Metode Pemecahan Masalah – Pembaharuan pengajaran sains di sekolah dapat ditempuh dengan mengacu kepada prioritas penekanan permasalahaan yang dihadapi. Terdapat berbagai alternatif pemecahan masalah dalam pengajaran sains, yaitu :
Alternatif yang memberikan penekanan pada konsep-konsep pokok yang dapat diidentifikasi dalam disiplin-disiplin ilmu yang tercakup dalam sains.
Alternatif ini bertolak dari pandangan bahwa bagaimanapun banyaknya informasi yang dapat dikumpulkan dalam sains, semuanya pada dasarnya dikembangkan dari konsep-konsep pokok tertentu yang merupakan kerangka sains. Konsep-konsep inilah yang relatif mempunyai masa berlaku yang cukup lama. Di Amerika Serikat, salah satu proyek pembaharuan pendidikan saind yang berpegang pada alternatif ini adalah COPES (Conceptually Oriented Program in Elementary Science)
Alternatif yang memberikan penekanan pada metode sains sebagai bahan pengajaran di sekolah
Aternatif ini berpedoman pada pandangan bahwa yang paling penting dalam pengajaran sains di sekolah ialah memberi bekal kepada para anak didik untuk belajar sains. Dengan demikian materi seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, menyudun hipotesis, dan lain-lain. Contoh program yang di kembangkan di Amerika Serikat dengan alternatif ini adalah SAPA (Science A Process Approach).
Alternatif yang pempersoalkan apakah sains itu merupakan suatu disiplin ilmu atau kumpulan disipil ilmu
Alternatif ini lebih cenderung untuk melihat sains sebagai suatu disipli integratif atau terpadu, dan bukan sekadar kumpulan disiplin. Maka muncullah
berbagai gagasan dan proyek pembaharuan unutk memperkenalkan pengajaran sains secara terpadu.
berdasarkan kesatuan. Untuk ini dapat digunakan pendekatan selektif terhadap materi menurut topik atau masalah yang dipilih sebagai pokok bahasan. Sedangkan Garnadi Prawirodirdji (1971:3) mengemukakan bahhwa ketrpaduan juga mencakup pendekatannya. Yang dimaksud dengan pendekatan terepadu ialah keterkaitan antara konsep suatu sub disiplin sains dengan disiplin lainnya dan dengan lingkungan kehidupan sehari-hari serta keterkaitan komsep sains dengan teknologi yang sedang berkembang.
Dari kedua pendapat para ahli di atas menyadari bahwa pengajaran sand kurang tepat jika pelaksanaannya masih terkotak-kotak antara sub disiplin sains dengan sub disiplin sains yang lainnya, dan kurang menghubungkannya dengan fenomena yang terjadi dan sedang berkembang di lingkungannya karena kemajuan sains dan teknologi.
Akhirnya, B.L. Young (1982) mengemukakan bahwa keterpaduan berarti memberikan penekanan pada beberapa pendekatan yang meliputi:
- Penekanan pada pembentukan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan hukum-hukum yang fundamental untuk sains secara keseluruhan.
- Penekananan pada proses pembentukan berpikir ilmiah.
- Penekanan pada hubungan dengan hubungan dengahn lingkungan kehidupan sehari-hari dan teknologi.
Alternatif yang relatif lebih masih belum dikembangkan di Indonesia ialah pendidikan sains melalui pendekatan Science Technology Society (STS).
Di Amerika Serikat STS ini telah dikembangkan sejak awal tahun 1980. Eddy M. Hidayat (1988:3 s.d. 6_ mengungkapkan pendapat dari Ruston Roy (1983) tentang STS sebagai perekat menyatukan sains secara bersama-sama. Beliau juga melihat STS sebagai suatu kekuatan yang sedang bergerak dan suatu gagasan yang dapat menyempurnakan atau memperbarui tujuan-tujuan, kurikulum, pengajaran, evaluasi, dan pendidikan guru dalam pendidikan sains dewasa ini. Jadi gerakan STS bertitik tolak pada keinginan untuk meningkatkan keberania orang-orang untuk belajar sains yang benar-benar berarti.
Permasalahan Pelaksanaan Pengajaran Sains di Sekolah
Kegiatan belajar mengajar lebih menekankan kepada belajar bagaimana belajar, perolehan informasi tidak hanya sebagai produk melainkan juga sebagai proses, lebih menekankan keaktifan mental anak didik dalm belajar, pentingnya memanfaatkan sumber belajar antara lain lingkungan sebagai salah satu sumber belajar unutk mengefektifkan kegiatan belajar mengajar, dan pentingnya pemahaman guru baik di tingkat SD, SMP dan SMA tentang penerapan pendekatan keterampilan proses. Dalam kenyataannya kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah ( SD, SMP, dan SMA. Masih terdapat beberapa kesenjangan pelaksanaan pendekatan keterampilan proses antara lain, masih rendahnya tingkat kesiapan guru dalam menerapkan keterampilan proses.
