Scroll untuk baca artikel
Pembelajaran

Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

×

Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas

Sebarkan artikel ini

Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas – Pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengelola kelas akan sangat dipengaruhi oleh pandangan guru tersebut terhadap tingkah laku siswa, karakteristik, watak dan sifat siswa, dan situasi kelas pada waktu seorang siswa melakukan penyimpangan. Beberapa pendekatan yang mungkin dapat dipergunakan adalah pendekatan kekuasaan, pendekatan ancaman, pendekatan kebebasan, pendekatan resep, pendekatan pengajaran, pendekatan perubahan tingkah laku, pendekatan suasana emosi dan hubungan sosial, pendekatan proses kelompok, dan pendekatan electis atau puralistik. (Djamarah dan Zain, 2006: 200).

Pendekatan Kekuasaan

Yaitu pengelolaan kelas yang dilakukan dengan menunjukkan kekuasaan seorang guru terhadap siswa sehingga tindakannya untuk mengatasi penyimpangan tingkah laku dilakukan dengan tekanan-tekanan. Contoh dari pendekatan ini misalnya memerintah, tindakan memarahi, menggunakan kekuasaan orang tua atau kepala sekolah untuk pengelolaan kelas, melakukan tindakan kekerasan atau mendelegasikan kepada salah seorang siswa untuk melakukan penguasaan terhadap kelas. Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada peserta didik untuk menaatinya. Didalamnya ada kekuasaan dalam norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma inilah guru mendekatinya.

Scroll untuk melihat konten
Pendekatan Ancaman

Yaitu kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan dengan melakukan hukuman atau ancaman. Kegiatan ini dapat berupa tindakan guru yang menghukum siswa dengan kekerasan, melarang atau mengusir siswa dari kegiatan tertentu, mengancam siswa bila melakukan sesuatu yang dilarang, menghardik, mencemooh, mentertawakan, menghukum seorang siswa untuk contoh siswa yang lain, atau mungkin memaksa siswa meminta maaf karena perbuatan yang tercela.

Pendekatan Kebebasan

Pengelolaan diartikan sebagai suatu proses untuk membantu peserta didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah menguasahakan semaksimal mungkin kebebasan peserta didik.

Pendekatan Resep

Pendekatan resep ini dilakukan dengan member suatu daftar yang menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi dikelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.



Pendekatan Pengajaran

Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggpan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku peserta didik, dan memecahkan masalahy itu apabila tidak bisa dicegah. Pendekatan ini menganjurkan tingkah laku guru dalam mengajar untuk mencegahdan menghentikan tingkah laku peserta didik yang kurang baik. Peranan guru adalah merencanakan dan mengimplementasikan pelajaran yang baik.

Pendekatan Perubahan Tingkah Laku

Pendekatan ini didasarkan atas pandangan bahwa apabila seorang siswa melakukan tingkah laku yang menyimpang mungkin disebabkan oleh dua hal, yaitu : siswa itu telah mempelajari tingkah laku yang menyimpang itu atau mungkin siswa justru belum mempelajari tingkah laku yang sebaiknya. Oleh sebab itu agar siswa tersebut mengetahui tingkah laku yang ia lakukan, maka setiap tingkah lakunya diikuti dengan konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku tersebut. Konsekuensi itu dibuat oleh seorang guru sebagai cara dalam melakukan pengelolaan kelas.

Pendekatan Suasana Emosi dan Hubungan Sosial

Pendekatan pengelolaan kelas berdasarkan suasana perasaan dan suasana sosial didalam kelas sebagai sekelompok individu cenderung pada pandangan psikologi klinis dan konseling. Menurut pendekatan ini pengelolaan kelas merupakan suatu proses menciptakan iklim atau suasana emosional dan hubungan sosial yang positif, artinya ada hubungan yang baik yang positif antara guru denganpeserta didik, atau antara peserta didik dengan peserta didik.

Pendekatan Proses Kelompok

Pendekatan proses kelompok didasarkan atas dua macam anggapan dasar, yaitu bahwa kegiatan sekolah berlangsung dalam suasana kelompok, yaitu kelompok kelas. Kelompok kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri seperti yang dimiliki oleh sistem sosial, lainnya. Dalam hubungannya dengan kelompok kelas, maka tugas guru dalam mengelola kelas adalah berusaha mengembangkan dan mempertahankan suasana kelompok kelas yang efektif dan produktif. Oleh karenanya guru hendaknya mengembangkan dan mempertahankan kondisi yang menyangkut ciri-ciri kelompok kelas sebagai sistem sosial. Adapun ciri-ciri yang penting dimiliki oleh kelompok kelas sebagai sistem sosial adalah harapan, kepemimimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi dan keeratan (Jaririndu, 2012):

  1. Harapan adalah persepsi pada guru dan siswa berkenaan dengan hubungan mereka.
  2. Kepemimpinan merupakan tingkah laku yang mendorong kelompok bergerak ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan.
  3. Kemenarikan merupakan tingkat hubungan persahabatan diantara anggota kelompok kelas. Tugas guru dalam pengelolaan kelas menjadi berusaha memperlihatkan empati, saling pengertian, sikap mendorong teman, saling menerima dan memberikan kesempatan.
  4. Norma adalah suatu pedoman tentang cara berpikir, merasa dan bertingkah laku yang diakui bersama oleh anggota kelompok.
  5. Komunikasi merupakan wahana yang memungkinkan terjadinya interaksi kelompok yang bermakna dan memungkinkan terjadinya proses kelompok.
  6. Keeratan adalah keeratan rasa kebersamaan yang dimiliki oleh kelompok kelas. Yang mendorong terjadinya keeratan itu adalah adanya minat terhadap tugas-tugas kelompok, saling menyukai dan anggota kelompok merasa dibantu oleh kelompok kelas.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan yang dilakukan oleh seorang guru dalam mengelola kelas sangat dipengaruhi oleh cara guru dalam mengenal tingkah laku, karakterisitik, watak, dan sifat siswa-siswanya ketika siswa-siswa tersebut melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam kelas.




Pendekatan Electis atau Pluralistik

Menurut Eliana (2010: 25) Pendekatan electis ini menekankan pada potensialitas, kreativitas dan inisiatif wali/guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut diatas berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan itu dalam suatu situasi lain mungkin harus mengkombinasikan dua atau ketiga pendekatan tersebut diatas. Pendekatan electis disebut juga pendekatan pluralistik, yaitu pengelolaan kelas yanjg berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi yang memungkinkan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien.

Demikian artikel tentang Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas semoga dapat dijadikan referensi dan bermanfaat bagi anda, silahkan share artikel ini jika dianggap bermanfaat. Terima Kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.