Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Pembelajaran

Pengertian Kesulitan Menyimak

×

Pengertian Kesulitan Menyimak

Sebarkan artikel ini

Definisi kesulitan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dengan kata dasar “sulit” yaitu sukar, “kesulitan” hal atau sesuatu yang sulit. Keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit diselesaikan atau dikerjakan.

Tarigan (2015: 31) menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Scroll untuk melihat konten

Jadi, kesulitan menyimak adalah suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama pada kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam menyimak, serta faktor psikologis yaitu kesulitan menyimak berkaitan dengan rendahnya motivasi dan minat dalam belajar.

Menyimak merupakan salah satu kemahiran dasar dalam prinsip linguistik, karena bahasa itu pertama-tama adalah ujaran, yakni bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan dan didengar ( Fithriyah. U. R, 2015: 2)

Tarigan (2015: 31-54) pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak pada para siswa sekolah dasar, menyimpulkan adanya sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh, kesembilan tahap itu, dapat dilukiskan sebagai berikut :

  1. Menyimak Berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
  2. Menyimak dengan Perhatian Dangkal, karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal diluar pembicaraan.
  3. Setengah Menyimak, karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak.
  4. Menyimak Serapan, karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.
  5. Menyimak Sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak, perhatian secara saksama berganti dengan keasyikan lain, hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja.
  6. Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang di sampaikan pembicara.
  7. Menyimak dengan Reaksi Berkala, terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan.
  8. Menyimak seacar Aktif, untuk mendapatkan serta menemukan pikira, pendapat, dan gagasan sang pembicara

Perbedaan tahap-tahap menyimak sebenarnya mencerminkan perbedaan taraf keterlibatan seseorang terhadap isi pembicaraan terhadap isi pembicaraan yang disajikan sang pembicara. Situasi berikut ini merupakan contoh tahap-tahap menyimak ditinjau dari segi perbedaaan maksud dan tujuan.

  1. Mendengar bunyi kata-kata tetapi tidak memberikan reaksi kepada ide-ide yang diekspresikan, misalnya seorang ibu tahu bahwa putrinya nonberbicara, namun sang ibu tidak memperhatikannya.
  2. Menyimak sebentar-sebentar, memperhatikan sang pembicara sebentar-sebentar, misalnya mendengar suatu ide pada suatu khotbah atau ceramah, tetapi ide-ide lainnya tidak di dengar apalagi di dengarkan.
  3. Setengah menyimak, mengikuti diskusi atau pembicaraan hanya dengan maksud suatu kesempatan untuk mengekspresika ide sendiri, misalnya seseorang yang mendengarkan suatu percakapan hanya untuk mencari kesempatan untuk mengemukakan kepada hadirin bagaimana beternak ulat sutera.
  4. Menyimak secara pasif dengan sedikit responsi yang kelihatan, misalnya sang anak mengetahui bahwa sang guru mengatakan kepada seluruh kelas untuk yang kedua kalinya bagaimana cara berjalan diruangan agar tidak menggangu orang lain. Karena sang anak sudah mengetahui hal itu, penyimaknya bersifat pasif saja, dan responsinya tidak begitu besar.
  5. Menyimak secara sempit, dalam hal ini makna atau penekanan yang penting pudar dan lenyap karena sang penyimak menyeleksi butir-butir yang biasa, yang berkenaan ataupun yang sesuai padanya, dan yang dapat disetujuinya. Misalnya seorang anggota partai republik menyimak pembicaraan seorang tokoh dari partai lain. Karena kesibukannya memilih ide yang diingininya, dia kehilangan ide utama sang pembicara. Inilah akibat penyimakan yang sempit, ketertuupan hati seseorang.
  6. Menyimak serta membentuk asosiasi-asosiasi dengan butir-butir yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman pribadi seseorang, misalnya seorang siswa sekolah dasar mendengar bunyi awal kata kurang, kaya, karena, kita dan menghubungkannya dengan huruf k.
  7. Menyimak suatu laporan untuk menangkap ide-ide pokok dan unsur-unsur penunjang atau mengikuti petunjuk-petunjuk, menyimak peraturan-peraturan serta uraian suatu permainan baru.
  8. Menyimak secara kritis, seorang penyimak memperhatikan nilai-nilai kata emosional dalam suatu iklan advertensi yang disiarkan melaui radio.
  9. Menyimak secara apresiatif dan kreatif dengan responsi mental dan emosional sejati yang matang, misalnya seorang siswa menyimak gurunya membacakan riwayat perjuangan seorang pahlawan menentang penjajahan, dan memperoleh kegembiraan karena dapat mengetahui sifat-sifat pahlawan sejati.

Demikian artikel singkat tentang Pengertian Kesulitan Menyimak semoga dapat menjadi referensi bagi anda, dan jika artikel ini dianggap bermanfaat bagi anda silahkan bagikan artikel ini. Terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.