Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
PendidikanPerkuliahan

Pengertian dan Aspek-Aspek Membaca

×

Pengertian dan Aspek-Aspek Membaca

Sebarkan artikel ini

Pengertian dan Aspek-Aspek Membaca – Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa seperti yang telah diutarakan dalam definisi minat membaca di atas, membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Tarigan, 2008: 7).

Membaca dapat juga diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan untuk orang lain yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Bahkan ada juga beberapa penulis yang seolah-olah beranggapan bahwa “membaca” adalah suatu minat untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui Fonik (phonics adalah suatu metode pengajaran membaca, ucapan ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa) menjadi membaca lisan. Membaca dapat membantu pembaca untuk memahami makna yang tersirat dan yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan di atas, bahwa membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambar tulisannya.

Scroll untuk melihat konten
Tujuan Utama Membaca

Tujuan utama dalam membaca ialah mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Berikut in beberapa tujuan membaca menurut Tarigan (2008: 9-10) adalah:   

  1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh khusus atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh.
  2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita; apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh mengangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Mambaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
  3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
  4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu.
  5. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang dilakukan tokoh atau sebaliknya.
  6. Membaca untuk menemukan begaimana caranya tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, dan utntuk memperbandingkan atau mempertentangkan.



Aspek-Aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Menurut Tarigan (2008: 14) sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu:

  1. Keterampilan mekanis (urutan lebih rendah) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek yang mencakup di dalamnya ialah: Pengenalan bentuk huruf;
    1. Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem atau grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat dan lain-lain);
    2. Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi dan huruf;
  2. Keterampilan pemahaman (urutan lebih tinggi) yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: Kecepatan membaca ke taraf lambat
    1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal);
    2. Memahami signifikasi atau makna;
    3. Evaluasi atau penilaian isi dan bentuk;
    4. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
    5. Jenis-jenis membaca

Menurut Tarigan (2008: 14), jenis-jenis mebaca ada dibagi dua, yaitu:

Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama memahami informasi, pikiran, dan perasaan seseorang pengarang.

Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati, kita harus mempergunakan ingatan visual (visual memory), yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Untuk membaca dalam hati dapat pula dibagi menjadi dua yaitu : membaca ekstensif dan membaca intensif.




Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif merupakan membaca yang dilakukan secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang  sesingkat mungkin. Kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting-penting dalam cepat sehingga dengan demikian membaca secara efesien dapat terlaksana. membaca ekstensif ini meliputi pula:

Membaca Survey

Membaca survey adalah jenis membaca dengan tujuan mengetahui gambaran umum isi serta ruang lingkupdari bahan bacaan yang hendak dibaca.

Membaca Sekilas

Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperlihatkan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat.

Membaca Dangkal

Membaca dangkal pada dasarnya merupakan program kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang dangkal atau tidak terlalu mendalam dari bahan bacaan yang dibaca.

Membaca Intensif

Membaca intensif adalah kegiatan mambaca yang dilakukan secara seksama. Dalam membaca ini, para siswa hanya membaca satu atau beberapa pilihan dari bahan bacaan yang ada. Program membaca intensif merupakan salah satu upaya untuk membutuhkan dan mengasah minat membaca secara kritis. Adapun jenis-jenis dari membaca intensif antara lain membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa.

Membaca Telaah Isi

Membaca telaah isi terbagi lagi menjadi empat bagian antara lain: membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide-ide.



Membaca Telaah Bahasa

Keserasian antara isi dan bahasa sesuatu bahan bacaan mencerminkan keindahan serta kemanunggalannya. Membaca telaah bahasa mencakup pula membaca bahasa dan membaca sastra.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Murjito (2001: 87) menyatakan bahwa pembinaan minat baca adalah serangkaian upaya, sebagai suatu sistem yang meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan program, pengaturan pelaksanaan program, pengendalian pelaksanaan program, serta penilaian terhadap pelaksanaan program penumbuh kembangan minat baca. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan minat baca dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor- faktor internal yang mempengaruhi pembinaan minat baca di dalam perpustakaan, yaitu:

  1. Kurangnya tenaga pengelola perpustakaan
  2. Kurangnya dana pembinaan minat baca
  3. Terbatasnya bahan pustaka
  4. Kurang bervariasinya jenis layanan perpustakaan
  5. Terbatasnya ruangan perpustakaan
  6. Terbatasnya perabot dan peralatan perpustakaan
  7. Kurang sentralnya lokasi perpustakaan
  8. Kurangnya promosi/pemasyarakatan perpustakaan

