Hal-Hal yang Berhubungan dengan Hasil Belajar – Menurut Sardiman hasil belajar itu meliputi :
- Hal ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif)
- Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)
- Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).
Ketiga hasil belajar di atas dalam pengajaran merupakan tiga hal yang secara perencanaan dan programatik terpisah, namun dalam kenyataannya pada diri siswa akan merupakan satu kesatuan yang utuh. Ketiganya itu dalam kegiatan belajar mengajar, masing-masing direncanakan sesuai dengan butir-butir bahan pelajaran. Karena semua itu bermuara kepada anak didik. 7
Unsur-Unsur Hasil Belajar
Nana Sudjana mengemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek hasil belajar.
- Hasil belajar bidang kognitif
- tipe hasil pengetahuan hafalan (Knowledge)
- tipe hasil belajar pemahaman (Comprehention)
- tipe hasil belajar penerapan (Aplikasi)
- tipe hasil belajar analisis
- tipe hasil belajar sintesis.
- tipe hasil belajar evaluasi
- Hasil belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif tingkat tinggi. Hasil belajar bidang afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak memberi tekanan pada bidang kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekela, kebiasaan belajar, dan lain-lain.
- Hasil belajar bidang psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill), kemampuan bertindak individu (seseorang). Seseorang yang telah menguasai tingkat kognitif maka prilaku orang tersebut sudah diramalkan Carl Rogers.8
Tipe Hasil Belajar
Menurut Bloom yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono hasil belajar aspek kognitif terdiri atas 6 tingkatan, yaitu :
- Tipe Hasil Belajar Pengetahuan
Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual disamping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang- undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota dll. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.
Ada beberapa cara untuk dapat mengingat dan menyimpannya dalam ingatan seperti teknik memo, jembatan keledai, mengurutkan kejadian, membuat singkatan yang bermakna. Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar berikutnya. Hafalan menjadi prasarat bagi pemahaman. Hal ini berlaku bagi semua bidang ilmu, baik matematika, pengetahuan alam, ilmu sosial, maupun bahasa. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana menggunakan rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan membuat kalimat.
- Tipe Hasil Belajar Pemahaman
Tipe hasil balajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman.Misalnya menjelaskan susunan kelimat dengan bahasa sendiri, membericontoh lain dari yang telah dicontohkan, menggunakan petunjuk penerapanpada kasus lain. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.
Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, pemahaman mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan merah putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang saklar dll yang sejenis.
Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, menghubungkan pengetahuan tentang konjungsi kata kerja, subjek, dan possesive sehingga tahu menyusun kalimat. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi.
Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi dari suatu kejadian, dapat memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya. Meskipun pemahaman dapat dipilahkan menjadi tiga tingkatan di atas, perlu disadari bahwa menarik garis yang tegas antara ketiganya tidaklah mudah.
Penyusun tes dapat membedakan soal yang susunannya termasuk subkategori tersebut, tetapi tidak perlu berlarut-larut mempersalahkan ketiga perbedaan itu. Sejauh dengan mudah dapat dibedakan antara pemahaman terjemahan, pemanfsiran, dan ekstrapolasi, bedakanlah untuk kepentingan penyususunan soal tes hasil belajar.
- Tipe Hasil Belajar Aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, rumus, hukum, prinsip, generalisasi dan pedoman atau petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Aplikasi yang berulangkali dilakukan pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila terjadi proses pemecahan masalah.
Situasi bersifat lokal dan mungkin pula subjektif sehingga tidak mustahil bahwa sesuatu itu baru bagi banyak orang, tetapi sesuatu yang sudah dikenal bagi beberapa orang tertentu. Mengetengahkan problem baru hendaknya lebih didasarkan atas realitas yang ada di masyarakat atau realitas yang ada di dalam kehidupan siswa sehari-hari.
- Tipe Hasil Belajar Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis merupakan suatu kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe hasil belajar sebelumnya. Dengan kemampuan analisis diharapkan siswa mempunyai pemahaman yang komprehensif tentang sesuatu dan dapat memilah atau memecahnya menjadi bagian-bagian yang terpadu baik dalam hal prosesnya, cara bekerjanya, maupun dalam hal sistematikanya. Bila kecakapan analisis telah dikuasai siswa maka siswa akan dapat mengaplikasikannya pada situasi baru secara kreatif.
- Tipe Hasil Belajar Sintesis
Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir berdasar pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi, dan berpikir analisis dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daipada berpikir devergen. Dalam verpikir konvergen, pemecahan masalah atau jawabannya akan mudah diketahui berdasarkan yang sudah dikenalnya. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Dalam berpikir divergen pemecahan masalah atau jawabannya belum dapat dipastikan.
Mensintesiskan unit-unit tersebar tidak sama dengan mengumpulkannya kedalam satu kelompok besar. Kalau analisis memecah integritas menjadi bagian-bagian, sebaliknya sintesis adalah menyatukan unsur-unsur menjadi suatu integritas yang mempunyai arti. Berpikir sintesis merupakan sarana untuk dapat mengembangkan berpikir kreatif. Seseorang yan kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreatifitas juga beroperasi dengan cara berpikir divergen. Dengan kemampuan sintesis, siswa dimungkinkan untuk menemukan hubungan kausal, urutan tertentu, astraksi dari suatu fenomena dll.
- Tipe Hasil Belajar Evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dll. Oleh karena itu maka dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau stándar tertentu. Dalam tes esai, stándar atau kriteria tersebut muncul dalam bentuk frase ”menurut pendapat saudara” atau “menurut teori tertentu”. Frase yang pertama sukar diuji mutunya, setidak-tidaknya sukar diperbandingkan sebab variasi kriterianya sangat luas.
