Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
PembelajaranPendidikan

Pengertian Kesulitan Belajar

×

Pengertian Kesulitan Belajar

Sebarkan artikel ini

Pengertian Kesulitan Belajar – Menurut Ahmadi dan Supriyono dalam buku Psikologi belajar, (2013: 77) mengatakan bahwa “dalam keadaan dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut kesulitan belajar”. Sedangkan menurut Djamarah (2011: 235), kesulitan belajar adalah “suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar”.

Dengan kata lain kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk memperoleh hasil belajar.

Scroll untuk melihat konten

Hambatan-hambatan yang timbul itu mungkin disadari dan mungkin tidak disadari oleh orang yang mengalaminya dan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis ataupun fisiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Murid yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami hambatan dalam proses mencapai hasil belajarnya, sehingga prestasi yang dicapainya berada di bawah yang seharusnya atau kemampuannya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditegaskan oleh peneliti bahwa kesulitan belajar adalah kesulitan yang dialami oleh seseorang dalam proses pembelajaran yang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar terjadi karena adanya ancaman, hambatan-hambatan dan gangguan dalam belajar. Kesulitan belajar terjadi karena kesukaran mendapat perubahan tingkah laku (siswa yang bandel atau nakal).

Kesulitan belajar terjadi karena hambatan-hambatan dalam usaha memperoleh hasil belajar, seperti siswa yang malas belajar serta tingkat IQ rendah. Kemudian hambatanhambatan tersebut bisa disadari dan bisa tidak disadari oleh orang yang mengalaminya, hal ini biasanya terjadi pada anak yang mengalami depresi atau tekanan yang disebabkan ada masalah pribadi dalam keluarga.

Hambatan-hambatan tersebut dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis. Hambatan-hambatan tersebut menyebabkan siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, sehingga prestasi yang diperoleh berada dibawah yang seharusnya/
kemampuannya.

Menurut Djamarah (2011: 234-235), kesulitan belajar yang dirasakan oleh anak didik bermacam-macam, yang dapat dikelompokan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut :

  1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar terdapat adanya kesulitan yang berat dan sedang.
  2. Dilihat dari mata pelajaran yang dipelajari, ada yang sebagian mata pelajaran dan ada yang sifatnya sementara.
  3. Dilihat dari sifat kesulitannya, ada yang sifatnya menetap dan ada yang sifatnya sementara.
  4. Dilihat dari segi faktor penyebabnya, ada yang karena faktor intelegensi dan ada yang disebabkan karena faktor non-intelegensi

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.

Gejala-gejala Kesulitan Belajar

Menurut Ahmadi (1978), dari berbagai sebab kesulitan belajar tersebut, maka timbullah kesulitan belajar yang ditandai dengan sikap dan tingkah laku sebagai berikut :

  1. Hasil belajar rendah, dibawa rata-rata kelas
  2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan
  3. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, suka menentang, dusta dan sebagainya.
  4. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan (suka mengganggu, mengisolir diri, tak mau mencatat dan sebagainya).
  5. Menunjukkan gejala emosional diri yang tidak wajar (mudah tersinggung, melamun, pemarah dan sebagainya)

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa seseorang (siswa) yang mengalami kesulitan belajar dapat dilihat dari tujuan yang akan dicapai dalam mata pelajaran tertentu memperlihatkan hasil atau nilai yang diperolehnya berada dibawah rata-rata nilai yang diperoleh kelompoknya, selalu memerlukan waktu yang relatif lama dbandingkan dengan teman-temannya menyelesaikan tugas-tugasnya dan kepribadian atau tingkah laku yang menyimpang.

Kriteria Kesulitan Belajar

Berdasarkan gelaja-gejala saja belum dapat dipastikan apakah siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak. Maka dari itu untuk menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar diperlukan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dimaksud adalah :

Tujuan pendidikan

Dalam keseluruhan sistem pendidian, tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting, karena akan memberikan arah proses kegiatan pendidikan. Segenap kegiatan pendidikan atau kegiatan pembelajaran diarahkan guna mencapai tujuan pembelajaran.

Siswa yang dapat mencapai target tujuan-tujuan tersebut dapat dianggap siswa yang berhasil. Sedangkan, apabila siswa tidak mampu mencapai tujuan-tujuan tersebut dapat daikatakan mengalami kesulitan belajar. Untuk menandai mereka yang mendapat hambatan pencapaian tujuan pembelajaran, maka sebelum proses belajar dimulai, tujuan harus dirumuskan secara jelas dan operasional.

