Pengertian dan Karakteristik Perpustakaan Digital – Menurut Pendit yang mengutip dari National Science Fondation (2008), terdapat 3 karakteristik utama perpustakaan digital, yaitu:
- Merupakan kumpulan sumber informasi elektronik dan dapat mengintegrasikan kemampuan menciptakan, mencari, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk pada sebuah jaringan digital yang tersebar luas.
- Memiliki koleksi digital berupa data dan metadata yang dapat saling mengaitkan berbagai data, baik di lingkungan internal maupun eksternal.
- Merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumber daya digital yang dikembangkan bersama- sama komunitas pemakai jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi komunitas tersebut.
Beberapa unsur teknologi yang dimiliki oleh perpustakaan digital dilihat dari sisi evaluasi (Pendit, 2008: 71-72), yaitu:
Perfomance (Kinerja Umum)
Memenuhi persyaratan dasar umum dalam penggunaan teknologi jaringan digital (digital network).
Conformance (Keselarasan)
Memilki konsistensi standar lokal, nasional, maupun internasional dalam hal pengiriman dan pertukaran informasi digital.
Features (Kekhususan)
Memiliki fitur khusus yang tidak terdapat di perpustakaan biasa.
Reliability (Kehandalan)
Menjamin konsistensi dalam penyediaan informasi bagi pengguna, seperti ketersediaan, tidak terdapat dead links, dapat sering digunakan, cepat dan akurat.
Durability (Kesinambungan)
Merupakan sebuah jasa yang terus menerus disediakan dan ditingkatkan kualitasnya.
Currency (Keterbaruan)
Menyediakan hal-hal baru kepada pengguna sehingga menambah nilai jasa perpustakaan.
Serviceability (Kemudahan Jasa)
Memastikan bahwa setiap fasilitas digital yang disediakan perpustakaan mudah digunakan, termasuk bagi pengguna yang pertama kali memakai fasilitas ini.
Aesthetics and Image (Keindahan Penampilan)
Dapat memenuhi selera pengguna sehingga pengguna nyaman dalam menggunakan fasilitas ini.
Perceived Quality (Kesepakatan Kualitas)
Selalu mengutamakan kualitas jasa perpustakaan digital.
Usability (Kebergunaan)
Nilai ini ditentukan oleh pengguna sesuai persepsi subjektif berdasarkan seberapa jauh jasa perpustakaan digital dapat memberikan solusi informasi bagi pengguna.
Interlibrary Loan
Interlibrary loan (ILL) adalah suatu sistem dimana perpustakaan memberikan akses kepada setiap anggota untuk meminjam dokumen ke perpustakaan lain yang bekerja sama. Beberapa contoh software penunjang ILL antara lain DOCLINE yang
mendukung ILL pada bidang kedokteran dan Virtual Document eXchange (VDX). Pada jaman dahulu peminjaman antar perpustakaan memerlukan birokrasi peminjaman antar-pegawai perpustakaan, akan tetapi saat ini yang diperlukan adalah prosedur masuk ke dalam sistem (login) dan prosedur autentikasi identitas (Pendit, 2009:24).
Perkembangan teknologi web saat ini juga terbukti memungkinkan pelaksanaan peminjaman antar perpustakaan yang meluas, tidak hanya dari segi jumlah lokasi geografis, perpustakaan- perpustakaan yang ikut serta, namun juga dari segi jenis bahan yang saling dipinjamkan (Pendit, 2009:65).
Perpustakaan Terintegrasi
Menurut Budiman (2011:4), perpustakaan terintegrasi adalah suatu aplikasi atau sistem yang berguna untuk mengelola kegiatan perpustakaan secara terpadu dari proses pengadaan buku sampai dengan siap dilayankan kepada pengunjung. Setiap perpustakaan yang memiliki katalog online tidak bisa dikategorikan sebagai ILS (Integrated Library System) karena ruang lingkup ILS berupa sistem perpustakaan secara menyeluruh dan terpadu.
Perpustakaan terintegrasi merupakan sistem perencanaan menyeluruh dalam kegiatan perpustakaan yang memuat fasilitas pencarian buku, pengadaan bahan, pembayaran, hingga peminjaman buku.