Hal-hal yang berhubungan dengan keterampilan proses yang menjadi masalah dalam pelaksanaan pengajaran sains di sekolah:
Media pendidikan masih kurang atau minim sekali, karena itu seperti alat peraga belum dapat digunakan sepenuhnya untuk membantu kegiatan belajar mengajar.
Dalam kegiatan belajar-mengajar sains (IPA) belum tampak dikaitkan dengan teknologi dalam upaya meningkatkan pemahaman anak didik di bidang sains itu sendiri.
Lingkungan belum dimanfaatkan sebagaimana diharapkan oleh konsep keterampilan proses sains.
Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini diterjemahkan dalm kegiatan belajar mengajar yang sekaligus memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai, seta keterampilan. Para ahli dikalangan pendidikan menyatakan bahwa sains adalah produk atau konsep.
Pendekatan proses mempunyai kebaikan dan keburukan, antara lain:
Kebaikannya :
Anak didik akan berperan secara aktif dalam kegiatan belajarnya
Anak didik mengalami sendiri proses untuk mendapatkan rumusan atau konsep maupun keterangan tentang sesuatu sehingga ia dapat memahaminya.
Memungkinkan anak didik mengembangkan sikap ilmiahnya dan merangsan rasa ingin tahu pada diri anak didik.
Anak didik akan memperoleh pengertian yang dihayatinya benar-benar, karena anak didik sendiri yang menemukan konsep atau generalisasi dari hasil pekerjaannya sendiri.
Pengertian anak didik lebih mantap sehingga memungkinkannya untuk dapat menerapkan kedalam masalah lain yang relevan.
Memungkinkkan anak didik bekerja denga leluasa dan mengurangi keterganutngan kepada orang lain.
Anak didik akan merasa puas dengan hasil penemuannya sebagai salah satu faktor menumbuhkan motivasi intinsik pada diri anak didik.
Melalui pendekatan proses ini, pengembangan ilmu dan perubahan-perubahan konsep yang munkin terjadi mudah diterima.
Anak didik terlatih dalam hal kegiatan yang diperlukan dalm sains, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh para ahli sains.
Memungkinkan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar secara maksimal.
Membiasakan anak didik untuk mengemukakan pendapatnya secara sistematis dan menghargai pendapat orang lain.
Keburukannya :
Pelaksanaan kegiatan ini memerlukan waktu lama dan belum ada jaminan bahwa anak didik akan tetap bersemangat.
Guru harus lebih banyak menyediakan waktu untuk anak didik.
Jumlah anak didik dikelas harus kecil karena setiap individu anak didik memerlukan perhatian guru.
Harus memperhitungkan kesiapan intelektual anak didik sebab akan mempengaruhi hasil penemuannya.
Guru mengalami kesulitan dala menyusun bahan pelajaran yang harus memenuhi bahan yang diperlkan anak didik dan sesuai dengan lingkungan belajar anak didik.
Perencanaan harus benar-benar lebih teliti agar mudah dikerjakan anak didik.
Kurang adanya jaminan bahwa setiap individu anak didik akan sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sulit membuat anak didik turut serta secara merata.
Mengapa Keterampilan Proses
Beberapa alasan mengapa pendekatans keterampilan proses perlu diterapkan dalam kegaitan belajar-mengajar bagi anak didik sebagai berikut :
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat, sehingga guru akan mengaalmi kesulitan jika harus mengajarkan semua fakta dan konsep kepaada anak didik.
Banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan guna meningkatkan pemahaman anak didik. Melalui latihan-latihan yang dibimbing oleh guru.
Memberikan pemahaman kepada anak didik dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mempraktekkan sendiri serta terjun langsung agar materi akan lebih cepat dipahami oleh anak didik.
Merangsang anak didik untuk selalu bertanya, berpikir kritis objektif.
Bagaimana Keterampilan Proses
Langkah-langkah pelaksanaan keterampilan proses sebagai berikut:
Pemanasan. Pemanasan dimulai dengan urun pikiran tentang gambaran mental yang dimiliki tentang pokok bahasan yang dipelajari.
Pengamatan atau observasi berarti penggunaan indera yang diperlkan untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin.
Interprestasi dari Pengamatan: Dilakukan pencatatan ciri khasdari suatu pengamatan objek atau tahap perkembangan. Atau kejadian untuk menghubungkan pengamatan yang satu dengan yang lain.
Peramalan: Pola dan hubungan yang sudah diamti digunakan untuk meramalkan kejadian yang belum diamati.
Aplikasi Konsep: Menggunakan konsep yang dipelajari dalam sitausi yang baru atau menggunakan pengamalan baru sebagaimana timbul dalam upaya menterjemahkan apa adanya.
Perencanaan Penelitian Berpedoman dari pertanyaan apa yang harus dijawab secara jelas
Komunikasi: Komunikasi merupakan suatu proses yang berhubungan erat dengan cara anak didik belajar mengkombinasikan kata objek yang secara esensial harus diperlukan atau dipikirkan.
Demikian postingan singkat tentang Metode Pemecahan Masalah semoga dapat menjadi referensi bagi anda dan berguna bagi anda, jika postingan ini dirasa menarik bagi anda silahkan bagikan postingan ini. Terima kasih telah berkunjung.