Pengembangan Instrumen Penelitian – Instrumen atau alat ukur merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian. Instrumen penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu suatu penelitian, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan sangat ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan, di samping prosedur pengumpulan data yang ditempuh.
Hal ini mudah dipahami karena instrumen berfungsi mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika instrumen yang digunakan mempunyai kualitas yang memadai dalam arti valid dan reliabel maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau keadaan sesungguhnya di lapangan. Sedang jika kualitas instrumen yang digunakan tidak baik dalam arti mempunyai validitas dan reabilitas yang rendah, maka data yang diperoleh juga tidak valid atau tidak sesuai dengan fakta di lapangan, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang keliru.
Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reabilitas yang memadai. Mengenai validitas dan reabilitas alat ukur dapat dibimbing dan diarahkan dengan pertanyaan-pertanyaan :
- Apakah alat ukur yang digunakan tersebut sudah dapat mengukur apa yang hendak diukur?
- Apakah alat ukur tersebut telah mencakup semua atau sebagian fenomena yang hendak diukur?
- Apakah semua item-item yang ada di dalam instrumen tersebut sudah mampu dipahami oleh semua responden?
- Apakah di dalam item-item tersebut sudah tidak ada kata-kata atau istilah yang ambiguous atau memiliki arti ganda? Pertanyaan-pertanyaan ini yang akan dapat mengecek tetntang validitas dan reliabilitas suatu alat ukur.
Suatu alat ukur atau instrumen dikembangkan untuk menterjemahkan variabel, konsep dan indikator yang dipergunakan dalam mengungkap data suatu penelitian. Semakin suatu variabel, konsep, dan indikator penelitian diukur dengan baik, maka akan semakin baik pula instrumen penelitian tersebut dikembangkan.
1. Validitas Alat Ukur
Alat ukur dikatakan valid (sahih) apabila alat ukur tersebut mampu mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur. Terdapat dua unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip validitas, yaitu kejituan dan ketelitian (Hadi, 1980). Suatu alat ukur dikatakan jitu apabila alat ukur tersebut dapat dipergunakan secara tepat dan jitu mengenai sasaran. Demikian juga alat ukur dikatakan teliti jika alat ukur tersebut mempunyai kemampuan yang cermat untuk dapat memperlihatkan besar kecilnya gejala atau bagian gejala yang hendak diukur. Dalam ilmu-ilmu sosial yang sifatnya lebih abstrak, untuk menentukan gejala secara persis memang sulit dilaksanakan. Oleh karena itu validitas dalam ilmu-ilmu sosial lebih sering berupa pengukuran derajat kedekatan atau mendekati kepada kebenaran dan bukan masalah sama sekali benar atau saam sekali salah.
Pembuatan instrumen atau alat ukur dapat dilakukan dengan acuan validitas konstruk atau validitas kerangka (construct validity) dan validitas isi (content validity). Validitas kerangka, menjabarkan variabel menjadi sub-variabel, indikator, dan indikator atau diskriptor. Untuk menghindari kesalahan penjabaran atau penuangan ke dalam item, maka instrumen tersebut dikonsultasikan ke beberapa ahli yang dipandang memahami variabel yang sedang diteliti dan juga kepada ahli dalam pembuatan instrumen. Proses yang terakhir tersebut merupakan proses validitas isi, atau disebut validitas isi.
2. Reliabilitas Alat Ukur
Alat ukur dikatakan reliable (andal) jika alat ukur tersebut memiliki sifat konstan, stabil atau tepat. Jadi, alat ukur dinyatakan reliable apabila diujicobakan terhadap sekelompok subyek akan tetap sama hasilnya, walaupun dalam waktu yang berbeda, dan/atau jika dikenakan pada lain subyek yang sama karakteristikya hasilnya akan sama juga. Ada beberapa teknik untuk menguji reliabilitas alat ukur. Menurut Hadi (1980) ada tiga teknik yang biasanya digunakan, yaitu (1) teknik ulangan, (2) teknik belah dua, (3) teknik paralel. Dalam teknik ulangan alat ukur yang sama diberikan kepada sejumlah subyek yang sama pada saat yang berbeda, dalam kondisi pengukuran yang relatif sama.
Untuk mengetahui koefisien korelasinya antara skor-skor pada tes pertama dan kedua dikorelasikan. Jika koefisiennya tinggi maka reliabilitas alat ukur tersebut berarti tinggi. Teknik belah dua bagian yang sama, masing-masing sebagai sekumpulan item (tes) tersendiri. Cara yang lazim digunakan untuk membelah suatu tes menjadi dua bagian yang sama adalah dengan jalan mengelompokkan item-item yang bernomor genap menjadi satu bagian dan item-item yang bernomor genap menjadi satu bagian dan item-item yang bernomor gasal menjadi satu bagian yang lain. Metode ini sering juga disebut dengan metode gasal genap (odd even method). Sedangkan koefisien korelasinya.
Demikian ulasan singkat tentang Pengembangan Instrumen Penelitian semoga dapat bermanfaat dan menjadi referensi bagi anda, jika artikel ini dirasa penting bagi anda silahkan bagikan/share artikel ini. terima kasih telah berkunjung.