Karakteristik Perpustakaan Terintegrasi
Menurut Budiman (2011:5-8), suatu sistem dapat dikatakan sebagai perpustakaan terintegrasi jika memiliki 5 modul, yaitu:
Akuisisi / acquisitions (Pengadaan Bahan)
Akusisi adalah modul di dalam sistem yang bertujuan untuk menambah koleksi dengan melakukan pembelian, penerimaan hadiah, pengembalian, maupun menghimpun dari penerbit. Modul akuisisi harus dapat melakukan identifikasi waktu bahan atau buku menjadi bagian dari suatu koleksi perpustakaan, asal buku diperoleh, alasan buku tersebut dimasukkan dalam koleksi, dan dengan cara apa diperoleh. Pada intinya identifikasi informasi mengenai setiap buku yang masuk ke dalam koleksi harus jelas sehingga modul akuisisi dapat dikatakan sebagai modul yang sangat kompleks. Setiap identifikasi harus memiliki perincian.
Katalogisasi / cataloging (Pengolahan)
Modul katalogisasi digunakan untuk mengelola proses pengolahan buku yaitu proses kalsifikasi dan pemberian indeks suatu buku. Modul ini dimulai dengan pembuatan lembar kerja isian buku yang dilakukan oleh pustakawan yang memahami kode klasifikasi. Pengisian lembar isian buku tersebut cukup sulit bagi pustakawan yang tidak memahami klasifikasi buku yang biasanya menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC). Setiap pustakawan memiliki tingkat pemahaman yang berbeda, sehingga kemampuan pustakawan dalam mengklasifikasi menjadi unsur penting dalam menghasilkan sistem perpustakaan.
Jika klasifikasi dapat dilakukan dengan konsisten maka sistem perpustakaan yang digunakan adalah baik, namun jika tidak konsisten maka sistem tidak dapat beroperasi dengan baik. Hasil dari katalogisasi merupakan data buku yang tercatat ke dalam sistem dan fisik buku yang telah siap dilayankan. Modul katalogisasi harus menyediakan antarmuka untuk melakukan entry pada data buku sesuai dengan lembar kerja isian buku, dan mampu mencetak semua perlengkapan untuk ditempelkan pada fisik buku.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam modul katalogisasi adalah kompatibilitas atau kesesuaian dengan standar yang berlaku secara internasional. Terdapat dua kategori besar yang menjadi acuan di berbagai perpustakaan Indonesia yaitu MARC (Machine Readable Cataloging) dan CCLA (College Centre for Library Automation). MARC 21 merupakan standar MARC yang digunakan pada perpustakaan secara umum, sedangkan CCLA banyak digunakan untuk perpustakaan akademis, khususnya perguruan tinggi karena sifatnya yang mengarah pada perpustakaan digital. CCLA memberikan akses secara online pada jurnal ilmiah full text, e-book, dan majalah-majalah ilmiah.
Sirkulasi / circulation (Peminjaman)
Modul sirkulasi merupakan modul pengelola peminjaman buku oleh anggota. Modul sirkulasi harus memiliki kemampuan untuk mencatat sejarah peminjaman dan pengembalian buku secara rinci dan jelas. Ketika pengelola ingin menambah koleksi dapat menggunakan informasi tersebut untuk menentukan buku yang pantas diadakan. Modul sirkulasi dibuat secara sederhana sehingga dapat menghasilkan sistem yang cepat dan efisien.
Serial / serials (Pengelolaan majalah dan koran)
Modul serial merupakan modul yang digunakan untuk mencatat pengelolaaan terbitan berseri seperti majalah dan surat kabar. Modul ini jarang ditemukan pada perpustakaan karena tidak adanya koleksi terbitan serial yang dikelola oleh perpustakaan sehingga tidak memerlukan aplikasi
pengelolaannya. Modul serial merupakan modul penting karena beredarnya berbagai terbitan berseri yang apabila tidak dikelola dengan baik maka akan sulit untuk dimanfaatkan. Pengelolaan modul serial yang terintegrasi secara digital mampu mengurangi luas ruang yang diperlukan untuk tempat penyimpanan terbitan berseri.
OPAC (Katalog online)
OPAC (Online Public Acces Catalog) merupakan modul terpenting, karena sistem perpustakaan dapat dikategorikan sebagai sistem perpustakaan terintegrasi apabila sistem tersebut memiliki modul ini. Modul OPAC adalah fasilitas pengganti katalog manual, sehingga pengunjung dapat mencari buku dengan cepat dan mudah melalui katalog online. Modul OPAC yang baik tidak hanya berfungsi sebagai pengganti katalog manual namun harus memiliki tambahan fasilitas seperti kemampuan untuk memberikan informasi status buku, jumlah buku, perpanjangan, booking, dan pesan buku baru.
Sekian dulu penjelasan tentang Pengertian dan Karakteristik Perpustakaan Digital semoga dapat menjadi referensi bagi anda, dan jika penjelasan dalam postingan ini dirasa menarik bagi anda, silahkan bagikan/share postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.