Kedudukan dalam kelompok

Kedudukan siswa dalam kelompoknya akan menjadi ukuran dalam pencapaian hasil belajar. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila memperoleh prestasi belajar di bawah prestasi ratarata kelompok secara keseluruhan.

Dengan demikian, nilai yang dicapai seorang akan memberikan arti yang lebih jelas setelah dibandingkan dengan prestasi yang lain dalam kelompoknya, dengan norma ini, guru akan dapat menandai siswa-siswa yang diperkirakan mendapat kesulitan belajar, yaitu siswa yang mendapat prestasi di bawah prestasi kelompok secara keseluruhan.

Kemampuan

Seorang siswa dapat mengalami kesulitan belajar apabila ia tidak dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tingkat kemampuan atau kecerdasan yang dimilikinya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Syah (dalam Djamarah, 2011: 235), mengatakan bahwa “faktor-faktor anak didik meliputi gangguan atau kekurangan mampuan psiko-fisik anak didik”, yakni :

  1. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi anak didik
  2. Yang bersifat efektif (ranah rasa), antara lain seperti apabila emosi dan sikap.
  3. Yang bersifat psikomotori (ranah karsa), antara lain terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga), “sehubugan dengan itu, maka dapat dikatakan siswa yang pandai pun dapat mengalami kesulitan belajar jika prestasi belajarnya hanya sama dengan prestasi rata-rata kelasnya.
Kepribadian

Tujuan pendidikan disekolah tidak hanya sekedar berharap terbentuknya siswa-siswa yang cakap dan cerdas, melainkan juga membentuk siswa yang memiliki kepribadian yang utuh, moral yang tinggi dan mamiliki prilaku sosial yang baik. Hasil belajar yang dicapai oleh seseorang akan tercerminkan dalam seluruh kepribadiannya.

Setiap proses belajar akan menghasilkan perubahanperubahan dalam aspek kepribadian. Siswa yang berhasil dalam belajar akan menunjukkan pola-pola kepribadian tertentu, sesuai dengan tujuan yang tujuan pembelajaran telah ditetapkan.

Siswa dikatan mengalami kesulitan belajar, apabila menunjukkan pola-pola perilaku atau kepribadian yang menyimpang dari seharusnya, seperti acuh tak acuh, melalikan tugas, sering membolos, menentang, isolated, motivasi lemah, emosi yang tidak seimbang dan sebagainya (Hidayat) dalam Saporoh (2004). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepribadian, moral yang tinggi dan prilaku sosial yang baik sangat menunjang siswa dalam prestasi belajarnya.

Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Banyak sudah para ahli mengemukakan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dengan sudut pandang yang berbeda sesuai dengan cara pandang mereka masing-masing. Ada yang meninjaunya dari sudut intern anak didik dan ekstern anak didik.

Menurut Djamarah (2011: 235-236) melihat kesulitan belajar dari dua aspek, yaitu dari sudut intern dan ekstern. Menurut faktor-faktor anak didik meliputi gangguan atau kekurangan psiko-fisik anak didik, yakni sebagai berikut :

Faktor intern meliputi:
  1. Yang sifatnya kognitif (ranah cipta), antara lain rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi
  2. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap
  3. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga)
Faktor ekstern meliputi:
  1. Lingkungan keluarga, misalnya ketidakharmonisan dalam rumah tangga dan kehidupan ekonomi keluarga.
  2. Lingkungan perkampungan/masyarakat, misalnya daerah kumuh dan teman sebaya atau sepermainan yang nakal.
  3. Lingkungan sekolah, misalnya kondisi sarana prasarana sekolah yang tidak memadai atau berkualitas rendah serta letak sekolah yang dekat dengan pasar sehingga terjadi kebisingan dan mengganggu proses belajar mengajar disekolah.

Faktor penyebab kesulitan belajar menurut Ahmadi dan Supriyono (2013: 78-79) sebagai berikut ;
Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi: Faktor fisiologi dan Faktor psikologi

Faktor ekstern (faktor yang berasal dari luar manusia) meliputi: Faktor-faktor non sosial dan Faktor-faktor sosial.