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pembinaan minat baca antara lain:

  1. Kurangnya partisipasi pihak-pihak yang terkait dengan pembinaan minat baca
  2. Kurang terbina jaringan kerjasama pembinaan minat baca antar perpustakaan
  3. Sektor swasta belum banyak menunjang pembinaan minat baca
  4. Belum semua penerbit berpartisipasi dalam pembinaan minat baca
  5. Belum smua penulis berpartisipasi dalam pembinaan minat baca

Murjito (2001: 87) menyatakan bahwa minat baca adalah suatu kegemaran, kebiasaan, kesenangan untuk melihat – lihat dan melakukan kegiatan membaca dan menyediakan waktu untuk melakukan kegiatan tersebut. Artinya, jika seseorang memiliki minat terhadap membaca buku maka ia akan senantiasa berusaha untuk melakukan kegiatan membaca dengan baik dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan dan terikat dengan dirinya. Secara umum, minat baca masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor:

Ekonomi

Tingkat perekonomian atau pendapatan masyarakat yang relatif masih rendah, sehingga dapat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan utama. Buku bukan sebagai salah satu kebutuhan primer, hanya terpaksa dipenuhi bila kebutuhan sehari – hari mereka telah terpenuhi. Kondisi ekonomi masyarakat  menjadi salah satu faktor yang bertautan langsung dengan minat baca. Bagaimana masyarakat kita mau membaca, sementara terkadang waktu mereka masih tersita untuk mencari sesuap nasi.

Pendidikan

Dimana sistem pendidikan kita yang lebih menekankan pada transfer ilmu pengetahuan dari guru ke murid. Kedudukan guru sebagai sumber utama informasi dan murid sebagai penerima pengetahuan. Guru terkadang masih beranggapan bahwa dia adalah pemeran utama sementara murid hanyalah obyek semata. Padahal sebenarnya tanpa adanya murid, keberadaan guru tidak akan berarti apa – apa dan tanpa keduanya proses pendidikan tidak akan berlangsung.




Ketersedian Bacaan

Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana khususnya perpustakaan dengan buku – buku yang bermutu, bervariasi, menarik, dan memadai.

Pustakawan / Pengelola Informasi

Minimnya jumlah pustakawan sebagai pengelola informasi. Apalagi jika kita melirik perpustakaan – perpustakaan sekolah, dimana sebenarnya dari sinilah seharusnya pembudayaan membaca itu dimulai pada garis formal. Akan tetapi belum banyak kita temukan perpustakaan sekolah dengan koleksi yang memadai dan dikelola oleh sumber daya pustakawan.

Arus Hiburan dan Perkembangan Teknologi

Derasnya pertumbuhan arus hiburan melalui media elektronik seperti televisi serta sedemikian pesatnya pertumbuhan teknologi akan sangat mempengaruhi terhadap minat baca masyarakat. Apalagi jika tidak diimbangi dengan pengawasan dan pembatasan dari orang tua.

Faktor – Faktor yang Mendorong Menumbuhkan Minat Baca

Beberapa faktor yang mendorong menumbuhkan minat baca (Sutarno, 2006: 29), yaitu:

  1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, dan prinsip, pengetahuan, dan informasi.
  2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam.
  3. Keadaan lingkungan yang social yang lebih kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.
  4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual.
  5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.

Faktor – faktor tersebut dapat terpelihara melalui sikap – sikap, bahwa dari tertanam komitmen membaca memperoleh keuntungan ilmu pengethauan, wawasan/pengalaman dan kearifan. Menurut Murjito (2001: 86) minat dapat menjadi daya pendorong atau motivasi bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Dapat disimpulkan minat baca berarti dorongan atau motivasi untuk membaca. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi membaca dibagi menjadi dua, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang, sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi atau tenaga pendorong yang berasal dari luar seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi internal meliputi:

  1. Adanya kebutuhan
  2. Adanya pengetahuan tentang kemajuan diri
  3. Adanya aspirasi atau cita-cita

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekternal adalah:

  1. Hadiah
  2. Hukuman
  3. Persaingan atau kompetisi

Demikian artikel singkat tentang Pengertian dan Aspek-Aspek Membaca semoga dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi anda, dan jika artikel ini dirasa bermanfaat bagi anda, silahkan bagikan/share artikel ini. Terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.