. Fortuna, hlm. 2
22 Mulyasa, Op. Cit, hlm. 77
23 Udin S. Winataputra, Op. Cit, hlm. 7.30
24 Mulyasa, Op. Cit, hlm. 78
25 Depdikbud, Op. Cit, hlm. 6
26 Mulyasa, Loc. Cit
27 Udin S. Winataputra, Op. Cit, hlm. 7.46
28 Depdikbud, Op. Cit, hlm. 3
29 Udin S. Winataputra, Op. Cit, hlm. 7.61
30 Depdikbud, Loc. Cit
34 Depdikbud, Op. Cit, hlm. 6
35 Mulyasa, Op. Cit, hlm. 91
36 Depdikbud, Op. Cit, hlm. 7
Sekian informasi yang dapat saya bagikan dalam postingan tentang Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Terima kasih telah membaca dan semoga bermanfaat untuk Anda. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar atau pertanyaan di bawah. Jangan lupa juga untuk membagikan postingan blog ini. Sampai jumpa di postingan selanjutnya!