Adapun faktor-faktor tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

Faktor-faktor yang berasal dari luar diri manusia, disebut faktor yang terbagi dua kelompok yaitu :

  1. Faktor non sosial atau faktor lingkungan yaitu faktor yang tidak saja berhubungan dengan manusia. Sebagai contoh sesuatu berkenaan dengan :
  2. Tempat belajar kurang tenang, penerangan yang kurang memadai, lingkungan kurang bersih, ventilasi kurang baik dapat membuat suasana belajar kurang nyaman.
  3. Alat pembelajaran yang kurang lengkap, seperti buku paket IPS, gambar-gambar para pahlawan.
  4. Waktu belajar yang tidak teratur dan tidak terencana, sehingga menimbulkan kejenuhan, kelelahan dan terganggunya proses pembelajaran.

Faktor-faktor sosial, yaitu faktor ada hubungan dengan sesama manusia yang meliputi :

Keluarga Keadaan keluarga dapat menjadi penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa, seperti :

  1. Sikap orangtua yang terlalu banyak membebani anak dengan tugas-tugas rumah membuat anak lemah semangat dalam belajar. Perhatian yang kurang, anak kurang mendapat dorongan untuk berprestasi, lepas kasih. Larangan orangtua tidak sesuai dengan kemampuan anak juga dapat menyebabkan kesulitan belajar, karena anak terbebani.
  2. Suasana rumah yang selalu ramai, gaduh dan kacau, hubungan keluarga yang kurang akrab sehingga suasana rumah menjadi tidak nayaman, hal ini akan menyebabkan anak tidak dapat belajar dengan tenang dirumahnya sendiri.
  3. Kondisi sosial-ekonomi sangat mempengaruhi anak dalam belajar, karena ekonomi yang kurang memadai dapat menyebabkan lemah semangat belajarnya terutama kurang terpenuhinya kebutuhan belajar siswa.
Sekolah
  1. Interaksi guru dan murid Hubungan guru-murid yang kurang akrab, dapat menyebabkan siswa malu dan enggan dalam bertanya sehingga kurang semangat dalam proses pembelajaran.
  2. Alat/media yang kurang memadai, alat pengajaran kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang kurang baik, hal ini menyebabkan siswa mereka-reka dan binggung.
  3. Guru kadang kala merasa tenganggu, karena mengajar yang lebih dari dua mata pelajaran.
  4. Hubungan antara siswa Suasana yang kurang harmonis diantara siswa, dan suasana kelas yang kurang akrab seperti adanya group atau kelompok yang saling bersaing secara tidak sehat atau sama lain, hal ini sangat menghambat dalam proses belajar mengajar.
  5. Perpustakaan kurang berfungsi Perpustakaaan kurang berfungsi dan kurang memadai, misalnya buku-buku kurang lengkap, pelayanannya kurang memuaskan, tata ruangan kurang nyaman.
  6. Suasana sekolah yang kurang menyenangkan suasana bising karena kelas lain sering kosong, kelas bau karena letak kelas dibelakang WC siswa menyebabkan sulit bernafas.
  7. Bimbingan dan konseling tidak berfungsi dengan baik.
  8. Waktu sekolah dan disiplin yang kurang waktu belajar yang sering terganggu bahkan ditiadakan, karena kegiatan-kegiatan selalu diadakan pada hari sabtu serta ketidakdisiplinan siswa, seperti lamban mengerjakan tugas, lonceng sudah berbunyi tetapi siswa masih berkeliaran dikantin dan tidak segera masuk kelas, hal ini merupakan fenomena yang merugikan kegiatan pembelajaran di sekolah.
Masyarakat

Unsur-unsur masyarakat dapat menyebabkan timbulnya kesulitan belajar pada siswa. Suasana belajar dilingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi perkembangan siswa, misalnya bila lingkungan rajin belajar akan mendorong siswa untuk rajin belajar.

Teman bergaul mempengarunhi kepribadian dan sosialisasi siswa, namun tidak jarang lingkungan dan teman bergaul membawa pengaruh yang negatif dan hal ini akan menjadi penghambat belajar bagi siswa.

Demikian artikel singkat tentang Pengertian Kesulitan Belajar semoga dapat menjadi referensi bagi anda, jika artikel ini dirasa bermanfaat bagi anda silahkan bagikan/share artikel ini. Terima kasih telah berkunjung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.