Frase yang kedua lebih jelas standarnya. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam evaluasi, maka soal-soal yang dibuat harus menyebutkan kriterianya secara eksplisit. Mengembangkan kemampuan evaluasi penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Kemampuan evaluasi memerlukan kemampuan dalam pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis. Artinya tipe hasil belajar evaluasi mensyaratkan dikuasainya tipe hasil belajar sebelumnya.
Gambaran lebih jelasnya tentang penjabaran hasil belajar ranah kognitif (WS. Winkle)9, dapat dilihat sebagai berikut :Kategori jenis Kemampuan internal Kata kerja operasioanal perilaku Contoh 1 2 3 4 Pengetahuan 1 Mengetahui… Misalnya: istilah, aturan, urutan, dan metode 2 Mengidentifikasikan Menyebutkan fakta Menunjukkan Memberikan nama pada Menyusun daftar 3 Siswa akan mampu menyebutkan nama semua sekretaris jenderal PBB, 4 Menggaris bawahi Menjodohkan Memilih Memberikan defenisi Menyatakan sejak saat PBB mulaai berdiri; Siswa akan mampu menulis semua nama propinsi di tanah Indonesia, pada peta pertabasan daerah-daerah propinsi Pemahaman Menerjemahkan Menafsirkan Memperkirakan Menentukan… Misalnya: Metode, prosedur Memahami… Misalnya: Konsep Kaidah Prinsip kaitan antara fakta isi pokok Mengartikan/menginterpres entasikan…. Misalnya: tabel, grafik, dan bagan Menjelaskan Menguraikan Merumuskan Merangkum Mengubah Memberikan contoh tentang Menyadur Meramalkan Menyimpulkan Memperkirakan Menerangkan Mendemonstrasikan Menarik kesimpulan Meringkas Mengembangkan Siswa akan mampu menguraikan, dalam kata- kata sendiri, garis-garis besar dalam naskah bahasa Inggris Siswa akan mampu memperkiraka n jumlah kecelakaan lalu lintas selama 5 membuktikan tahun yang akan datang, berdasarkan data dalam grafik kecelakaan lalu lintas selama 5 tahun yang lalu, kalau situasi lalu lintas tetap sama. 1 2 3 4 Penerapan Memcahkan masalah Membuat bagan dan grafik menggunakan… Misalnya: metode/prosedur, konsep, kaidah, prinsip Mendemonstrasikan Menghitung Menghubungkan Memperhitungkan Membuktikan Menghasilkan Menunjukkan Melengkapi Menyediakan Menyesuaikan Menemukan Siswa akan mampu menghitung jumlah liter cat yang dibutuhkan untuk mencat semua dinding di suatu ruang dan jumlah uang yang harus dikeluarkan. Data mengenai ukuran- ukuran ruang, kuantitas cat yang diperlukan untuk setiap m3 dan harga cat per kaleng @ 2 liter, disajikan. Analisis Mengenali kesalahan Membedakan… Misalnya: fakta, interprestasi, data diri, dan kesimpulan Menganalisis… Misalnya: struktur dasar, bagian-bagian, dan hubungan antara Memisahkan Menerima Menyisihkan Menghubungkan Memilih Membandingkan Mempertantangkan Membagi Membuat diagram skema Menunjukkan hubungan antara Membagi Siswa akan mampu menempatkan suatu kumpulan bunga berjumlah 20 kuntum dalam empat kategori, menurut pilhannya sendiri. Sintesis 1 Menghasilkan… Misalnya : klasifikasi, karangan, kerangka teoretis Menyusun… 2 Mengkategorikan Mengkombinasikan Mengarang Menciptakan 3 Siswa akan mampu memberikan uraian lisan 4 Misalnya : rencana, skema, program kerja Mendesain Mengatur Menyusun kembali Merangkaikan Menghubungkan Menyimpulkan Merancangkan Membuat pola tentang perlunya penataran P4, dengan berpegang pada suatu kerangka yang mengandung pembuktian, inti, ringkasan pembahasan dan kesimpulan. Evaluasi Menilai berdasarkan norma internal… Misalnya: hasil karya seni, mutu karangan, mutu pekerjaan, mutu ceramah, program penataran Menilai berdasarkan norma eksternal…. Misalnya: hasil karya seni, mutu karangan, mutu pekerjaan, mutu ceramah, program penataran Mempertimbangkan… Memperbandingkan Menyimpulkan Mengkritik Mengevaluasi Membuktikan Memberikan argumentasi Menafsirkan Membahas Menaksir Memilih antara Menguraikan Membedakan Mahasiswa FIP akan mampu mengadakan evaluasi tertulis, terhadap contoh-contoh perumusan TIK yang diberikan dalam 1) sampai dengan 5) di atas, Misalnya: baik buruknya pro-kontrranya dan untung ruginya Melukiskan Mendukung Menyokong Menolak erdasarkan kriteria yang berlaku bagi perumusan TIK yang baik, sebagaimana dibahas dalam bagian A bab ini. Karangan berjumlah maksimal 2 halaman folia bergaris dan minimal 1,5 halaman.
Daftar Pustaka
7 Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Hal 29
8 Nana Sudjana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2005. hlm.54
9 WS. Winkle, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta: Media Abadi), 2005, hlm. 280-281
Demikian artikel singkat tentang Hal-Hal yang Berhubungan dengan Hasil Belajar semoga dapat menjadi referensi bagi anda dan jika artikel ini bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share artikel ini. terima kasih telah berkunjung